Jumat, 04 Oktober 2019

Tidak Perlu Tobat! Kiamat Masih Lama.



Masih terekam jelas di ingatan kala burung-burung mengepakkan sayapnya meninggalkan daratan hijau yang mulai terbelah. Gedung-gedung pencakar langit pun seolah ikut ambuk tersedot ke dalam kubangan tanah. Sungguh pemandangan mengerikan yang menjadi maha karya Tuhan kala merenggut dunia dan seisinya. Perkara ini tak sanggup dibayangkan apalagi dirasakan oleh makhluk kecil seperti Pak Sumanto yang sedang duduk di pekarangan rumahnya.

"Lagi ngapain, Pak? Tumben bengong sendirian," sapa Bu Lastri, istri Pak Sumanto.

"Cuma lagi ngebayangin sesuatu, Buk," balasnya masih menatap langit bertabur bintang.

"Awas aja kalau berani ngebayangin Juminten, pembantu Pak Sopar itu." kata Bu Lastri galak.

"Ibu ini ngawur. Bapak cuma lagi ngebayangin film Kiamat 2012 kemarin yang sempat viral itu loh, Buk. Bukan si Juminten janda bahenol itu."

"Siapa tau gitu, Pak. Namanya juga lelaki." Bu Lastri mendekati suaminya lalu duduk lesehan di sampingnya. "Emang kenapa sama film itu, Pak?"

"Cuma ngebayangin gimana kalau kiamat sungguhan. Pasti bakal lebih mengerikan lagi. Gunung meletus, tanah terbelah dua, lautan berguncang dan membuncahkan seluruh isinya. Pada hari itu manusia lari ke sana ke mari mencari tempat yang aman. Tapi sayang,  di sudut manapun dan tepi apapun jua tidak ada tempat yang aman yang luput dari pandangan Tuhan. Bukannya mengerikan kalau misal Ibu lagi kondangan terus tiba-tiba terjadi kiamat. Susah loh Buk lari-lari pake kebaya."

"Duh si Bapak jangan nakut-nakutin gitu, dong. Ibu kan jadi takut, lagian kiamat juga masih lama."

"Nah, ini dia," kata Pak Sumanto bersemangat membuat Bu Lastri yang duduk di sampingnya terpekik kaget.

"Jangan ngagetin dong, Pak."

"Masa gitu aja kaget."

"Namanya juga kaget. Lagian kenapa Bapak semangat gitu."

"Gini Buk, seminggu yang lalu, Bapak juga denger Pak Hairuddin ngomong kayak Ibu barusan. Kata beliau ngapain tobat sekarang, toh kiamat masih lama," kenang Pak Sumanto mengingat pertemuannya dengan Pak Hairuddin yang saat itu juga ikut acara pelantikan Kepala Desa.

Pak Hairuddin yang memang tergolong anggota Dewan, sengaja berhadir untuk menyaksikan acara pelantikan Kepala Desa tempat tinggalnya. Lelaki berjas hitam itu dengan angkuh mengatakan bahwa dirinya enggan bertobat saat salah satu rekannya bertanya tentang uang suap yang ia terima.


  • Ngapain tobat sekarang, toh kiamat masih lama


Kira-kira begitulah kata-kata yang sempat tertangkap oleh gendang telinga Pak Sumanto.

"Tapi Ibu tau apa yang terjadi sama Pak Hairuddin sekarang?"

Bu Lastri menggeleng kuat. Dari pancaran matanya bisa dipastikan Bu Lastri sedang cemas dan was-was.

"Memang beliau kenapa, Pak?

"Selang dua hari Bapak ketemu beliau, beliau dikabarkan meninggal dunia. Beliau ditemukan tewas di sebuah hotel bintang lima bersama seorang wanita. Dari desas-desus yang Bapak dengar, Pak Hairuddin tewas seusai pesta sabu dengan cewek yang katanya pelakor. Entah itu benar atau tidak masih diselidiki oleh polisi," jelas Pak Sumanto.

"Naudzubillah min dzalik, Bapak jangan ngedoain Ibu dong."

"Lah, yang ngedoain ibu siapa? Wong Bapak cuma cerita kalau Pak Hairuddin meninggal dunia."

"Tapi kan omongan Ibu tadi mirip omongan beliau sebelum meninggal. Ibu takut, Pak," rengek Bu Lastri bergelayut manja di lengan suaminya.

"Hahaha ... Ibu ini ada-ada aja. Urusan mati itu udah diatur Tuhan, Buk. Nggak perlu takut, semuanya pasti bakal ngerasain."

"Iya, Pak. Wajar aja kan kalau takut."

"Yah, namanya juga manusia, wajarlah kalau takut. Setidaknya sebelum mati kita bertaubat dulu, jangan nunggu kiamat baru tobat. Nah, kalau kematian yang duluan menjemput gimana?"

"Ya nggak sempat, Pak."

"Nah, itu Ibu tau. Yuk kita masuk. Bapak dari tadi digigitan nyamuk terus," ajak Pak Sumanto kemudian berdiri.

"Enak mana digigit nyamuk sama digigit Ibu, Pak."

Pak Sumanto diam beberapa detik lalu berkata, "Kayaknya lebih enak digigit Juminten."

"BAPAKKK!!" teriak Bu Lastri mendengar jawaban Pak Sumanto yang kini sedang berlari kencang memasuki rumah sambil terbahak-bahak.

***

Sabtu, 22 Juni 2019

Qorun di Zaman Milenial

"Lebih mudah bersabar di waktu sempit ketimbang bersabar di waktu lapang"





Sabar, kata yang sangat mudah diucap lisan, namun susah diresap hati. Banyak insan yang mengata sabar, namun perilaku tak mencerminkan kata sabar. Sabar berbuah pahala yang tiada terhingga, ibarat lautan yang tak kering walau ditimba puluhan kali. Begitulah sabar, sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh insan yang telah dipilih-Nya.

Waktu sempit, saat tak ada pundi-pundi uang yang cukup di genggaman, kita mampu bersabar untuk bertahan. Tidak membelanjakannya bila tidak mendesak. Dan tidak pula membelanjakannya untuk hal-hal unfaedah dan tak bermanfaat. Kita puas hanya dengan yang dimiliki sekarang dan tak berangan-angan lebih dengan kata seandainya dan seandainya. Meskipun ingin gadget yang canggih, mobil yang mewah ataupun pakaian yang indah, kita selalu mampu bertahan untuk tidak membelinya karena memang tak ada kesanggupan untuk membeli.  Namun saat kelapangan datang dan harta melimpah ruah, masihkah kita sanggup bertahan untuk tidak membelinya? Mencukupi rasa dahaga akan kemewahan dunia? Jawabnya mungkin tidak! Hati yang lemah dengan kelapangan, membuat kita menurunkan waspada terhadap kesabaran. Kita terbuai untuk membeli barang-barang unfaedah dan tak bermanfaat. Toh, uang kita banyak, untuk apa ditahan. Selanjutnya bakal banyak barang-barang memenuhi ruangan rumah yang sebagian besar tidak kita perlukan demi memenuhi hasrat dalam diri. Tanpa sadar kita telah melakukan pemborosan yang mendekatkan diri kepada syaiton.

Bersabar memang hal yang sulit apalagi dikipasi oleh napsu yang datangnya dari syaiton. Kelapangan menjadi bukti nyata melemahkan iman bila kita tak mampu mengelolanya. Masih ingatkah kita dengan Qorun, pria miskin yang taat beribadah. Dia selalu beribadah kepada tuhan-Nya siang dan malam. Tak pernah lelah dan putus asa sampai Allah Swt mengabulkan segala doanya dan menjadi sosok kaya di kota itu pada masanya. Qorun, pria miskin yang taat beribadah, kini terlihat jarang beribadah dan meminta kepada tuhan-Nya seperti dahulu sebelum harta mendatanginya. Kini dia disibukkan dengan emas dan harta, dan lupa pada Allah yang menganugerahkan semua kepadanya. Dengan harta, dirinya berkuasa dan merasa lebih hebat hingga mengaku menjadi tuhan. Lihat, betapa kelapangan dan harta mampu membuat seseorang menjadi buta. Sabar kini tiada arti lagi bagi mereka-mereka yang lupa.



Lantas apakah kita bernah perfikir, bahwa kita adalah salah satu jelmaan Qorun di zaman milenial, zaman yang tak lepas dari teknologi canggih dan gadget? Sebelum datangnya gadget yang canggih, kita tidak pernah berprilaku ria dan sombong dengan menampilkan harta dan kelapangan pada khalayak ramai melalui sosial media karena pada zaman itu kita belum mengenal istilah sosmed, dan gadget yang digunakan pun hanya sebatas kirim SMS dan sambungan selular. Saat itu Kita mampu bersabar dalam keterbatasan. Namun setelah gadget dan sosmed menjadi virus dalam setiap sendi darah kita, kita menjadi lupa untuk bersabar. Kesombongan dan sifat ria nampak pada setiap status dan foto yang kita upload di sosmed. Tak jarang pula aurat yang biasanya kita tutup, kini terpajang bebas bagai lukisan indah yang menjadi candu mata bagi yang melihatnya. Sadar atau tidak sadar, kita melakukannya. Sabar pun serasa menguap dan terbang entah kemana. Seandainya kita sabar, lapang ataupun sempit, kita tetaplah kita. Tak mudah untuk tergoda dan tetap istiqomah di jalan-Nya. Ini bukan celaan, hanya mengingatkan bagi diri kita, kita dan kita.

