Minggu, 12 Mei 2019

Pertanyaan Tanpa Akhir




Zaman serba rempong gini memang sering bikin hati panas kalau didengerin. Banyak omongan-omongan yang unfaedah yang mengusik ketentraman hati. Selalu saja ada yang dikomentari ini lah itu lah seperti petasan yang meletup tanpa jeda. Seperti gambar di atas, bisa kita lihat dilihat, apapun yang dilakukan selalu salah di mata orang lain. Ibarat kata maju kena mundur kena, selalu serba salah. Mendengarkan komentar orang lain bakal bikin kuping panas, solusi terbaiknya adalah berpura-pura tuli dengan komentar unfaedah mereka.

Saat ada yang bilang, "Kok, kamu jelek?" jawab saja dengan santai, "Untung aku jelek, jadi enggak banyak cowok yang mendekatiku. Coba bayangkan kalau wajahku cantik, tentu banyak mata cowok nakal yang memandangiku. Selain itu mereka akan membuatku repot karena harus menolak satu persatu cowok yang menyatakan cinta. Enggak mungkin, kan, semua cowok itu dipilih jadi kekasih atau pasangan hidup. Bisa-bisa bakal terjadi perang dunia ketiga.

Kalau ada yang bilang," Kok belum nikah juga. Betah lama-lama ngejomblo, ya?" jawabnya santai aja, ya.Enggak perlu ngegas. Bilang aja Allah lagi mempersiapkan insan terbaik buat kita. Lagian dengan ngejomblo kita enggak perlu repot-repot mikirin besok mau masak apa ya buat suami.  Atau cukup enggak sih uang segini untuk beli keperluan selama sebulan? Mungkin masih banyak lagi hal yang menyenangkan menjadi seorang jomblo. Kita masih bebas melalukan apapun seorang diri, termasuk menekuni hoby yang menyenangkan.

Nah, ini terkadang pertanyaan yang bikin bete, "Capek-capek jadi sarjana, kok, malah jadi ibu rumah tangga?" Memangnya seorang sarjana enggak boleh jadi ibu rumah tangga? Aturan dari mana, tuh. Bukannya semakin tinggi pendidikan seorang ibu, maka semakin bagus agar kelak dapat mendidik anak-anaknya. Bukankah ibu adalah madrasah pertama buat anak-anaknya.  So enggak ada salahnya seorang sarjana memilih mengabdi untuk rumah tangganya dari pada mengabdi untuk perusahaan.

Mungkin masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan unfaedah yang bila kita layani bisa kuping pekak, yang apabila dibahas satu-satu bakal memakan ruang dan waktu yang teramat panjang. Intinya, apapun kondisi kita saat ini, selalu ada hal yang patut disyukuri, apapun itu.

#Day(8)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

1 komentar:

  1. Hehehe selalu tanggapan manusia. Bahkan yg terlihat sukses pun tetap ada aja tanggapannya. 😁

    BalasHapus