Minggu, 02 Juni 2019

Me & 30 Day Writing Challenge



Tidak semua orang menyukai tantangan. Namun dengan adanya tantangan mampu memacu adrenalin dan semangat untuk menggapai sesuatu yang kita inginkan. Sama halnya dengan kehidupan apabila tidak ada tandangan pasti hidup akan terasa hambar dan membosankan, bukan? Nah, kali ini pun saya mengalami tantangan yang serupa dalam bidang kepenulisan. Seseorang yang belum saya kenal di instagram tiba-tiba memposting info 30 hari tantangan menulis selama bulan ramadhan, yang entah mengapa membuat saya tertarik untuk mengikutinya.

Dengan niat coba-coba, saya pun ikut bergabung dengan group WA kepenulisan yang beliau gawangi. Peserta yang kini sah menjadi anggota kurang lebih 77 orang termasuk adminnya sendiri yaitu mbak Yusni Agus Safitri. Beliaulah yang mencetuskan ide menulis artikel, cerpen, goresan pena atau curhat sekalipun selama 30 hari di bulan ramadhan yang mana bakal diposting di blog atau instagram masing-masing peserta. Awalnya saya ragu untuk mengikuti group tersebut dan tidak yakin dengan diri sendiri apakah mampu untuk melaksanakan tantangan tersebut atau tidak, mengingat selama ini saya tidak pernah mampu mengikuti tantangan di group kepenulisa.   Bagi saya membuat tulisan dengan tema berbeda-beda setiap hari selama 30 hari bukanlah perkara yang muda. Dengan niat setengah matang saya mencoba bertahan dan mengikuti arus waktu yang kian berputar.

Sampai pada hari H, hari di mana setiap peserta diminta membuat tulisan dan mempostingnya di blog, saya merasa kian meragu. Meski demikian saya paksa tubuh dan pikiran untuk menulis, yang kemudian lahirlah tulisan pertama berjudul “Menyambut Ramadhan dengan Surah Al-Fath”. Mungkin karena kebiasaan orang rumah menyambut ramadhan dengan Surah Al-Fath, ide tersebut muncul untuk segera direalisasikan. Berbekal niat yang maju mundur akhirnya hari pertama telah selesai saya penuhi.

Hari kedua tantangan saya tidak mempunyai ide apa-apa, semuanya terasa buram dan kacau. Mencoba merefresh otak, saya kemudian menjelajah sosial media dengan niat mencari ide yang mungkin bisa dijadikan inspirasi tulisan di hari kedua. Perlahan-lahan saya membaca chat peserta lain yang masuk. Mereka begitu antusias menyambut tantangan ini berbeda sekali dengan saya yang kian hari kian meragu. Akhirnya saya pun ikut berdiskusi tentang apa-apa saja kira-kira tema yang bisa diambil. Waktu itu, kalau tidak salah mbak Dira Arin mengusulkan untuk mengambil tema yang ada di lingkungan sehari-hari. Saya pun kemudian berpikir, hidup saya yang monoton tentu tidak ada hal menarik yang bisa dijadikan ide untuk sebuah tulisan. Saya menyerah untuk mengambil tema yang berhubungan dengan lingkungan yang ada di sekitar kehidupan saya dan mencoba memikirkan tema lain.

Hari kedua masih belum ada tanda-tanda tulisan bakal kelar. Selepas sahur, tiba-iba ide datang. Dengan berbekal kitab fikih kelas 3 Awwaliyah yang baru saja saya pelajari, saya pun mengambil tema berkaitan dengan hal-hal yang membatalkan puasa. Tulisan itu berhasil selesai setelah pukul 7 pagi yang kemudian saya posting di blog. Saya lihat list pengirim pun telah banyak dan saya mendapat urutan nomor belas-belasan.  Antusias mereka dalam menulis sungguh luar biasa, membuat saya ikut terpacu agar dapat mensejajarkan langkah dengan mereka.

Hari berikutnya ide mengalir dengan lancar, sebagian terinspirasi dari tulisan-tulisan peserta lain dan tidak jarang pula murni muncul dari pemikiran sendiri. Biasanya saya mencuri-curi waktu kosong di tempat kerja ketika pekerjaan telah usai untuk menulis barang satu atau dua paragraf. Tulisan tersebut tidak lantas lancar jaya, terkadang mengalir dan terkadang pula sendat di tengah jalan yang nantinya mesti saya rampungkan kembali di rumah. Tulisan itu kembali saya rampungkan ketika sahur menjelang. Seusai sahur, saya menulis kata demi kata hingga paragraph menjelma di layar handphone yang kusam.

Begitulah yang terjadi pada hari-hari berikutnya. Bahkan yang paling parah, ide itu muncul di waktu sholat tarawih. Kata orang, benda apapun yang kita lupakan bakal teringat ketika sholat dan hal itu juga terjadi pada saya. Saat saya terlambat sholat isya berjamaah, saya memutuskan untuk sholat masbuk. Seharusnya pada waktu imam salam yang kedua, saya berdiri dan melengkapi rakaat yang tertinggal. Bukannya berdiri, saya malah mengikuti imam salam karena pikiran yang melantur memikirkan ide-ide tulisan yang muncul silih berganti. Menyadari kesalahan yang saya perbuat, saya kemudian kembali sholat isya karena sholat yang pertama tidaklah sah.

Begitu banyak hal yang saya dapat dari 30 Day Writing Challenge, salah satunya teman baru dan pengetahuan-pengetahuan baru dari beberapa tulisan mereka. Melalui 30 Day Writing Challenge, saya mampu membuktikan bahwa saya bisa menulis secara konsisten apabila saya berusaha bersungguh-sungguh. Selama ini bagi saya menulis hanyalah rangkaian kata yang mewakili imajinasi yang bebas tanpa tekanan namun arti menulis sebenarnya tidaklah sedangkal itu. Masih banyak rahasia menulis yang tidak mampu dijabarkan oleh tulisan sederhana ini. Semoga dengan mengikuti tantangan 30 Day Writing Challenge, saya mampu konsisten menulis dan menghasilkan karya yang lebih banyak dan bermanfaat bagi orang lain.




#Day(30)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Larangan Memperjual Belikan Darah Dalam Islam



Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari dua bagian, yaitu cairan yang disebut plasma dan sel darah. Darah secara keseluruhan kira-kira seperduabelas dari badan atau kira-kira lima liter.

Darah merupakan jaringan cair yang ada di dalam tubuh makhluk hidup yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma dan sel darah. Secara keseluruhan darah mengisi seperdua belas di dalam tubuh atau kira-kira lima liter. Luka akibat kecelakaan dapat menyebabkan keluarnya cairan darah di dalam tubuh sehingga mengakibatkan volumenya ikut berkurang. Kekurangan volume darah di dalam tubuh makhluk hidup khususnya manusia dapat mengakibatkan metabolisme di dalam tubuh terganggu bahkan ada yang meregang nyawa apabila kekurangan darah yang berlebihan. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukanlah transfusi darah.

Transfusi darah ialah memasukkan darah orang lain ke dalam pembuluh darah orang yang memerlukan tambahan darah dengan tujuan untuk menyelamatkan jiwa seseorang. Menurut Asy-Syekh Husnain Muhammad Makhluuf “Transfusi darah adalah memanfaatkan darah manusia, dengan cara memindahkannya dari (tubuh) orang yang sehat kepada orang yang membutuhkannya, untuk mempertahankan hidupnya.

Darah yang dibutuhkan untuk transfusi dapat dilakukan secara langsung bisa pula melalui suatu lembaga seperti Palang Merah Remaja (PMI) atau Bank Darah. Lantas bagaimana proses transfusi darah melalui lembaga seperti PMI atau Bank Darah? Biasanya PMI atau Bank darah menyediakan kantung darah yang dihargai dengan rupiah bagi orang-orang yang memerlukannya. Dari sana timbullah suatu pertanyaan, bagaimana hukum jual beli darah tersebut di dalam islam. Padahal dapat kita ketahui bahwa darah merupakan benda najis yang haram untuk dimakan dan diperjualbelikan. Namun bagaimana dengan permasalahan seperti ini. Apakah termasuk dalam jual beli yang diharamkan?

“Rasulullah S.A.W. pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya mengharamkan memperjualbelikan khamr, bangkai, babi, dan berhala.” Lalu Rasul ditanya para sahabat, “Bagaimana (orang Yahudi) yang memanfaatkan minyak bangkai; mereka pergunakan untuk memperbaiki kapal dan mereka gunakan untuk menyalakan lampu? Rasul menjawab, “Semoga Allah melaknat orang Yahudi, diharamkan Minyak (lemak) bangkai bagi mereka, mereka memperjualbelikannya dan memakan (hasil) harganya.”

Dari hadist di atas dapat kita ketahui bahwa rasulullah melarang memperjual belikan benda najis, termasuk darah. Menurut hukum asalnya menjual darah adalah haram. Namun para ulama sepakat bahwa memperjualbelikan barang najis yang memiliki manfaat bagi manusia diperbolehkan seperti menjual belikan kotoran hewan untuk keperluan pupuk.

Menurut Mazhab Iman Hanafi dan Dzahiri, Islam memperbolehkan jual beli barang najis yang memiliki manfaat yang besar bagi manusia seperti jual beli kotoran hewan untuk pupuk. Dengan hukum tersebut maka dapat diqiyaskan bahwa jual beli darah dalam rangka menolong jiwa seseorang diperbolehkan karena memiliki manfaat yang besar.  Dasar yang diambil dalam diperbolehkannya jual beli darah diambil dari hadist yang berbunyi :
“bahwa pada prinsipnya segala sesuatu itu boleh (mubah), kecuali ada dalil yang mengharamkanya”.


Berbeda dengan pendapat Imam Syafi’ie bahwa islam mengharamkan jual beli benda najis termasuk darah meskipun memiliki manfaat yang besar bagi manusia. Hal ini sesuai dengan Q. S Al-Maidah ayat 3 dan H.R Ahmad dan Abu Daud yang berbunyi :

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai darah, daging babi (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah”. (QS. Al-Maidah ayat 3).

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah jika mengharamkan sesuatu, maka mengharamkan juga harganya”. (HR. Ahmad dan Abu Daud).

Dari perbedaan kedua pendapat di atas maka jual beli darah dikatagorikan tidak etis dan tidak pantas. Meskipun di dalam hukum islam transfusi darah halal dilaksanakan dan diperbolehkan, namun alangkah baiknya tidak dilakukan jual beli atas darah tersebut. Kecuali pemungutan uang terhadap darah tersebut untuk sekedar biaya administrasi karena darah memerlukan perawatan (pemeliharaan) sebelum dipergunakan untuk proses transfusi.


Wallahu A’lam

#Day(29)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Sabtu, 01 Juni 2019

Khasiat Dzikir Sebelum Tidur



Tidak jarang manusia merasakan lelah, letih dan capek selepas melakukan aktivitas di siang hari. Istirahat dan tidur cukup tidak lantas menjamin tubuh sehat bugar selepas bangun tidur. Ada kalanya vitamin dan obat suplemen menjadi sasaran agar tubuh fit kembali dalam beraktivitas. Hal ini tentu telah banyak dilakukan orang-orang khususnya pekerja berat yang selalu mengandalkan otot ketika bekerja. Lantas bagaimana dengan ibu rumah tangga yang pekerjaannya hampir 24 jam? Tentu banyak menguras energi sehingga tak jarang para ibu rumah tangga mengalami kelelahan dan kejenuhan dalam melakukan aktivitasnya. Belum lagi dampak buruk dari mengkonsumsi obat-obatan penghilang lelah atau pun suplemen, sudah pasti akan berdampak buruk pada kesehatan, solusi satu-satunya meminta suami untuk mencarikan seorang pembantu yang ikut serta memelihara dan membereskan pekerjaan rumah.

Bagaimana kalau keluarga yang tidak mampu untuk membayar pembantu? Pasti akan mengalami kesulitan yang sangat besar, bukan? Pasrah mungkin adalah satu-satunya solusi bagi mereka. Ternyata masalah seperti ini tidak hanya terjadi di masa sekarang saja. Di masa rasulullah pun pernah terjadi ketika Sayyidina Ali, menantu rasulullah sekaligus suami dari Sayyidatina Fatimah mendatangi rasulullah untuk meminta seorang pembantu karena Sayyidatina Fatimah kelelahan mengurus rumah seorang diri. Saat itu Sayyidina Ali dan Sayyidatina Fatimah berkunjung ke rumah Rasulullah untuk meminta seorang pembantu agar dapat meringankan pekerjaan Sayyidatina Fatimah di rumah. Namun apa yang rasulullah lakukan? Beliau tidak memberikan seorang pembantu kepada Sayyidina Ali melainkan menyuruh mereka berdua agar mengamalkan membaca tasbih, tahmid dan takbir sebelum tidur, sesuai dengan sabda beliau yang berbunyi :

أَلاَ أَدُلُّكُمَا عَلَى مَا هُوَ خَيْرٌ لَكُمَا مِنْ خَادِمٍ؟ إِذَا أَوَيْتُمَا إِلَى فِرَاشِكُمَا، أَوْ أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا، فَكَبِّرَا ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ، وَسَبِّحَا ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ، وَاحْمَدَا ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ، فَهَذَا خَيْرٌ لَكُمَا مِنْ خَادِمٍ

“Maukah kalian berdua aku tunjukkan kepada sesuatu yang lebih baik dari seorang pembantu? Jika kalian hendak tidur, ucapkanlah takbir 33 kali, tasbih 33 kali, dan tahmid 33 kali. Hal itu lebih baik dari seorang pembantu.”

Dalam riwayat lain disebutkan, “Ucapan tasbih 34 kali.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Ucapan takbir 34 kali.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 5361 dan Muslim, no. 2728]

Dari hadist di atas dapat diketahui bahwa dengan mengamalkan membaca tasbih, tahmid dan takbir sebelum tidur Insya Allah semua rasa lelah, letih dan capek yang menggelatuti tubuh akan hilang selepas bangun tidur. Tubuh akan terasa segar dan kembali bersemangat. Selain itu tasbih, tahmid dan takbir merupakan sebaik-baik bacaan dzikir.

Hikmah dari cerita di atas mengajarkan kita untuk bersifat juhud dan sederhana karena dengan adanya pembantu kita telah melakukan pemborosan terhadap biaya rumah tangga, padahal seorang diri pun masih bisa dilakukan. Selain itu melayani suami dan melakukan pekerjaan rumah tangga merupakan perbuatan mulia dan mendulang banyak sekali pahala yang mampu mengantarkan ke surga, jadi sekecil apapun lelah yang dirasa pasti dibalas Allah dengan pahala. Semoga kita dapat mengamalkannya dan menjadi orang-orang yang bertaqwa.

#Day(28)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Jumat, 31 Mei 2019

Amalan Agar Terhindar dari Siksa Api Neraka



Ide ini tercetus kala melihat salah satu postingan teman facebook yang memuat foto salah satu ulama Kalimantan Selatan, yaitu Tuan Guru K.H Akhmad Bakeri yang juga dikenal sebagai guru gambut. Di dalam postingan tersebut ada kata-kata yang bikin saya mangut-mangut membenarkan. Kata-kata itu berbunyi seperti ini "Orang lain lebih senang mengerjakan amalan-amalan agar masuk surga, tetapi saya lebih senang mengerjakan amalan-amalan agar tidak masuk neraka. Orang yang tidak masuk neraka sudah pasti bakal masuk surga, tetapi orang yang masuk surga bisa jadi masuk neraka terlebih dahulu baru masuk surga."

Subhanallah, kata-kata beliau bikin hati saya bergetar. Tidak dapat dipungkiri dalam setiap doa kita selalu meminta untuk dimasukkan ke dalam surga-Nya, namun tidak kita disadari bahwa Allah banyak memiliki cara agar kita bisa menghuni surga-Nya kelak. Entah itu mampir sebentar ke dalam neraka baru ke surga, ataupula waktu dibangkitkan di padang mahsyar langsung melesat bak panah ke dalam surga, dan bisa juga menunggu antrian perhitungan terlebih dahulu baru memasuki surga-Nya. Allah punya kuasa, dan Dia bisa saja menghendaki hambanya masuk surga dengan cara apapun.

Bagaimana seandainya waktu kit berdoa meminta dimasukkan ke dalam surga ternyata dikasih Allah mampir ke neraka dulu baru ke surga? Toh, pada akhirnya sama-sama masuk surga, kan? Untuk itu saat berdoa juga perlu diperjelas, misal "minta dimasukkan ke surga tanpa hisab" otomatis apabila dikabulkan Allah, maka kita tidak perlu menunggu perhitungan amal yang katanya memakan waktu ratusan tahun untuk memasuki surga. Enggak kebayang, kan, harus menunggu sampai ratusan tahun.

Nah terkait perkataan Tuan Guru KH. Ahmad Bakeri tentang mengerjakan amalan agar terhindar dari masuk neraka, inilah amalan yang penulis dapat dari berbagai sumber yang kiranya dapat kita kerjakan agar terhindar dari masuk neraka  sambil tetap berharap agar dimasukkan ke dalam surga-Nya yang paling tinggi. Apa aja sih amalannya? Yuk cek di bawah ini.



Melakukan sholat sunah 4 rakaat sebelum Dzuhur dan 4 rakaat setelahnya
Umm Habibah istri Nabi (Sallalahu ‘alayhi wa salam) : Dia mendengar Rasulullah (Sallahu’ alayhi wa salam) mengatakan: “Siapa pun yang memelihara empat rakaat sebelum dzuhur dan empat setelahnya, Allah membuat dia dilarang untuk Api.” [Sunan At-Tirmidzi 428, kelas: Sahih (otentik)]

Melakukan Puasa Sehari
Nabi (Sallalahu ‘alayhi wa salam) mengatakan: “Barangsiapa yang berpuasa sehari di jalan Allah, maka Allah akan memindahkan wajahnya menjauh dari neraka dengan jarak tujuh puluh tahun.” [Sahih Bukhari, Muslim]

Berdoa agar dihindarkan dari siksa neraka dan agar dimasukkan ke dalam surga
Nabi (Sallalahu ‘alaihi wa salam) berkata: “Siapa pun yang meminta kepada Allah surga tiga kali, surga akan berkata: Ya Allah, mengakui dia ke dalam surga. mencari perlindungan dari api neraka tiga kali, Api neraka akan berkata: Ya Allah, selamatkan dia dari api neraka. ” [Sunan At-Tirmidzi 2572].

Dalam sebuah hadist yang berasal dari Al Harist bin Muslim Attamimi, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda kepadanya,“Apabila kamu telah selesai shalat subuh maka ucapkanlah sebelum berbicara: “Ya Allah, lindungilah aku dari api neraka (Allahumma ajirni minannar) sebanyak 7 kali; karena sesungguhnya jika kamu meninggal pada harimu itu niscaya Allah menulis bagimu perlindungan dari api neraka. Dan apabila kamu selesai shalat maghrib maka ucapkanlah sebelum berbicara: “Ya Allah, lindungilah aku dari api neraka (Allahumma ajirni minannar) sebanyak 7 kali; karena sesungguhnya jika kamu meninggal pada malammu itu niscaya Allah menulis bagimu perlindungan dari api neraka.”

Berperang dalam jihad
Abu Huraira melaporkan Rasululah bersabda : “Siapa pun yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya, menetapkan shalat, dan puasa bulan Ramadhan akan memiliki hak atas Allah bahwa ia akan masuk ke surga apakah ia berjuang di jalan Allah atau tetap tinggal di tanah tempat ia dilahirkan.” [Sa hih Bukhari 2790]

Memiliki perilaku yang baik
Rasulullah bersabda: “Tidakkah aku tidak memberitahumu untuk siapa api neraka dilarang? Setiap orang berperilaku baik, sopan, dan ringan, maka akan selamat dari api neraka” [Sunan At-Tirmidzi 2488, Grade: Hasan]

Bersedekah dan Berkata Baik
Menurut Ady Ibn Hatim (semoga Allah senang dengan dia), Rasulullah bersabda: “Jagalah dirimu dari neraka bahkan dengan setengah dari kurma dalam amal. Jika dia tidak dapat menemukannya, maka dengan kata yang baik.” [Sahih Bukhari 1417 dan Sahih Muslim 1016]

Menangis karena takut kepada Allah
Dikisahkan bahwa Abu Hurairah (ra dengan dia) berkata: Utusan Allah, Rasulullah bersabda :  “Orang yang menangis karena takut kepada Allah tidak akan masuk Neraka sampai susu kembali ke kambing, dan debu yang dihasilkan (saat berperang) demi Allah dan asap Neraka tidak akan pernah hidup berdampingan.” [Jami ‘at-Tirmidzi 1633]

Mentauhidkan Allah Subhanahu wa ta’ala dan menjauhkan diri dari kesyirikan
Dari Muadz bin Jabal, beliau berkata, “Suatu saat saya dibonceng Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam di atas keledai. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, ‘Wahai Muadz.’ Saya menjawab, ‘Aku selalu menyambutmu.’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan hal itu tiga kali (dan saya jawab tiga kali juga). Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, ‘Tahukah engkau apa hak Allah Subhanahu wata’ala atas para hamba?’ Saya menjawab, ‘Tidak.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, ‘Hak Allah Subhanahu wata’ala atas para hamba adalah mereka mengibadahi-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.’ Kemudian beliau berjalan beberapa saat, dan berkata, ‘Wahai Mu’adz.’ Dijawab, ‘Aku selalu menyambutmu.’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, ‘Tahukah kamu, apa hak mereka atas Allah Subhanahu wata’ala apabila mereka melakukannya? Allah Subhanahu wata’ala tidak akan mengazab mereka’.” (HR. al-Bukhari no. 6267).

Memperbanyak istighfar
“Katakanlah, ‘Wahai para hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allâh mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.’ ” (QS. Az-Zumar:53)

Bersabar dan mendidik dengan baik apabila dikaruniai anak perempuan
“Barang siapa memiliki tiga anak perempuan, kemudian dia bersabar atas mereka, memberikan makan, minum, dan pakaian untuk mereka dari usahanya, sungguh mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka pada hari kiamat.” (HR. Ibnu Majah dari hadits ‘Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah).

Menjaga shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluan, dan taat pada suami (bagi perempuan)
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban, dihasankan Al Albani dalam Shahih At Targhib no.1931).

Berdzikir
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa di pagi hari atau sore hari mengucapkan, “Allahumma inni ashbantu Usyhiduka wa usyhidu himlata ‘arsyika wa malaikataka wajami’a kholkika annaka antallahu laa ilaaha illa anta wahdaka la syarikalak wa anna muhammadan abduka wa rasuuluka (Artinya: Ya Allah sesungguhnya aku memulai pagi hari dengan bersaksi kepadamu, bersaksi kepada yang memikul Arsy-Mu, kepada malaikat-malaikat-Mu dan semua mahluk-Mu bahwa Engkau tiada Tuhan selain-Mu, hanya engkau satu-satunya, tiada sekutu bagi-Mu), niscaya Allah akan membebaskan seperempatnya dari neraka. Barangsiapa mengucapkannya dua kali maka Allah akan membebaskan setengahnya dari neraka. Barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali maka Allah akan bebaskan tigaperempatnya dari neraka. Dan barangsiapa mengucapkannya empat kali maka Allah akan membebaskannya dari neraka." (HR Abu Dawud).

Waallahu a'lam



Sumber Referensi :
https://googleweblight.com/i?u=https://nulis.babe.news/baca/0ef0dd/baca-zikir-ini-4-kali-niscaya-allah-swt-bebaskan-dari-api-neraka/&grqid=cjb_p6BB&s=1&hl=id-ID&geid=1053

https://googleweblight.com/i?u=https://muslimah.or.id/9965-agar-wanita-terhindar-dari-api-neraka.html&hl=id-ID

http://googleweblight.com/i?u=http://asysyariah.com/amalan-amalan-perisai-api-neraka/&hl=id-ID

https://googleweblight.com/i?u=http://www.kabarmakkah.com/2016/04/baca-doa-pendek-ini-rasul-janjikan-umatnya-terlindung-dari-siksa-api-neraka.html&grqid=cjb_p6BB&s=1&hl=id-ID&geid=1053



#Day(27)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Kamis, 30 Mei 2019

Maraknya CURANMOR Menjelang Lebaran




Beberapa hari lagi kita akan meninggalkan bulan ramadhan dan menyambut hari lebaran. Lebaran yang penuh suka cita dan kegembiraan membawa kita kembali fitrah. Alangkah indahnya kebersamaan di hari lebaran, namun terkadang banyak hal yang mengotori hari lebaran yang seharusnya menjadi hari kebahagiaan yang penuh keampunan dan kemaafan menjadi hari yang menyedihkan dan penuh duka cita.

Salah satu yang marak terjadi menjelang hari lebaran adalah kasus-kasus kejahatan yang mulai bermunculan seperti kasus penipuan, pencurian, dan juga perampokan. Namun yang kerap kali kita temui di masyarakat adalah kasus pencurian motor atau yang disingkat dengan curanmor.  Curanmor tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa saja, bahkan anak remaja pun mampu melakukan kejahatan seperti ini karena mudahnya bagi pelaku untuk menemukan objek curiannya.

Kasus pencurian motor ini banyak dilatar belakangi oleh faktor-faktor tertentu, diantara faktor yang melatar belakanginya yaitu  :

Faktor Intelegencia
Intelegencia adalah kecerdasan seseorang. Tingkat kecerdasan yang rendah cenderung berfikiran pendek dan tidak memikirkan apa akibat yang terjadi atas perbuatannya. Hal ini mendorong seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan rendah lebih mudah melakukan kejahatan ketimbang orang yang memiliki kecerdasan yang lebih tinggi karena mereka memiliki pemikiran yang lebih jauh.

Faktor Usia
Faktor usia adalah faktor yang paling penting dalam sebuah penyebab terjadinya kejahatan. Hal ini sejalan dengan faktor psikologis seseorang. Remaja yang memiliki darah muda menggebu-gebu lebih mudah terperangaruh untuk melakukan tindak kejahatan daripada orang yang lebih dewasa.

Faktor Kelamin
Adanya perbedaan jenis kelamin, mengkibatkan pula terjadinya perbedaan tidak hanya dalam segi kuantitasnya kejahatan akan tetapi juga segi kualitas kejahatannya. Biasanya laki-laki lebih cenderung melakukan tindak kejahatan dari yang kecil sampai yang paling sulit dibanding dengan perempuan yang memiliki rasa takut yang lebih tinggi.

Faktor Ekonomi
Salah satu teori dan yang paling banyak dianut orang adalah bahwa kejahatan timbul karena kemiskinan. Akibat faktor eknomi yang sulit sering mendorong seseorang untuk melakukan tindak kejahatan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan ini merupakan faktor yang paling dasar mengapa seseorang melakukan tindak kejahatan.

Faktor Pendidikan
Pendidikan yang rendah merupakan faktor yang juga kerap kali melatar belakangi suatu tindak kejahatan walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa seseorang yang memiliki pendidikan tinggi untuk melakukan kejahatan. Kejahatan seseorang dengan pendidikan tinggi kadang jauh lebih cantik dan terstruktur dibandingkan orang-orang berpendidikan rendah yang melakukan tindak kejahatan.

Upaya pencegahan tindak pencurian moror dapat kita mulai dari diri sendiri dengan mengamankan kendaraan dengan fungsi alat pengamannya dan meletakkannya di tempat yang aman dari pencurian. Kalau bukan kita yang mencegah, siapa lagi?


#Day(26)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Rabu, 29 Mei 2019

Pengalaman Ramadhan "Mendadak Rezeki"





Matahari nampak bersembunyi di balik awan kelabu. Rintik hujan mulai membasahi bumi. Aku dan keponakanku sedikit berjalan cepat menuju sebuah warung kecil yang berjejer di samping masjid. Sesampainya di warung, kami mengambil tempat duduk di depan bibi penjual yang dipisah oleh sebuah meja berisi beraneka macam makanan ringan.

“Bi, tes es 2,” pesanku kepada bibi penjual yang kira-kira berusia lima puluh tahun lebih. Tubuhnya sedikit lebih gemuk di banding bibi penjual warung sebelah.

“Bentar ya, Nak,” balas si bibi kepadaku lalu segera mengambil dua buah gelas besar untuk membuat teh es.

“Kamu mau makan apa, bakso atau mi ayam?” Aku bertanya kepada keponakanku yang asik bermain dengan ponselnya.

“Mi ayam kayaknya enak,” balasnya tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel.

Aku beranjak dari tempat duduk dan mendekat ke warung penjual mi ayam yang ada di sebelah kiri. Warung itu tampak sibuk karena ada beberapa pembeli yang memesan. Memang di cuaca yang lumayan dingin membuat perut lebih cepat merasa lapar dibanding cuaca yang panas.

“Pak, mi ayam dua porsi,” kataku tepat di samping penjual mi ayam yang sedang memasukkan sawi ke dalam mangkuk. “Antar ke sebelah, ya,” lanjutku.

“Ok, neng,” balas si penjual mengacungkan jempolnya, dan aku pun kembali duduk di warung teh es, di samping keponakanku.

Tak berapa lama pesanan kami datang. Dua gelas teh es dan dua mangkuk mi ayam tersaji di atas meja. Kami pun menikmatinya sambil sesekali ngobrol tentang apa saja. Saat sedang asik mengunyah mi ayam, seorang ibu muda datang dengan menggendong anaknya yang masih berumur sekitar 3 tahun.

“Bi, saya beli susu dua botol, air mineral satu botol dan cemilan ini,” pinta ibu muda itu kepada bibi penjual sambil menunjuk beberapa camilan yang ingin dibelinya.

Dengan sigap si bibi penjual meletakkan 2 botol susu dan 1 botol air mineral di atas meja, di dekatku. Si ibu muda nampak kewalahan memasukkan camilan yang dibelinya ke dalam kantung plastik karena sedang menggendong anaknya. Entah kenapa tiba-tiba saja tanganku bergerak mengambil camilan dan susu botol yang berserakan di atas meja ke dalam kantung plastik hitam yang diberikan bibi penjual kepada ibu muda tersebut. Ibu muda tersebut menoleh kepadaku dan menatap heran, mungkin dalam hati dia mengira aku sedang mengambil belanjaannya. Ibu muda itu hanya diam memperhatikan sampai aku selesai memasukkan semuanya ke dalam kantung plastik. Setelah rampung, kantung plastik tersebut kuserahkan kepadanya.

Ibu muda itu menerima kantung yang kuserahkan dan tersenyum. “Terima kasih ya, Dek,” ucapnya sungguh-sungguh. Kemudian ia menyerahkan uang lima puluh ribu kepada si penjual.

“Totalnya tiga puluh lima ribu,” kata si penjual menerima uang itu.

“Kembaliannya untuk bayar makanan mereka saja.” Ibu muda itu menoleh kepadaku.

“Enggak usah, Bu,” tolakku halus. “Kami sudah membayarnya,” lanjutku.

“Enggak apa-apa, dek. Terima saja,” ujar Ibu muda itu kemudian melangkah meninggalkan warung.

Aku hanya bengong menatap kepergiannya. Sungguh aku melakukannya memang karena aku ingin, tidak ada maksud apa-apa. Tidak diberi imbalan pun tak mengapa. Akan tetapi ibu muda itu telah pergi menjauh.

“Kembaliannya buat bibi saja.” Aku berucap.

“Jangan,” tolak bibi penjual. “Ini rezeki kalian, tidak boleh ditolak,” katanya lagi. Bibi penjual pun memberikan uang kembalian tersebut kepadaku.

“Terima kasih, Bi,” ucapku kemudian beranjak dari warung setelah kami selesai makan. Rezeki memang tidak pernah bisa ditebak. Dia datang tidak disangka dan pergi juga bisa tidak terduga, dan hari ini aku mendadak dapat rezeki dari orang yang tak kukenal sama sekali.




#Day(25)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Selasa, 28 Mei 2019

Salah Siapa? Mertua or Menantu



Sewaktu membaca postingan mbak Dira Arin alias mama Indri tentang orang ketiga dalam rumah tangga, tiba-tiba saya teringat dengan kejadian beberapa waktu lalu. Hari itu, tepatnya hari jum'at siang, seorang wanita mengenakan daster lusuh dengan menggendong seorang anak perempuan datang mendekat. Wanita itu nampak kelelahan dengan bulir peluh yang membanjiri wajahnya.

Ia mendekat ke depan toko yang ada di samping rumah, lalu berkata, "Mbak, saya numpang duduk, ya." Wanita itu duduk di bangku yang tersedia di teras rumah. Masih tampak di wajahnya rona merah karena sengatan matahari yang begitu terik.

Kami yang penasaran, pun, mencoba bertanya, "Dari mana, mbak? Kayaknya kelelahan banget," ujar keponakanku mewakili kami bertanya.

"Saya dari Banjarbaru, mbak. Mau ke Tunggul Irang," sebut wanita itu pada salah satu nama kampung yang ada di kota Martapura sambil menyeka peluh dan mulai mengipasi anaknya dengan tangan.

"Owh..." Kami membeo serempak.

"Saya berangkat dari Banjarbaru tadi jam 8 pagi, Mbak. Cuma jalan kaki," lanjut wanita itu.

Saya tercengang. "Jalan kaki dari kota Banjarbaru ke kota Martapura? Astaga! Nekat banget wanita ini," pikir saya. Meskipun Jarak tempuh dari kota Banjabaru ke kota Martapura tidak terlalu jauh hanya sekitar  9.9 km atau kurang lebih 15 menit menggunakan kendaraan roda dua, tetap saja terasa jauh apabila berjalan kaki, belum lagi di siang bolong seperti ini, di saat para lelaki tengah melaksanakan sholat jumat.

"Kenapa jalan kaki?" tanya seorang pelanggan yang kebetulan lagi ada di toko.

"Saya barusan kabur dari rumah, Bu. Saya enggak punya uang buat naik angkot."

"Ada masalah apa sampai kabur dari rumah?" Si ibu pelanggan kembali bertanya.

"Saya berantem sama mertua. Kemudian saya diusir dari rumah. Pergi dari rumah saya enggak bawa apa-apa," tuturnya sedih. "Jadi sekarang saya mau ke tempat kakak saya."

"Suami kamu tau?"

Wanita itu menggeleng. "Dia lagi kerja, Bu. Enggak tau apa-apa."

"Minta jemput aja mbak sama saudaranya. Kasian anaknya kepanasan."

"Saya enggak punya handphone, Bu."

"Berapa nomornya, Mbak? Biar saya coba bantu hubungi," tawar keponakan saya.

"Saya enggak hapal, mbak."

Kami terdiam. Sungguh memprihatinkan sekali cerita wanita itu, namun kami tidak bisa berbuat apa-apa. Bisa saja, sih, menawarkan bantuan untuk mengantarkan wanita itu ke rumah saudaranya, namun apa benar yang dia katakan. Bagaimana kalau wanita itu cuma berbohong dan ketika diberikan bantuan dia malah menipu atau tidak merampok sewaktu mengantarnya di jalan. Bukannya kami berprasangka buruk, zaman seperti sekarang ini sangat sulit untuk mempercayai orang, apalagi orang yang tidak dikenal. Bukankah kasus perampokan, begal dan penipuan sudah sering terjadi? Lebih baik mencegah daripada menyesal di belakang, bukan?

Akhirnya wanita itu kembali berjalan setelah kami beri minuman dari toko dan selembar uang untuk ongkos perjalanan.  Sungguh kasihan wanita itu. Entah siapa yang salah dalam pertengkaran yang tengah terjadi. Dari ceritanya, kami tidak bisa menyimpulkan pokok permasalahan yang sebenarnya. Apakah dia yang memulai atau mertuanya? Tiada yang tau kecuali mereka.



#Day(24)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Senin, 27 Mei 2019

Hukum Menggunakan GO PAY dan OVO dalam Bertransaksi



Hari ini lagi-lagi saya menggunakan ojek online sebagai sarana bepergian. Meski terkadang menggunakan angkot, saya kerap kali juga mengunakan ojek online, saking seringnya menggunakan jasa tersebut bahkan ada beberapa pengemudi yang mengingat saya.

Ojol alias ojek online yang saya gunakan  biasanya dari Grab dan Go Jek. Keduanya memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Yang mana keduanya saling melengkapi untuk kebutuhan hidup dan transportasi bagi konsumen atau pelanggan kedua aplikasi tersebut.

Pembayaran jasa Grab dan Go Jek menggunakan 2 pilihan. Yang pertama menggunakan OVO untuk Grab dan GO PAY untuk Go Jek serta dengan uang tunai.  Awal menggunakan Go Jek dan Grab saya selalu melakukan pembayaran tunai karena memudahkan proses akadnya baik itu untuk transpotrasi maupun pemesanan makanan. Namun seiringnya waktu para pengemudi mengusulkan saya untuk menggunakan OVO atau GO PAY dalam transaksi pembayaran. Kata mereka sih, penggunaan OVO atau GO PAY memudahkan konsumen dan juga jauh lebih murah dari pada melakukan transaksi menggunakan uang tunai.

Usul tersebut tak lantas membuat saya berpaling dari pembayaran uang tunai karena saya belum tau bagaimana hukum penggunaan OVO atau GO PAY tersebut apakah halal dalam hukum islam atau tidak dan saya masih ragu akan hal itu. Dan tadi, iseng-iseng saya tanyai salah satu pengemudi ojol yang mengangantarkan saya mengenai penggunaan GO PAY. Mereka bilang, saya hanya perlu membayar uangnya terlebih dahulu baik itu melalui pengemudi ataupun melalui bank serta ALFA MART.

Saya pikir awalnya uang tersebut akan ditukarkan menjadi koin kemudian koin tersebutlah yang menjadi alat transaksi. Ternyata pemikiran saya salah. Saya cukup membayar uang terlebih dahulu kemudian dipotong sesuai pembayaran transportasi ataupun pemesanan makanan. Istilah lainnya seperti menabung dibank kemudian dipotong uangnya apabila melakukan transfer ke rekening lain untuk sebuah pembayaran.

Setelah mendengarkan penjelasan  si pengemudi saya pun merasa lega sebab hal tersebut diperbolehkan dalam islam untuk sebuah transaksi. Selama pembayaran masih berupa uang, maka hal tersebut tidak menjadi masalah. Akad pun masih bisa dilakukan ketika pesanan sampai di tempat pelanggan ataupun di tempat tujuan pelanggan apabila menggunakan jasa transportasi. Mulai sekarang saya pun tidak ragu untuk menggunakan OVO ataupun GO PAY.

Waallahu a'lam


#Day(23)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Minggu, 26 Mei 2019

Prediksi Turunnya Lailatul Qadar Menurut Imam Al Ghazali




Menindaklanjuti postingan terdahulu tentang Malam Seribu Bulan di Kota Martapura, kali ini saya bakal membahas prediksi jatuhnya lailatul qadar. Kita tau lailatul qadar merupakan malam keberkahan yang lebih baik dari seribu bulan yang biasanya jatuh pada 10 malam terakhir bulan ramadhan, namun kita tidak mengetahui secara pasti kapan itu. Bisa saja malam 21 atau mungkin 26 bahkan juga bisa jadi malam ke-30 dan hal itu tidak menutup kemungkinan. Lantas bagaimana kita mengetahui kapan pastinya malam tersebut terjadi. Menurut riwayat Rasulallah yang diambil dari Tagar News ciri-ciri lailatul qadar ada lima, yang pertama udara dan suasana pagi nampak tenang. Yang kedua matahari cerah tetapi tidak panas. Yang ketiga udara terasa tenang. Yang keempat bulan terlihat separoh dan yang kelima turun pada tanggal ganjil di 10 terakhir bulan ramadhan.

Apabila kita telah menemui ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, maka dapat dipastikan bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar.


“Carilah lailatul qadar pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan ramadhan.” (HR. Bukhari no.2017)

Kedua hadist di atas mempertegas bahwa lailatul qadar turun di malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan. Lantas kapan hari pastinya? Tentu tiada yang mengetahui kecuali Allah SWT pemegang segala rahasia. Meski demikian, menurut Imam Al Ghazali, lailatul qadar dapat ditentukan dari awal hari pertama puasa, yaitu :

Awal ramadhan hari Senin, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke - 21.

Awal ramadhan hari Selasa, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke - 27.

Awal ramadhan hari Rabu, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke - 29.

Awal ramadhan hari Kamis, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke - 25.

Awal ramadhan hari Jumat, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke - 27.

Awal ramadhan hari Sabtu, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke - 23.

Awal ramadhan hari Minggu, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke - 29.


Berhubung awal ramadhan tahun 1440 H jatuh pada hari Senin, maka bisa diprediksikan lailatul qadar turun pada malam ke - 21. Semoga pada malam tersebut kita mengisinya dengan ibadah dan amalan-amalan yang bermanfaat.



#Day(22)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Sabtu, 25 Mei 2019

Malam Seribu Bulan di Kota Martapura



Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan lailatul qadar, yaitu satu malam mulia yang tiada tanding sebab terpilih sebagai malam turunnya alquran. Pada malam tersebut Allah menetapkan perjalanan hidup manusia dan Allah melapangkan rezeki yang dikehendaki dan mempersempit (bagi yang dikehendaki-Nya).

Malam yang diyakini lebih baik dari seribu bulan tersebut jatuh pada 10 malam terakhir bulan ramadhan. Pada malam ke dua puluh satu sampai malam ke tiga puluh selalu menjadi momen kaum muslimin untuk meminta, berdoa dan mengharap kepada Allah untuk segala kebaikan di dunia maupun di akhirat. Untuk itu setiap 10 malam terakhir bulan ramadhan selalu diisi dengan ibadah dengan harapan mendapatkan lailatul qadar ataupun sekedar terkena cipratannya.

Di kota Martapura Kalimantan Selatan, khususnya di Masjid Agung Al Karomah Martapura selalu melakukan ibadah sholat hajat dan sholat tasbih berjamaah di 10 malam terakhir bulan ramadhan. Jamaah yang hadir pun dari berbagai kalangan, dari pedagang, ibu rumah tangga, karyawan swasta bahkan pegawai negeri dan tokoh-tokoh daerah dan pemerintah juga ikut berhadir dalam acara ibadah bersama tersebut. Jamaah yang datang sangat banyak dan membludak khususnya tiap malam-malam hitungan ganjil seperti malam 21, 23, 25, 27 dan 29. Jamaah yang datang tidak hanya berada di dalam ruangan induk masjid saja tetapi sampai ke teras dan halaman depan masjid diisi oleh anak-anak, remaja, orang dewasa dan orang tua. Acara ibadah seperti ini telah dilaksanakan cukup lama dan selalu dilaksanakan setiap tahunnya.

Acara tersebut dimulai pukul dua dini hari dan berakhir sekitar kurang lebih pukul tiga dini hari. Rangkaian acara dimulai dengan sholat hajat berjamaah kemudian diselingi doa hajat, pembacaan yasin dan dilanjutkan sholat tasbih yang kemudian ditutup dengan doa. Saat acara dimulai, seluruh lampu penerangan yang ada di masjid dimatikan, kecuali beberapa lampu utama agar ada sedikit cahaya yang masuk. Hal ini dimaksudkan agar ibadah yang dilakukan khusyu. Pada acara terakhir, yaitu doa maka lampu kembali dinyalakan dan setelah itu jamaah kembali pulang ke rumah masing-masing untuk makan sahur.


Apakah kegiatan seperti ini bid’ah? Sudah pernah dilakukan di zaman rasulullah? Entahlah…. Saya tidak bisa memastikan karena kedangkalan ilmu yang dimiliki. Namun, untuk sesuatu yang baik apakah kita harus mencari dalil terlebih dahulu untuk melaksanakannya. Bukankah sholah hajat, sholat tasbih dan berdoa pernah dilakukan oleh rasulullah dan ada hadist yang menyebutkannya seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Imam Turmudzi dari ‘Utsman bin Hunaif bahwa Rasulullah bersabda :

أَنَّ رَجُلاً ضَرِيرَ الْبَصَرِ أَتَى النَّبِيَّ فَقَالَ: ادْعُ اللهَ لِي أَنْ يُعَافِيَنِي. فَقَالَ: إِنْ شِئْتَ أَخَّرْتُ لَكَ وَهُوَ خَيْرٌ وَإِنْ شِئْتَ دَعَوْتُ. فَقَالَ: ادْعُهْ. فَأَمَرَهُ أَنْ يَتَوَضَّأَ فَيُحْسِنَ وُضُوءَهُ وَيُصَلِّىَ رَكْعَتَيْنِ وَيَدْعُوَ بِهَذَا الدُّعَاءِ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِمُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ. يَا مُحَمَّدُ، إِنِّي قَدْ تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِي هَذِهِ لِتُقْضَى. اللَّهُمَّ فَشَفِّعْهُ فِيَّ

Seorang buta datang kepada Nabi lalu mengatakan, “Berdoalah engkau kepada Allah untukku agar menyembuhkanku.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Apabila engkau mau, aku akan menundanya untukmu (di akhirat) dan itu lebih baik. Namun, apabila engkau mau, aku akan mendo’akanmu.” Orang itu pun mengatakan, “Do’akanlah.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menyuruhnya untuk berwudhu dan memperbagus wudhunya serta shalat dua rakaat kemudian berdoa dengan doa ini, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan Muhammad Nabiyyurrahmah. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menghadap kepada Rabbku denganmu dalam kebutuhanku ini agar ditunaikan. Ya Allah, terimalah syafa’atnya untukku.” (HR. Ibnu Majah no. 1385 dan Tirmidzi no. 3578. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dengan adanya hadist di atas apakah perlu kita pertanyakan lagi, apakah ibadah yang dilakukan di malam lailatul qadar bermanfaat atau tidak? Bid’ah atau tidak? Rasanya menurut saya tidak perlu. Kalau hal yang tidak bermanfaat saja kita lakukan tanpa melihat dalil atau bid’ah, mengapa hal yang jelas-jelas bermanfaat harus dipertanyakan. Dan ini kembali lagi kepada kepercayaan masing-masing. Lakukanlah apa yang anda percayai dan saya melakukan apa yang saya percayai.


#Day(21)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Rabu, 22 Mei 2019

Pengalaman Ramadhan "Roknya Mana?"



Rasa malas kadang menyerang hati yang lengah. Ibadah jadi tak tenang, pikiran pun bercabang. Saat ini aku masih berjuang melawan rasa malasku di atas sejadah kuning pemberian emak beberapa tahun lalu. Masih dengan pikiran mengembara, mulutku terus mengucap asma Allah selepas sholat magrib.
Waktu terus bergulir. Rasanya malas kian merayap. Hati pun meragu untuk beribadah. Waktu hampir memasuki sholat Isya, tetapi aku masih tak bergeming dari sejadah. Padahal biasanya aku telah melipat sejadahku dan berlari ke mesjid untuk sholat isya dan terawih berjamaah, namun entah mengapa malam ini malas mengegelayutiku lebih hebat.
"Kamu capek, mending tidur," bisik hatiku kian meraja lela.

"Matamu juga sudah mengantuk. Lebih baik tidur dan beristirahat," bisik yang lainnya lagi.

"Masih ada malam besok, kok. Kamu masih bisa terawih, malam ini santai dulu."

Aku menimbang-nimbang. Memang benar yang dikatakan hatiku. Saat ini aku sedang lelah, mengantuk dan capek. Ada baiknya aku istirahat malam ini, putusku yakin. Baru saja melepas rok mukena, azan isya berkumandang dan bibiku bergegas pergi ke musholla. Aku terpaku, tidur kan bisa setiap hari, sedangkan terawih cuma satu bulan dalam setahun dan itu pun aku tidak pernah full satu bulan terawih. Dengan keinginan yang tipis, aku memanggil bibiku.

"Bi, aku ikut terawih di musholla," ujarku memanggil bibiku yang siap memakai sendalnya.

"Ayo cepat. Sudah isya," teriaknya dari luar.

Aku pun segera melepas mukena dan menggulungnya di dalam  sejadah.
*****
Tiba di musholla, orang-orang telah siap untuk sholat isya. Jamaah berdiri di barisan shaf masing-masing. Aku masuk dan berdiri di samping ibu dari sahabatku dan menggelar sajadah di sampingnya. Mukena pun kupasang pas menutup bagian atas tubuhku, namun saat hendak mengenakan mukena bagian bawah, aku merasa kewalahan mencarinya. Tidak ada di dalam gulungan sajadahku.

"Kenapa?" tanya ibu sahabatku.

"Rok mukenanya ketinggalan," balasku panik.

"Waduh, sholat isya bentar lagi," tambahnya."Kalau pakai jubah kamu gimana?" Beliau menatap jubahku yang tak menutup mata kaki.

Aku menggeleng, "Kakinya kelihatan," balasku.

"Ya udah cepat ambil segera."

Aku pun kemudian berlari ke rumah tanpa melepas mukena bagian atas yang telah terpasang. Alhasil, sesampainya kembali di musholla aku terpaksa masbuk, mengikuti imam. Semenjak kejadian itu aku tidak pernah lagi sholat tanpa persiapan. Dalam arti sebelum pergi ke musholla atau pun ke mesjid harus dicek terlebih dahulu apa yang mesti dibawa agar nantinya tidak ada yang ketinggalan.


#Day(20)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Saya Tidak Bangga Menjadi Otaku



Sebutan Wibu atau Otaku kerap kali kita dengar dari mulut-mulut remaja masa kini, terkhusus remaja cowok. Mereka yang menyukai anime, manga,cosplay, game, Jpop atau apapun yang berbau jepang disebut dengan otaku atau wibu. Kedua sebutan tersebut hampir sama maknanya, yaitu sama-sama menyukai hal-hal yang berbau kebudayaan jepang. Meski demikian, kedua sebutan tersebut memiliki perbedaan dalam aplikasi kehidupan.

Seorang wibu cendrung berlebihan dalam mengekspresikan kesukaannya terhadap budaya jepang seperti penggunaan sehari-hari yang kadang bercampur dengan bahasa jepang. Lebih senang dengan makanan-makanan jepang ketimbang makanan negeri sendiri. Senang menggunakan  cosplay anime atau manga yang disenanginya, dan banyak hal lainnya lagi. Sedangkan otaku, kesukaan mereka terhadap budaya jepang tidak seakut seorang wibu, meski demikian kedua istilah tersebut memiliki makna negatif di negaranya sendiri, yaitu jepang.

Apakah saya juga termasuk otaku atau wibu? Entahlah, saya tidak tau. Yang saya tau, saya senang nonton anime sejak berumur 6 tahun sampai sekarang. Saya juga senang membaca manga baik secara online maupun dalam bentuk cetak. Apakah itu termasul wibu atau otaku? Saya juga tidak tau. Biarkan orang lain yang menilai saya dan biarkan saya menikmati hobi saya tanpa terganggu dengan pandangan orang lain terhadap saya.

Inilah hobi, baik buruknya memang saya rasakan. Namun hal tersebut belum bisa menghilangkan rasa suka saya terhadap hobi yang saya geluti. Lantas apakah saya bangga menjadi otaku? Tentu tidak, tapi inilah saya apa adanya yang penuh dengan kekurangan. Menjadi otaku bukan sebuah kebanggaan bukan juga sebuah keburukan. Semua tergantung bagaimana cara seseorang dalam menikmati hobinya. Berlebihan atau tidak, tergantung kita sendiri yang menentukan.



#Day(19)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Kurma Lezat Kreasi Ibu Hebat "Kreasi Makanan dari Buah Kurma"



Berbuka tentu menjadi momen yang sangat dinanti di saat bulan ramadhan ini. Beraneka ragam masakan dan minuman tersaji di meja makan layaknya restoran mewah. Meski sederhana namun bervariasi. Belum lagi takjil yang menjadi santap pembuka, selalu tersedia dan tak pernah tertinggal barang sehari pun. Beraneka ragam rasa takjil tersaji dari rasanya yang manis, asin dan segar bahkan yang pedas sekalipun. Salah satu takjil yang tak pernah ketinggalan adalah buah kurma.  Buah kurma yang manis dan kaya akan vitamin selalu siap memanjakan lidah ketika berbuka puasa, selain itu berbuka dengan kurma merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Biasanya kita hanya menyajikan kurma dalam bentuk buah kering. Sebenarnya buah kurma bisa dikreasikan sesuai dengan selera dan keahlian si pembuat. Dan kali ini penuls akan membagikan beberapa jenis aneka makanan dan minuman yang terbuat dari buah kurma yang diambil dari berbagai sumber.


























Nah, kira-kira tertarik untuk bikin yang mana, nih untuk berbuka hari ini. Resepnya bisa dicari di google atau dikreasikan sendiri sesuai selera masing-masing. Selamat mencoba!



Sumber bacaan : google


#Day(18)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Selasa, 21 Mei 2019

Harga Cicilan Sebuah Rumah di Surga



Harga cicilan sebuah rumah di surga? Dari judul di atas mungkin kita akan bertanya-tanya, memangnya rumah di surga bisa dicicil? Lantas bayarnya pakai apa? Tentunya pertanyaan itu akan terlontar dari pikiran kita dan kita mengganggap itu adalah hal yang mustahil. Tapi tahu kah kita, hanya dengan mencicil 1000 rupiah per hari kita bisa memiliki sebuah rumah di surga kelak. Dibandingkan mencicil rumah di dunia dengan kisaran paling rendah 300 ratus ribu per bulan, bukankah mencicil rumah di surga jauh lebih murah? Selain itu tanpa bunga juga, loh!

Nah, di sini kita kembali menyaksikan betapa pemurahnya Allah SWT, yang terkadang kita masih saja menuduh Allah pelit, tidak adil dan tidak sayang ketika sebuah musibah menimpa. Ironisnya begitulah manusia, selalu mengeluh dan tidak sabar atas segala pemberian Allah, kecuali hamba-hamba yang diberikan hidayah atasnya.

Lantas bagaimana prosedur cicilan rumah di surga? Prosedurnya sangat gampang, kok. Kita cukup menyisihkan uang minimal 1000 per hari ke dalam sebuah kotak amal yang tersedia di masjid-masjid tentunya disertai dengan niat yang ikhlas. Kalau ada sedikit saja terselip rasa riya dan sombong di hati, maka cicilan tersebut tidak akan berarti alias hangus.

Memang apa dasarnya? Dasarnya bisa kita ambil dari hadist Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ

“Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.” (HR. Ibnu Majah, no. 738. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Berdasarkan hadist tersebut dapat kita pahami bahwa dengan ikut membangun masjid meskipun hanya sedikit maka akan Allah bangunkan baginya rumah di surga. Salah satu cara membangun masjid ialah dengan bersedekah atau menginfakkan harta untuk kepentingan masjid.  Harta yang diberikan untuk kepentingan mesjid tersebut sama halnya bahwa kita telah membangun sebuah masjid, maka pahala yang dijanjikan Allah adalah  rumah megah di surga kelak.

Bersedakah tidak perlu banyak-banyak, yang penting ikhlas dan sesuai kemampuan diri. Tidak perlu dipaksakan karena Allah tidak pernah memberatkan hambanya untuk melakukan sebuah kebaikan. Yuk! Kita cicil rumah di surga mulai dari sekarang.




#Day(17)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah



Minggu, 19 Mei 2019

Buatlah Bidadari Surga Cemburu Padamu



Kecemburuan ternyata tidak hanya dirasakan oleh anak manusia, bahkan bidadari surga pun merasakan kecemburuan. Lantas siapa yang sanggup membuat bidadari surga yang memiliki fisik sempurna, tutur kata mulia, dan berpenampilan yang cantik menjadi cemburu? Hanya para isteri solehah lah yang mampu melakukannya, sebab segala kebaikan yang dilakukan oleh seorang isteri kepada suaminya, dan membuat hati sang suami senang, maka hal tersebut sukses membuat bidadari-bidadari surga cemburu.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW daripada Mu'adz bin Jabal ra, "Tiada seorang Isteri menggoda suaminya, melainkan isterinya di akhirat (Bidadari) akan berkata, "Celaka kau, jangan mengganggu dia, sebab ia hanya sementara berkumpul denganmu dan hampir meninggalkan kau untuk kembali kepada kami." (H.R Tirmidzi).

Sungguh, hanya dengan menggoda suami saja sang isteri mampu membuat bidadari cemburu, lantas bagaimana kebaikan-kebaikan yang dilakukan seorang isteri dalam menyenangkan hati suaminya? Tentu tak terbayang bagaimana cemburunya mereka.

Salah satu cara paling ampuh menggoda seorang suami adalah dengan penampilan yang menarik. Terkadang seorang wanita, khususnya isteri akan berlomba-lomba menghias wajah dan berpenampilan wah ketika menghadiri acara atau kondangan, sedangkan di rumah? Kebanyakan hanya mengenakan daster, muka tanpa bedak, rambut acak-acakan dan bau badan ampun-ampuan, dan ini sudah menjadi rahasia umum para isteri-isteri. Apakah dengan penampilan demikian bakal membuat para suami tergoda? Tentu saja tidak! Mereka lama kelamaan mungkin akan bosan karena selalu disuguhi dengan pemandangan yang tidak mengenakkan, padahal seorang wanita khususnya isteri wajib mempercantik diri hanya di hadapan suami, bukan di khalayak ramai. Inilah salah satu fenomena yang sudah mendarah daging di kampung-kampung.
Kalau sudah begini, bagaimana mungkin bidadari akan cemburu?



#Day(15)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Sabtu, 18 Mei 2019

Waspada! Inilah Penyebab Hipersativa Yang Menganggu Saat Berpuasa



Gimana puasanya? Udah ada yang bolong atau masih tetap bertahan di hari yang ke-16 ini? Semoga masih tetap semangat menjalankan ibadah puasanya. Nah, ngomong-ngomong masalah bolong, dulu saya puasanya sering sekali bolong dan enggak pernah full. Apalagi setelah masa haid, tentu sangat susah mencari puasa full selama satu bulan penuh. Waktu kanak-kanak sekitar usia 7 tahun sampe 9 tahun yang semestinya mampu untuk puasa full, saya malah enggak bisa sama sekali. Loh, kok gitu? Ya, memang gitu kenyataannya. Selain karena enggak kuat dengan godaan teman-teman yang ngajakin berbuka di siang bolong, saya juga terkena hipersalivasi yang bikin saya enggak sanggup berpuasa. 

Apa sih hipersalivasi itu? Jadi gini, hipersalivasi itu kondisi di mana kelenjar saliva yang mengandung enzim pencernaan memproduksi air liur lebih banyak dari pada kondisi normal. Hipersalivasi terjadi dengan berbagai macam penyebab di antaranya : 

1. Gigi berlubang akibat sering makan-makanan manis dan gak rajin sikat gigi.
2. Infeksi pada rongga mulut
3. Sariawan yang mengganggu
4. Mengonsumsi obat penenang
5. Sedang dalam kondisi hamil
6. Memakai gigi palsu
7. Terlalu sering mengunyah permen karet
8. Sedang bahagia atau cemas
9. Refluks asam lambung
10. Terpapar racun atau infeksi serius, seperti rabies atau tuberkulosis
11. Rahang mengalami cedera atau trauma
12. Gangguan pengendalian otot mulut karena maloklusi, parkinson, ALS, stroke, lumpuh otak, pembengkakan lidah dan gangguan intelektualitas
13. Perubahan hormon
14. Iritasi
15. Mual dan Mulas
16. Lidah yang besar / makroglosia
17. Retardasi mental
18. Gangguan saraf
19. Mengkonsumsi makanan yang banyak tepung
20. Penyakit pankreas
21. Efek samping obat
22. Keracunan
23. Amandel
24. Gondongan

Dari ke-24 penyebab hipersaliva di atas, saya mengalami refluk asam lambung yang mampu meningkatkan produksi saliva lebih banyak. Enggak kebayang kan kalau 3 - 5 menit sekali harus bolak balik  ke kamar mandi hanya untuk membuang saliva. Memang merepotkan, dan itu terjadi ketika saya berpuasa. Kalau tidak sedang berpuasa masih bisa dicegah dengan mengkonsumsi permen atau camilan yang mampu meredakan sedikit kondisi hipersaliva. Setelah mengalaminya selama bertahun-tahun, saya akhirnya mencoba untuk meminum obat pereda asam lambung atau obat maag saat sahur, dan alhamdulillah selama berpuasa saya tidak mengalami hipersativa lagi. Selain mengkonsumsi obat pereda asam lambung, saya juga pernah mencoba memakan buah kurma dan minum kopi saat sahur, hasilnya tidak jauh berbeda dan hipersaliva bisa dihindari, puasa pun menjadi lancar.




Sumber bacaan : 
https://www.idntimes.com/health/fitness/viktor-yudha/12-penyebab-utama-hipersalivasi-air-liur-mendadak-keluar-banyak/full


#Day(16)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Temulawak Teman Menyegarkan Saat Berbuka Puasa



Bulan ramadhan tidak lengkap apabila tidak membahas salah satu aneka minuman yang menjadi primadona di Martapura Kalimantan Selatan. Apalagi kalau bukan minuman temulawak asli dan yang paling terkenal adalah merk "Sani". Minuman ini marak dijual pedagang-pedagang kaki lima di segala tempat seperti pasar, jalan raya, dan beberapa stand pasar ramadhan. Jumlah penjualannya pun meningkat ketika memasuki bulan ramadhan, yang biasanya hanya berkisar tiga sampai lima pedagang, saat bulan ramadhan meningkat menjadi 10 bahkan 15 pedagang yang berada di area pasar, sedangkan di area-area lain tidak diketahui jumlahnya.

Rasanya yang manis dan menyegarkan menjadi salah satu faktor mengapa minuman ini menjadi favorit untuk dikonsumsi oleh orang dewasa, remaja bahkan anak-anak. Selain rasanya, minuman ini memiliki banyak sekali khasiat seperti membantu pengobatan kanker, mengatasi masuk angin, mengobati kram perut, penambah nafsu makan dan masih banyak lagi yang lainnya. Benar saja saja, setelah meminum air temulawak, nafsu makan semakin meningkat dan berbuka puasa semakin menjadi semangat.
Mau tau cara pembuatannya? Yuk diintip resep minuman temulawak di bawah ini, selamat mencoba!

Resep Minuman Temulawak
Bahan :
50 gram temulawak.
20 gram asam kawak (tanpa biji).
25 gram kencur.
10 gram jinten.
100 ml air matang.
100 gram gula aren.
2 lembar daun pandan.
1 liter air.


Cara Membuat Minuman Temulawak
1. Iris tipis temulawak dan kencur, sangrai sebentar.
2. Campurkan temulawak, asam kawak, kencur, jinten dan 100 ml air       matang, haluskan dengan blender.
3. Didihkan air dengan gula dan daun pandan hingga gula larut.
4. Campurkan temulawak dengan rebusan air gula, aduk rata dan              saring.
5. Sajikan hangat atau dingin untuk 5 sampai 6 gelas.


Sumber resep : google

#Day(14)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah