Jumat, 31 Mei 2019

Amalan Agar Terhindar dari Siksa Api Neraka



Ide ini tercetus kala melihat salah satu postingan teman facebook yang memuat foto salah satu ulama Kalimantan Selatan, yaitu Tuan Guru K.H Akhmad Bakeri yang juga dikenal sebagai guru gambut. Di dalam postingan tersebut ada kata-kata yang bikin saya mangut-mangut membenarkan. Kata-kata itu berbunyi seperti ini "Orang lain lebih senang mengerjakan amalan-amalan agar masuk surga, tetapi saya lebih senang mengerjakan amalan-amalan agar tidak masuk neraka. Orang yang tidak masuk neraka sudah pasti bakal masuk surga, tetapi orang yang masuk surga bisa jadi masuk neraka terlebih dahulu baru masuk surga."

Subhanallah, kata-kata beliau bikin hati saya bergetar. Tidak dapat dipungkiri dalam setiap doa kita selalu meminta untuk dimasukkan ke dalam surga-Nya, namun tidak kita disadari bahwa Allah banyak memiliki cara agar kita bisa menghuni surga-Nya kelak. Entah itu mampir sebentar ke dalam neraka baru ke surga, ataupula waktu dibangkitkan di padang mahsyar langsung melesat bak panah ke dalam surga, dan bisa juga menunggu antrian perhitungan terlebih dahulu baru memasuki surga-Nya. Allah punya kuasa, dan Dia bisa saja menghendaki hambanya masuk surga dengan cara apapun.

Bagaimana seandainya waktu kit berdoa meminta dimasukkan ke dalam surga ternyata dikasih Allah mampir ke neraka dulu baru ke surga? Toh, pada akhirnya sama-sama masuk surga, kan? Untuk itu saat berdoa juga perlu diperjelas, misal "minta dimasukkan ke surga tanpa hisab" otomatis apabila dikabulkan Allah, maka kita tidak perlu menunggu perhitungan amal yang katanya memakan waktu ratusan tahun untuk memasuki surga. Enggak kebayang, kan, harus menunggu sampai ratusan tahun.

Nah terkait perkataan Tuan Guru KH. Ahmad Bakeri tentang mengerjakan amalan agar terhindar dari masuk neraka, inilah amalan yang penulis dapat dari berbagai sumber yang kiranya dapat kita kerjakan agar terhindar dari masuk neraka  sambil tetap berharap agar dimasukkan ke dalam surga-Nya yang paling tinggi. Apa aja sih amalannya? Yuk cek di bawah ini.



Melakukan sholat sunah 4 rakaat sebelum Dzuhur dan 4 rakaat setelahnya
Umm Habibah istri Nabi (Sallalahu ‘alayhi wa salam) : Dia mendengar Rasulullah (Sallahu’ alayhi wa salam) mengatakan: “Siapa pun yang memelihara empat rakaat sebelum dzuhur dan empat setelahnya, Allah membuat dia dilarang untuk Api.” [Sunan At-Tirmidzi 428, kelas: Sahih (otentik)]

Melakukan Puasa Sehari
Nabi (Sallalahu ‘alayhi wa salam) mengatakan: “Barangsiapa yang berpuasa sehari di jalan Allah, maka Allah akan memindahkan wajahnya menjauh dari neraka dengan jarak tujuh puluh tahun.” [Sahih Bukhari, Muslim]

Berdoa agar dihindarkan dari siksa neraka dan agar dimasukkan ke dalam surga
Nabi (Sallalahu ‘alaihi wa salam) berkata: “Siapa pun yang meminta kepada Allah surga tiga kali, surga akan berkata: Ya Allah, mengakui dia ke dalam surga. mencari perlindungan dari api neraka tiga kali, Api neraka akan berkata: Ya Allah, selamatkan dia dari api neraka. ” [Sunan At-Tirmidzi 2572].

Dalam sebuah hadist yang berasal dari Al Harist bin Muslim Attamimi, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda kepadanya,“Apabila kamu telah selesai shalat subuh maka ucapkanlah sebelum berbicara: “Ya Allah, lindungilah aku dari api neraka (Allahumma ajirni minannar) sebanyak 7 kali; karena sesungguhnya jika kamu meninggal pada harimu itu niscaya Allah menulis bagimu perlindungan dari api neraka. Dan apabila kamu selesai shalat maghrib maka ucapkanlah sebelum berbicara: “Ya Allah, lindungilah aku dari api neraka (Allahumma ajirni minannar) sebanyak 7 kali; karena sesungguhnya jika kamu meninggal pada malammu itu niscaya Allah menulis bagimu perlindungan dari api neraka.”

Berperang dalam jihad
Abu Huraira melaporkan Rasululah bersabda : “Siapa pun yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya, menetapkan shalat, dan puasa bulan Ramadhan akan memiliki hak atas Allah bahwa ia akan masuk ke surga apakah ia berjuang di jalan Allah atau tetap tinggal di tanah tempat ia dilahirkan.” [Sa hih Bukhari 2790]

Memiliki perilaku yang baik
Rasulullah bersabda: “Tidakkah aku tidak memberitahumu untuk siapa api neraka dilarang? Setiap orang berperilaku baik, sopan, dan ringan, maka akan selamat dari api neraka” [Sunan At-Tirmidzi 2488, Grade: Hasan]

Bersedekah dan Berkata Baik
Menurut Ady Ibn Hatim (semoga Allah senang dengan dia), Rasulullah bersabda: “Jagalah dirimu dari neraka bahkan dengan setengah dari kurma dalam amal. Jika dia tidak dapat menemukannya, maka dengan kata yang baik.” [Sahih Bukhari 1417 dan Sahih Muslim 1016]

Menangis karena takut kepada Allah
Dikisahkan bahwa Abu Hurairah (ra dengan dia) berkata: Utusan Allah, Rasulullah bersabda :  “Orang yang menangis karena takut kepada Allah tidak akan masuk Neraka sampai susu kembali ke kambing, dan debu yang dihasilkan (saat berperang) demi Allah dan asap Neraka tidak akan pernah hidup berdampingan.” [Jami ‘at-Tirmidzi 1633]

Mentauhidkan Allah Subhanahu wa ta’ala dan menjauhkan diri dari kesyirikan
Dari Muadz bin Jabal, beliau berkata, “Suatu saat saya dibonceng Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam di atas keledai. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, ‘Wahai Muadz.’ Saya menjawab, ‘Aku selalu menyambutmu.’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan hal itu tiga kali (dan saya jawab tiga kali juga). Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, ‘Tahukah engkau apa hak Allah Subhanahu wata’ala atas para hamba?’ Saya menjawab, ‘Tidak.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, ‘Hak Allah Subhanahu wata’ala atas para hamba adalah mereka mengibadahi-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.’ Kemudian beliau berjalan beberapa saat, dan berkata, ‘Wahai Mu’adz.’ Dijawab, ‘Aku selalu menyambutmu.’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, ‘Tahukah kamu, apa hak mereka atas Allah Subhanahu wata’ala apabila mereka melakukannya? Allah Subhanahu wata’ala tidak akan mengazab mereka’.” (HR. al-Bukhari no. 6267).

Memperbanyak istighfar
“Katakanlah, ‘Wahai para hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allâh mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.’ ” (QS. Az-Zumar:53)

Bersabar dan mendidik dengan baik apabila dikaruniai anak perempuan
“Barang siapa memiliki tiga anak perempuan, kemudian dia bersabar atas mereka, memberikan makan, minum, dan pakaian untuk mereka dari usahanya, sungguh mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka pada hari kiamat.” (HR. Ibnu Majah dari hadits ‘Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah).

Menjaga shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluan, dan taat pada suami (bagi perempuan)
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban, dihasankan Al Albani dalam Shahih At Targhib no.1931).

Berdzikir
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa di pagi hari atau sore hari mengucapkan, “Allahumma inni ashbantu Usyhiduka wa usyhidu himlata ‘arsyika wa malaikataka wajami’a kholkika annaka antallahu laa ilaaha illa anta wahdaka la syarikalak wa anna muhammadan abduka wa rasuuluka (Artinya: Ya Allah sesungguhnya aku memulai pagi hari dengan bersaksi kepadamu, bersaksi kepada yang memikul Arsy-Mu, kepada malaikat-malaikat-Mu dan semua mahluk-Mu bahwa Engkau tiada Tuhan selain-Mu, hanya engkau satu-satunya, tiada sekutu bagi-Mu), niscaya Allah akan membebaskan seperempatnya dari neraka. Barangsiapa mengucapkannya dua kali maka Allah akan membebaskan setengahnya dari neraka. Barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali maka Allah akan bebaskan tigaperempatnya dari neraka. Dan barangsiapa mengucapkannya empat kali maka Allah akan membebaskannya dari neraka." (HR Abu Dawud).

Waallahu a'lam



Sumber Referensi :
https://googleweblight.com/i?u=https://nulis.babe.news/baca/0ef0dd/baca-zikir-ini-4-kali-niscaya-allah-swt-bebaskan-dari-api-neraka/&grqid=cjb_p6BB&s=1&hl=id-ID&geid=1053

https://googleweblight.com/i?u=https://muslimah.or.id/9965-agar-wanita-terhindar-dari-api-neraka.html&hl=id-ID

http://googleweblight.com/i?u=http://asysyariah.com/amalan-amalan-perisai-api-neraka/&hl=id-ID

https://googleweblight.com/i?u=http://www.kabarmakkah.com/2016/04/baca-doa-pendek-ini-rasul-janjikan-umatnya-terlindung-dari-siksa-api-neraka.html&grqid=cjb_p6BB&s=1&hl=id-ID&geid=1053



#Day(27)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Kamis, 30 Mei 2019

Maraknya CURANMOR Menjelang Lebaran




Beberapa hari lagi kita akan meninggalkan bulan ramadhan dan menyambut hari lebaran. Lebaran yang penuh suka cita dan kegembiraan membawa kita kembali fitrah. Alangkah indahnya kebersamaan di hari lebaran, namun terkadang banyak hal yang mengotori hari lebaran yang seharusnya menjadi hari kebahagiaan yang penuh keampunan dan kemaafan menjadi hari yang menyedihkan dan penuh duka cita.

Salah satu yang marak terjadi menjelang hari lebaran adalah kasus-kasus kejahatan yang mulai bermunculan seperti kasus penipuan, pencurian, dan juga perampokan. Namun yang kerap kali kita temui di masyarakat adalah kasus pencurian motor atau yang disingkat dengan curanmor.  Curanmor tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa saja, bahkan anak remaja pun mampu melakukan kejahatan seperti ini karena mudahnya bagi pelaku untuk menemukan objek curiannya.

Kasus pencurian motor ini banyak dilatar belakangi oleh faktor-faktor tertentu, diantara faktor yang melatar belakanginya yaitu  :

Faktor Intelegencia
Intelegencia adalah kecerdasan seseorang. Tingkat kecerdasan yang rendah cenderung berfikiran pendek dan tidak memikirkan apa akibat yang terjadi atas perbuatannya. Hal ini mendorong seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan rendah lebih mudah melakukan kejahatan ketimbang orang yang memiliki kecerdasan yang lebih tinggi karena mereka memiliki pemikiran yang lebih jauh.

Faktor Usia
Faktor usia adalah faktor yang paling penting dalam sebuah penyebab terjadinya kejahatan. Hal ini sejalan dengan faktor psikologis seseorang. Remaja yang memiliki darah muda menggebu-gebu lebih mudah terperangaruh untuk melakukan tindak kejahatan daripada orang yang lebih dewasa.

Faktor Kelamin
Adanya perbedaan jenis kelamin, mengkibatkan pula terjadinya perbedaan tidak hanya dalam segi kuantitasnya kejahatan akan tetapi juga segi kualitas kejahatannya. Biasanya laki-laki lebih cenderung melakukan tindak kejahatan dari yang kecil sampai yang paling sulit dibanding dengan perempuan yang memiliki rasa takut yang lebih tinggi.

Faktor Ekonomi
Salah satu teori dan yang paling banyak dianut orang adalah bahwa kejahatan timbul karena kemiskinan. Akibat faktor eknomi yang sulit sering mendorong seseorang untuk melakukan tindak kejahatan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan ini merupakan faktor yang paling dasar mengapa seseorang melakukan tindak kejahatan.

Faktor Pendidikan
Pendidikan yang rendah merupakan faktor yang juga kerap kali melatar belakangi suatu tindak kejahatan walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa seseorang yang memiliki pendidikan tinggi untuk melakukan kejahatan. Kejahatan seseorang dengan pendidikan tinggi kadang jauh lebih cantik dan terstruktur dibandingkan orang-orang berpendidikan rendah yang melakukan tindak kejahatan.

Upaya pencegahan tindak pencurian moror dapat kita mulai dari diri sendiri dengan mengamankan kendaraan dengan fungsi alat pengamannya dan meletakkannya di tempat yang aman dari pencurian. Kalau bukan kita yang mencegah, siapa lagi?


#Day(26)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Rabu, 29 Mei 2019

Pengalaman Ramadhan "Mendadak Rezeki"





Matahari nampak bersembunyi di balik awan kelabu. Rintik hujan mulai membasahi bumi. Aku dan keponakanku sedikit berjalan cepat menuju sebuah warung kecil yang berjejer di samping masjid. Sesampainya di warung, kami mengambil tempat duduk di depan bibi penjual yang dipisah oleh sebuah meja berisi beraneka macam makanan ringan.

“Bi, tes es 2,” pesanku kepada bibi penjual yang kira-kira berusia lima puluh tahun lebih. Tubuhnya sedikit lebih gemuk di banding bibi penjual warung sebelah.

“Bentar ya, Nak,” balas si bibi kepadaku lalu segera mengambil dua buah gelas besar untuk membuat teh es.

“Kamu mau makan apa, bakso atau mi ayam?” Aku bertanya kepada keponakanku yang asik bermain dengan ponselnya.

“Mi ayam kayaknya enak,” balasnya tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel.

Aku beranjak dari tempat duduk dan mendekat ke warung penjual mi ayam yang ada di sebelah kiri. Warung itu tampak sibuk karena ada beberapa pembeli yang memesan. Memang di cuaca yang lumayan dingin membuat perut lebih cepat merasa lapar dibanding cuaca yang panas.

“Pak, mi ayam dua porsi,” kataku tepat di samping penjual mi ayam yang sedang memasukkan sawi ke dalam mangkuk. “Antar ke sebelah, ya,” lanjutku.

“Ok, neng,” balas si penjual mengacungkan jempolnya, dan aku pun kembali duduk di warung teh es, di samping keponakanku.

Tak berapa lama pesanan kami datang. Dua gelas teh es dan dua mangkuk mi ayam tersaji di atas meja. Kami pun menikmatinya sambil sesekali ngobrol tentang apa saja. Saat sedang asik mengunyah mi ayam, seorang ibu muda datang dengan menggendong anaknya yang masih berumur sekitar 3 tahun.

“Bi, saya beli susu dua botol, air mineral satu botol dan cemilan ini,” pinta ibu muda itu kepada bibi penjual sambil menunjuk beberapa camilan yang ingin dibelinya.

Dengan sigap si bibi penjual meletakkan 2 botol susu dan 1 botol air mineral di atas meja, di dekatku. Si ibu muda nampak kewalahan memasukkan camilan yang dibelinya ke dalam kantung plastik karena sedang menggendong anaknya. Entah kenapa tiba-tiba saja tanganku bergerak mengambil camilan dan susu botol yang berserakan di atas meja ke dalam kantung plastik hitam yang diberikan bibi penjual kepada ibu muda tersebut. Ibu muda tersebut menoleh kepadaku dan menatap heran, mungkin dalam hati dia mengira aku sedang mengambil belanjaannya. Ibu muda itu hanya diam memperhatikan sampai aku selesai memasukkan semuanya ke dalam kantung plastik. Setelah rampung, kantung plastik tersebut kuserahkan kepadanya.

Ibu muda itu menerima kantung yang kuserahkan dan tersenyum. “Terima kasih ya, Dek,” ucapnya sungguh-sungguh. Kemudian ia menyerahkan uang lima puluh ribu kepada si penjual.

“Totalnya tiga puluh lima ribu,” kata si penjual menerima uang itu.

“Kembaliannya untuk bayar makanan mereka saja.” Ibu muda itu menoleh kepadaku.

“Enggak usah, Bu,” tolakku halus. “Kami sudah membayarnya,” lanjutku.

“Enggak apa-apa, dek. Terima saja,” ujar Ibu muda itu kemudian melangkah meninggalkan warung.

Aku hanya bengong menatap kepergiannya. Sungguh aku melakukannya memang karena aku ingin, tidak ada maksud apa-apa. Tidak diberi imbalan pun tak mengapa. Akan tetapi ibu muda itu telah pergi menjauh.

“Kembaliannya buat bibi saja.” Aku berucap.

“Jangan,” tolak bibi penjual. “Ini rezeki kalian, tidak boleh ditolak,” katanya lagi. Bibi penjual pun memberikan uang kembalian tersebut kepadaku.

“Terima kasih, Bi,” ucapku kemudian beranjak dari warung setelah kami selesai makan. Rezeki memang tidak pernah bisa ditebak. Dia datang tidak disangka dan pergi juga bisa tidak terduga, dan hari ini aku mendadak dapat rezeki dari orang yang tak kukenal sama sekali.




#Day(25)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Selasa, 28 Mei 2019

Salah Siapa? Mertua or Menantu



Sewaktu membaca postingan mbak Dira Arin alias mama Indri tentang orang ketiga dalam rumah tangga, tiba-tiba saya teringat dengan kejadian beberapa waktu lalu. Hari itu, tepatnya hari jum'at siang, seorang wanita mengenakan daster lusuh dengan menggendong seorang anak perempuan datang mendekat. Wanita itu nampak kelelahan dengan bulir peluh yang membanjiri wajahnya.

Ia mendekat ke depan toko yang ada di samping rumah, lalu berkata, "Mbak, saya numpang duduk, ya." Wanita itu duduk di bangku yang tersedia di teras rumah. Masih tampak di wajahnya rona merah karena sengatan matahari yang begitu terik.

Kami yang penasaran, pun, mencoba bertanya, "Dari mana, mbak? Kayaknya kelelahan banget," ujar keponakanku mewakili kami bertanya.

"Saya dari Banjarbaru, mbak. Mau ke Tunggul Irang," sebut wanita itu pada salah satu nama kampung yang ada di kota Martapura sambil menyeka peluh dan mulai mengipasi anaknya dengan tangan.

"Owh..." Kami membeo serempak.

"Saya berangkat dari Banjarbaru tadi jam 8 pagi, Mbak. Cuma jalan kaki," lanjut wanita itu.

Saya tercengang. "Jalan kaki dari kota Banjarbaru ke kota Martapura? Astaga! Nekat banget wanita ini," pikir saya. Meskipun Jarak tempuh dari kota Banjabaru ke kota Martapura tidak terlalu jauh hanya sekitar  9.9 km atau kurang lebih 15 menit menggunakan kendaraan roda dua, tetap saja terasa jauh apabila berjalan kaki, belum lagi di siang bolong seperti ini, di saat para lelaki tengah melaksanakan sholat jumat.

"Kenapa jalan kaki?" tanya seorang pelanggan yang kebetulan lagi ada di toko.

"Saya barusan kabur dari rumah, Bu. Saya enggak punya uang buat naik angkot."

"Ada masalah apa sampai kabur dari rumah?" Si ibu pelanggan kembali bertanya.

"Saya berantem sama mertua. Kemudian saya diusir dari rumah. Pergi dari rumah saya enggak bawa apa-apa," tuturnya sedih. "Jadi sekarang saya mau ke tempat kakak saya."

"Suami kamu tau?"

Wanita itu menggeleng. "Dia lagi kerja, Bu. Enggak tau apa-apa."

"Minta jemput aja mbak sama saudaranya. Kasian anaknya kepanasan."

"Saya enggak punya handphone, Bu."

"Berapa nomornya, Mbak? Biar saya coba bantu hubungi," tawar keponakan saya.

"Saya enggak hapal, mbak."

Kami terdiam. Sungguh memprihatinkan sekali cerita wanita itu, namun kami tidak bisa berbuat apa-apa. Bisa saja, sih, menawarkan bantuan untuk mengantarkan wanita itu ke rumah saudaranya, namun apa benar yang dia katakan. Bagaimana kalau wanita itu cuma berbohong dan ketika diberikan bantuan dia malah menipu atau tidak merampok sewaktu mengantarnya di jalan. Bukannya kami berprasangka buruk, zaman seperti sekarang ini sangat sulit untuk mempercayai orang, apalagi orang yang tidak dikenal. Bukankah kasus perampokan, begal dan penipuan sudah sering terjadi? Lebih baik mencegah daripada menyesal di belakang, bukan?

Akhirnya wanita itu kembali berjalan setelah kami beri minuman dari toko dan selembar uang untuk ongkos perjalanan.  Sungguh kasihan wanita itu. Entah siapa yang salah dalam pertengkaran yang tengah terjadi. Dari ceritanya, kami tidak bisa menyimpulkan pokok permasalahan yang sebenarnya. Apakah dia yang memulai atau mertuanya? Tiada yang tau kecuali mereka.



#Day(24)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Senin, 27 Mei 2019

Hukum Menggunakan GO PAY dan OVO dalam Bertransaksi



Hari ini lagi-lagi saya menggunakan ojek online sebagai sarana bepergian. Meski terkadang menggunakan angkot, saya kerap kali juga mengunakan ojek online, saking seringnya menggunakan jasa tersebut bahkan ada beberapa pengemudi yang mengingat saya.

Ojol alias ojek online yang saya gunakan  biasanya dari Grab dan Go Jek. Keduanya memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Yang mana keduanya saling melengkapi untuk kebutuhan hidup dan transportasi bagi konsumen atau pelanggan kedua aplikasi tersebut.

Pembayaran jasa Grab dan Go Jek menggunakan 2 pilihan. Yang pertama menggunakan OVO untuk Grab dan GO PAY untuk Go Jek serta dengan uang tunai.  Awal menggunakan Go Jek dan Grab saya selalu melakukan pembayaran tunai karena memudahkan proses akadnya baik itu untuk transpotrasi maupun pemesanan makanan. Namun seiringnya waktu para pengemudi mengusulkan saya untuk menggunakan OVO atau GO PAY dalam transaksi pembayaran. Kata mereka sih, penggunaan OVO atau GO PAY memudahkan konsumen dan juga jauh lebih murah dari pada melakukan transaksi menggunakan uang tunai.

Usul tersebut tak lantas membuat saya berpaling dari pembayaran uang tunai karena saya belum tau bagaimana hukum penggunaan OVO atau GO PAY tersebut apakah halal dalam hukum islam atau tidak dan saya masih ragu akan hal itu. Dan tadi, iseng-iseng saya tanyai salah satu pengemudi ojol yang mengangantarkan saya mengenai penggunaan GO PAY. Mereka bilang, saya hanya perlu membayar uangnya terlebih dahulu baik itu melalui pengemudi ataupun melalui bank serta ALFA MART.

Saya pikir awalnya uang tersebut akan ditukarkan menjadi koin kemudian koin tersebutlah yang menjadi alat transaksi. Ternyata pemikiran saya salah. Saya cukup membayar uang terlebih dahulu kemudian dipotong sesuai pembayaran transportasi ataupun pemesanan makanan. Istilah lainnya seperti menabung dibank kemudian dipotong uangnya apabila melakukan transfer ke rekening lain untuk sebuah pembayaran.

Setelah mendengarkan penjelasan  si pengemudi saya pun merasa lega sebab hal tersebut diperbolehkan dalam islam untuk sebuah transaksi. Selama pembayaran masih berupa uang, maka hal tersebut tidak menjadi masalah. Akad pun masih bisa dilakukan ketika pesanan sampai di tempat pelanggan ataupun di tempat tujuan pelanggan apabila menggunakan jasa transportasi. Mulai sekarang saya pun tidak ragu untuk menggunakan OVO ataupun GO PAY.

Waallahu a'lam


#Day(23)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Minggu, 26 Mei 2019

Prediksi Turunnya Lailatul Qadar Menurut Imam Al Ghazali




Menindaklanjuti postingan terdahulu tentang Malam Seribu Bulan di Kota Martapura, kali ini saya bakal membahas prediksi jatuhnya lailatul qadar. Kita tau lailatul qadar merupakan malam keberkahan yang lebih baik dari seribu bulan yang biasanya jatuh pada 10 malam terakhir bulan ramadhan, namun kita tidak mengetahui secara pasti kapan itu. Bisa saja malam 21 atau mungkin 26 bahkan juga bisa jadi malam ke-30 dan hal itu tidak menutup kemungkinan. Lantas bagaimana kita mengetahui kapan pastinya malam tersebut terjadi. Menurut riwayat Rasulallah yang diambil dari Tagar News ciri-ciri lailatul qadar ada lima, yang pertama udara dan suasana pagi nampak tenang. Yang kedua matahari cerah tetapi tidak panas. Yang ketiga udara terasa tenang. Yang keempat bulan terlihat separoh dan yang kelima turun pada tanggal ganjil di 10 terakhir bulan ramadhan.

Apabila kita telah menemui ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, maka dapat dipastikan bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar.


“Carilah lailatul qadar pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan ramadhan.” (HR. Bukhari no.2017)

Kedua hadist di atas mempertegas bahwa lailatul qadar turun di malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan. Lantas kapan hari pastinya? Tentu tiada yang mengetahui kecuali Allah SWT pemegang segala rahasia. Meski demikian, menurut Imam Al Ghazali, lailatul qadar dapat ditentukan dari awal hari pertama puasa, yaitu :

Awal ramadhan hari Senin, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke - 21.

Awal ramadhan hari Selasa, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke - 27.

Awal ramadhan hari Rabu, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke - 29.

Awal ramadhan hari Kamis, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke - 25.

Awal ramadhan hari Jumat, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke - 27.

Awal ramadhan hari Sabtu, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke - 23.

Awal ramadhan hari Minggu, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke - 29.


Berhubung awal ramadhan tahun 1440 H jatuh pada hari Senin, maka bisa diprediksikan lailatul qadar turun pada malam ke - 21. Semoga pada malam tersebut kita mengisinya dengan ibadah dan amalan-amalan yang bermanfaat.



#Day(22)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Sabtu, 25 Mei 2019

Malam Seribu Bulan di Kota Martapura



Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan lailatul qadar, yaitu satu malam mulia yang tiada tanding sebab terpilih sebagai malam turunnya alquran. Pada malam tersebut Allah menetapkan perjalanan hidup manusia dan Allah melapangkan rezeki yang dikehendaki dan mempersempit (bagi yang dikehendaki-Nya).

Malam yang diyakini lebih baik dari seribu bulan tersebut jatuh pada 10 malam terakhir bulan ramadhan. Pada malam ke dua puluh satu sampai malam ke tiga puluh selalu menjadi momen kaum muslimin untuk meminta, berdoa dan mengharap kepada Allah untuk segala kebaikan di dunia maupun di akhirat. Untuk itu setiap 10 malam terakhir bulan ramadhan selalu diisi dengan ibadah dengan harapan mendapatkan lailatul qadar ataupun sekedar terkena cipratannya.

Di kota Martapura Kalimantan Selatan, khususnya di Masjid Agung Al Karomah Martapura selalu melakukan ibadah sholat hajat dan sholat tasbih berjamaah di 10 malam terakhir bulan ramadhan. Jamaah yang hadir pun dari berbagai kalangan, dari pedagang, ibu rumah tangga, karyawan swasta bahkan pegawai negeri dan tokoh-tokoh daerah dan pemerintah juga ikut berhadir dalam acara ibadah bersama tersebut. Jamaah yang datang sangat banyak dan membludak khususnya tiap malam-malam hitungan ganjil seperti malam 21, 23, 25, 27 dan 29. Jamaah yang datang tidak hanya berada di dalam ruangan induk masjid saja tetapi sampai ke teras dan halaman depan masjid diisi oleh anak-anak, remaja, orang dewasa dan orang tua. Acara ibadah seperti ini telah dilaksanakan cukup lama dan selalu dilaksanakan setiap tahunnya.

Acara tersebut dimulai pukul dua dini hari dan berakhir sekitar kurang lebih pukul tiga dini hari. Rangkaian acara dimulai dengan sholat hajat berjamaah kemudian diselingi doa hajat, pembacaan yasin dan dilanjutkan sholat tasbih yang kemudian ditutup dengan doa. Saat acara dimulai, seluruh lampu penerangan yang ada di masjid dimatikan, kecuali beberapa lampu utama agar ada sedikit cahaya yang masuk. Hal ini dimaksudkan agar ibadah yang dilakukan khusyu. Pada acara terakhir, yaitu doa maka lampu kembali dinyalakan dan setelah itu jamaah kembali pulang ke rumah masing-masing untuk makan sahur.


Apakah kegiatan seperti ini bid’ah? Sudah pernah dilakukan di zaman rasulullah? Entahlah…. Saya tidak bisa memastikan karena kedangkalan ilmu yang dimiliki. Namun, untuk sesuatu yang baik apakah kita harus mencari dalil terlebih dahulu untuk melaksanakannya. Bukankah sholah hajat, sholat tasbih dan berdoa pernah dilakukan oleh rasulullah dan ada hadist yang menyebutkannya seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Imam Turmudzi dari ‘Utsman bin Hunaif bahwa Rasulullah bersabda :

أَنَّ رَجُلاً ضَرِيرَ الْبَصَرِ أَتَى النَّبِيَّ فَقَالَ: ادْعُ اللهَ لِي أَنْ يُعَافِيَنِي. فَقَالَ: إِنْ شِئْتَ أَخَّرْتُ لَكَ وَهُوَ خَيْرٌ وَإِنْ شِئْتَ دَعَوْتُ. فَقَالَ: ادْعُهْ. فَأَمَرَهُ أَنْ يَتَوَضَّأَ فَيُحْسِنَ وُضُوءَهُ وَيُصَلِّىَ رَكْعَتَيْنِ وَيَدْعُوَ بِهَذَا الدُّعَاءِ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِمُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ. يَا مُحَمَّدُ، إِنِّي قَدْ تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِي هَذِهِ لِتُقْضَى. اللَّهُمَّ فَشَفِّعْهُ فِيَّ

Seorang buta datang kepada Nabi lalu mengatakan, “Berdoalah engkau kepada Allah untukku agar menyembuhkanku.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Apabila engkau mau, aku akan menundanya untukmu (di akhirat) dan itu lebih baik. Namun, apabila engkau mau, aku akan mendo’akanmu.” Orang itu pun mengatakan, “Do’akanlah.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menyuruhnya untuk berwudhu dan memperbagus wudhunya serta shalat dua rakaat kemudian berdoa dengan doa ini, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan Muhammad Nabiyyurrahmah. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menghadap kepada Rabbku denganmu dalam kebutuhanku ini agar ditunaikan. Ya Allah, terimalah syafa’atnya untukku.” (HR. Ibnu Majah no. 1385 dan Tirmidzi no. 3578. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dengan adanya hadist di atas apakah perlu kita pertanyakan lagi, apakah ibadah yang dilakukan di malam lailatul qadar bermanfaat atau tidak? Bid’ah atau tidak? Rasanya menurut saya tidak perlu. Kalau hal yang tidak bermanfaat saja kita lakukan tanpa melihat dalil atau bid’ah, mengapa hal yang jelas-jelas bermanfaat harus dipertanyakan. Dan ini kembali lagi kepada kepercayaan masing-masing. Lakukanlah apa yang anda percayai dan saya melakukan apa yang saya percayai.


#Day(21)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Rabu, 22 Mei 2019

Pengalaman Ramadhan "Roknya Mana?"



Rasa malas kadang menyerang hati yang lengah. Ibadah jadi tak tenang, pikiran pun bercabang. Saat ini aku masih berjuang melawan rasa malasku di atas sejadah kuning pemberian emak beberapa tahun lalu. Masih dengan pikiran mengembara, mulutku terus mengucap asma Allah selepas sholat magrib.
Waktu terus bergulir. Rasanya malas kian merayap. Hati pun meragu untuk beribadah. Waktu hampir memasuki sholat Isya, tetapi aku masih tak bergeming dari sejadah. Padahal biasanya aku telah melipat sejadahku dan berlari ke mesjid untuk sholat isya dan terawih berjamaah, namun entah mengapa malam ini malas mengegelayutiku lebih hebat.
"Kamu capek, mending tidur," bisik hatiku kian meraja lela.

"Matamu juga sudah mengantuk. Lebih baik tidur dan beristirahat," bisik yang lainnya lagi.

"Masih ada malam besok, kok. Kamu masih bisa terawih, malam ini santai dulu."

Aku menimbang-nimbang. Memang benar yang dikatakan hatiku. Saat ini aku sedang lelah, mengantuk dan capek. Ada baiknya aku istirahat malam ini, putusku yakin. Baru saja melepas rok mukena, azan isya berkumandang dan bibiku bergegas pergi ke musholla. Aku terpaku, tidur kan bisa setiap hari, sedangkan terawih cuma satu bulan dalam setahun dan itu pun aku tidak pernah full satu bulan terawih. Dengan keinginan yang tipis, aku memanggil bibiku.

"Bi, aku ikut terawih di musholla," ujarku memanggil bibiku yang siap memakai sendalnya.

"Ayo cepat. Sudah isya," teriaknya dari luar.

Aku pun segera melepas mukena dan menggulungnya di dalam  sejadah.
*****
Tiba di musholla, orang-orang telah siap untuk sholat isya. Jamaah berdiri di barisan shaf masing-masing. Aku masuk dan berdiri di samping ibu dari sahabatku dan menggelar sajadah di sampingnya. Mukena pun kupasang pas menutup bagian atas tubuhku, namun saat hendak mengenakan mukena bagian bawah, aku merasa kewalahan mencarinya. Tidak ada di dalam gulungan sajadahku.

"Kenapa?" tanya ibu sahabatku.

"Rok mukenanya ketinggalan," balasku panik.

"Waduh, sholat isya bentar lagi," tambahnya."Kalau pakai jubah kamu gimana?" Beliau menatap jubahku yang tak menutup mata kaki.

Aku menggeleng, "Kakinya kelihatan," balasku.

"Ya udah cepat ambil segera."

Aku pun kemudian berlari ke rumah tanpa melepas mukena bagian atas yang telah terpasang. Alhasil, sesampainya kembali di musholla aku terpaksa masbuk, mengikuti imam. Semenjak kejadian itu aku tidak pernah lagi sholat tanpa persiapan. Dalam arti sebelum pergi ke musholla atau pun ke mesjid harus dicek terlebih dahulu apa yang mesti dibawa agar nantinya tidak ada yang ketinggalan.


#Day(20)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Saya Tidak Bangga Menjadi Otaku



Sebutan Wibu atau Otaku kerap kali kita dengar dari mulut-mulut remaja masa kini, terkhusus remaja cowok. Mereka yang menyukai anime, manga,cosplay, game, Jpop atau apapun yang berbau jepang disebut dengan otaku atau wibu. Kedua sebutan tersebut hampir sama maknanya, yaitu sama-sama menyukai hal-hal yang berbau kebudayaan jepang. Meski demikian, kedua sebutan tersebut memiliki perbedaan dalam aplikasi kehidupan.

Seorang wibu cendrung berlebihan dalam mengekspresikan kesukaannya terhadap budaya jepang seperti penggunaan sehari-hari yang kadang bercampur dengan bahasa jepang. Lebih senang dengan makanan-makanan jepang ketimbang makanan negeri sendiri. Senang menggunakan  cosplay anime atau manga yang disenanginya, dan banyak hal lainnya lagi. Sedangkan otaku, kesukaan mereka terhadap budaya jepang tidak seakut seorang wibu, meski demikian kedua istilah tersebut memiliki makna negatif di negaranya sendiri, yaitu jepang.

Apakah saya juga termasuk otaku atau wibu? Entahlah, saya tidak tau. Yang saya tau, saya senang nonton anime sejak berumur 6 tahun sampai sekarang. Saya juga senang membaca manga baik secara online maupun dalam bentuk cetak. Apakah itu termasul wibu atau otaku? Saya juga tidak tau. Biarkan orang lain yang menilai saya dan biarkan saya menikmati hobi saya tanpa terganggu dengan pandangan orang lain terhadap saya.

Inilah hobi, baik buruknya memang saya rasakan. Namun hal tersebut belum bisa menghilangkan rasa suka saya terhadap hobi yang saya geluti. Lantas apakah saya bangga menjadi otaku? Tentu tidak, tapi inilah saya apa adanya yang penuh dengan kekurangan. Menjadi otaku bukan sebuah kebanggaan bukan juga sebuah keburukan. Semua tergantung bagaimana cara seseorang dalam menikmati hobinya. Berlebihan atau tidak, tergantung kita sendiri yang menentukan.



#Day(19)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Kurma Lezat Kreasi Ibu Hebat "Kreasi Makanan dari Buah Kurma"



Berbuka tentu menjadi momen yang sangat dinanti di saat bulan ramadhan ini. Beraneka ragam masakan dan minuman tersaji di meja makan layaknya restoran mewah. Meski sederhana namun bervariasi. Belum lagi takjil yang menjadi santap pembuka, selalu tersedia dan tak pernah tertinggal barang sehari pun. Beraneka ragam rasa takjil tersaji dari rasanya yang manis, asin dan segar bahkan yang pedas sekalipun. Salah satu takjil yang tak pernah ketinggalan adalah buah kurma.  Buah kurma yang manis dan kaya akan vitamin selalu siap memanjakan lidah ketika berbuka puasa, selain itu berbuka dengan kurma merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Biasanya kita hanya menyajikan kurma dalam bentuk buah kering. Sebenarnya buah kurma bisa dikreasikan sesuai dengan selera dan keahlian si pembuat. Dan kali ini penuls akan membagikan beberapa jenis aneka makanan dan minuman yang terbuat dari buah kurma yang diambil dari berbagai sumber.


























Nah, kira-kira tertarik untuk bikin yang mana, nih untuk berbuka hari ini. Resepnya bisa dicari di google atau dikreasikan sendiri sesuai selera masing-masing. Selamat mencoba!



Sumber bacaan : google


#Day(18)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Selasa, 21 Mei 2019

Harga Cicilan Sebuah Rumah di Surga



Harga cicilan sebuah rumah di surga? Dari judul di atas mungkin kita akan bertanya-tanya, memangnya rumah di surga bisa dicicil? Lantas bayarnya pakai apa? Tentunya pertanyaan itu akan terlontar dari pikiran kita dan kita mengganggap itu adalah hal yang mustahil. Tapi tahu kah kita, hanya dengan mencicil 1000 rupiah per hari kita bisa memiliki sebuah rumah di surga kelak. Dibandingkan mencicil rumah di dunia dengan kisaran paling rendah 300 ratus ribu per bulan, bukankah mencicil rumah di surga jauh lebih murah? Selain itu tanpa bunga juga, loh!

Nah, di sini kita kembali menyaksikan betapa pemurahnya Allah SWT, yang terkadang kita masih saja menuduh Allah pelit, tidak adil dan tidak sayang ketika sebuah musibah menimpa. Ironisnya begitulah manusia, selalu mengeluh dan tidak sabar atas segala pemberian Allah, kecuali hamba-hamba yang diberikan hidayah atasnya.

Lantas bagaimana prosedur cicilan rumah di surga? Prosedurnya sangat gampang, kok. Kita cukup menyisihkan uang minimal 1000 per hari ke dalam sebuah kotak amal yang tersedia di masjid-masjid tentunya disertai dengan niat yang ikhlas. Kalau ada sedikit saja terselip rasa riya dan sombong di hati, maka cicilan tersebut tidak akan berarti alias hangus.

Memang apa dasarnya? Dasarnya bisa kita ambil dari hadist Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ

“Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.” (HR. Ibnu Majah, no. 738. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Berdasarkan hadist tersebut dapat kita pahami bahwa dengan ikut membangun masjid meskipun hanya sedikit maka akan Allah bangunkan baginya rumah di surga. Salah satu cara membangun masjid ialah dengan bersedekah atau menginfakkan harta untuk kepentingan masjid.  Harta yang diberikan untuk kepentingan mesjid tersebut sama halnya bahwa kita telah membangun sebuah masjid, maka pahala yang dijanjikan Allah adalah  rumah megah di surga kelak.

Bersedakah tidak perlu banyak-banyak, yang penting ikhlas dan sesuai kemampuan diri. Tidak perlu dipaksakan karena Allah tidak pernah memberatkan hambanya untuk melakukan sebuah kebaikan. Yuk! Kita cicil rumah di surga mulai dari sekarang.




#Day(17)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah



Minggu, 19 Mei 2019

Buatlah Bidadari Surga Cemburu Padamu



Kecemburuan ternyata tidak hanya dirasakan oleh anak manusia, bahkan bidadari surga pun merasakan kecemburuan. Lantas siapa yang sanggup membuat bidadari surga yang memiliki fisik sempurna, tutur kata mulia, dan berpenampilan yang cantik menjadi cemburu? Hanya para isteri solehah lah yang mampu melakukannya, sebab segala kebaikan yang dilakukan oleh seorang isteri kepada suaminya, dan membuat hati sang suami senang, maka hal tersebut sukses membuat bidadari-bidadari surga cemburu.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW daripada Mu'adz bin Jabal ra, "Tiada seorang Isteri menggoda suaminya, melainkan isterinya di akhirat (Bidadari) akan berkata, "Celaka kau, jangan mengganggu dia, sebab ia hanya sementara berkumpul denganmu dan hampir meninggalkan kau untuk kembali kepada kami." (H.R Tirmidzi).

Sungguh, hanya dengan menggoda suami saja sang isteri mampu membuat bidadari cemburu, lantas bagaimana kebaikan-kebaikan yang dilakukan seorang isteri dalam menyenangkan hati suaminya? Tentu tak terbayang bagaimana cemburunya mereka.

Salah satu cara paling ampuh menggoda seorang suami adalah dengan penampilan yang menarik. Terkadang seorang wanita, khususnya isteri akan berlomba-lomba menghias wajah dan berpenampilan wah ketika menghadiri acara atau kondangan, sedangkan di rumah? Kebanyakan hanya mengenakan daster, muka tanpa bedak, rambut acak-acakan dan bau badan ampun-ampuan, dan ini sudah menjadi rahasia umum para isteri-isteri. Apakah dengan penampilan demikian bakal membuat para suami tergoda? Tentu saja tidak! Mereka lama kelamaan mungkin akan bosan karena selalu disuguhi dengan pemandangan yang tidak mengenakkan, padahal seorang wanita khususnya isteri wajib mempercantik diri hanya di hadapan suami, bukan di khalayak ramai. Inilah salah satu fenomena yang sudah mendarah daging di kampung-kampung.
Kalau sudah begini, bagaimana mungkin bidadari akan cemburu?



#Day(15)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Sabtu, 18 Mei 2019

Waspada! Inilah Penyebab Hipersativa Yang Menganggu Saat Berpuasa



Gimana puasanya? Udah ada yang bolong atau masih tetap bertahan di hari yang ke-16 ini? Semoga masih tetap semangat menjalankan ibadah puasanya. Nah, ngomong-ngomong masalah bolong, dulu saya puasanya sering sekali bolong dan enggak pernah full. Apalagi setelah masa haid, tentu sangat susah mencari puasa full selama satu bulan penuh. Waktu kanak-kanak sekitar usia 7 tahun sampe 9 tahun yang semestinya mampu untuk puasa full, saya malah enggak bisa sama sekali. Loh, kok gitu? Ya, memang gitu kenyataannya. Selain karena enggak kuat dengan godaan teman-teman yang ngajakin berbuka di siang bolong, saya juga terkena hipersalivasi yang bikin saya enggak sanggup berpuasa. 

Apa sih hipersalivasi itu? Jadi gini, hipersalivasi itu kondisi di mana kelenjar saliva yang mengandung enzim pencernaan memproduksi air liur lebih banyak dari pada kondisi normal. Hipersalivasi terjadi dengan berbagai macam penyebab di antaranya : 

1. Gigi berlubang akibat sering makan-makanan manis dan gak rajin sikat gigi.
2. Infeksi pada rongga mulut
3. Sariawan yang mengganggu
4. Mengonsumsi obat penenang
5. Sedang dalam kondisi hamil
6. Memakai gigi palsu
7. Terlalu sering mengunyah permen karet
8. Sedang bahagia atau cemas
9. Refluks asam lambung
10. Terpapar racun atau infeksi serius, seperti rabies atau tuberkulosis
11. Rahang mengalami cedera atau trauma
12. Gangguan pengendalian otot mulut karena maloklusi, parkinson, ALS, stroke, lumpuh otak, pembengkakan lidah dan gangguan intelektualitas
13. Perubahan hormon
14. Iritasi
15. Mual dan Mulas
16. Lidah yang besar / makroglosia
17. Retardasi mental
18. Gangguan saraf
19. Mengkonsumsi makanan yang banyak tepung
20. Penyakit pankreas
21. Efek samping obat
22. Keracunan
23. Amandel
24. Gondongan

Dari ke-24 penyebab hipersaliva di atas, saya mengalami refluk asam lambung yang mampu meningkatkan produksi saliva lebih banyak. Enggak kebayang kan kalau 3 - 5 menit sekali harus bolak balik  ke kamar mandi hanya untuk membuang saliva. Memang merepotkan, dan itu terjadi ketika saya berpuasa. Kalau tidak sedang berpuasa masih bisa dicegah dengan mengkonsumsi permen atau camilan yang mampu meredakan sedikit kondisi hipersaliva. Setelah mengalaminya selama bertahun-tahun, saya akhirnya mencoba untuk meminum obat pereda asam lambung atau obat maag saat sahur, dan alhamdulillah selama berpuasa saya tidak mengalami hipersativa lagi. Selain mengkonsumsi obat pereda asam lambung, saya juga pernah mencoba memakan buah kurma dan minum kopi saat sahur, hasilnya tidak jauh berbeda dan hipersaliva bisa dihindari, puasa pun menjadi lancar.




Sumber bacaan : 
https://www.idntimes.com/health/fitness/viktor-yudha/12-penyebab-utama-hipersalivasi-air-liur-mendadak-keluar-banyak/full


#Day(16)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Temulawak Teman Menyegarkan Saat Berbuka Puasa



Bulan ramadhan tidak lengkap apabila tidak membahas salah satu aneka minuman yang menjadi primadona di Martapura Kalimantan Selatan. Apalagi kalau bukan minuman temulawak asli dan yang paling terkenal adalah merk "Sani". Minuman ini marak dijual pedagang-pedagang kaki lima di segala tempat seperti pasar, jalan raya, dan beberapa stand pasar ramadhan. Jumlah penjualannya pun meningkat ketika memasuki bulan ramadhan, yang biasanya hanya berkisar tiga sampai lima pedagang, saat bulan ramadhan meningkat menjadi 10 bahkan 15 pedagang yang berada di area pasar, sedangkan di area-area lain tidak diketahui jumlahnya.

Rasanya yang manis dan menyegarkan menjadi salah satu faktor mengapa minuman ini menjadi favorit untuk dikonsumsi oleh orang dewasa, remaja bahkan anak-anak. Selain rasanya, minuman ini memiliki banyak sekali khasiat seperti membantu pengobatan kanker, mengatasi masuk angin, mengobati kram perut, penambah nafsu makan dan masih banyak lagi yang lainnya. Benar saja saja, setelah meminum air temulawak, nafsu makan semakin meningkat dan berbuka puasa semakin menjadi semangat.
Mau tau cara pembuatannya? Yuk diintip resep minuman temulawak di bawah ini, selamat mencoba!

Resep Minuman Temulawak
Bahan :
50 gram temulawak.
20 gram asam kawak (tanpa biji).
25 gram kencur.
10 gram jinten.
100 ml air matang.
100 gram gula aren.
2 lembar daun pandan.
1 liter air.


Cara Membuat Minuman Temulawak
1. Iris tipis temulawak dan kencur, sangrai sebentar.
2. Campurkan temulawak, asam kawak, kencur, jinten dan 100 ml air       matang, haluskan dengan blender.
3. Didihkan air dengan gula dan daun pandan hingga gula larut.
4. Campurkan temulawak dengan rebusan air gula, aduk rata dan              saring.
5. Sajikan hangat atau dingin untuk 5 sampai 6 gelas.


Sumber resep : google

#Day(14)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Jumat, 17 Mei 2019

Jangan Berjanji Bila Untuk Diingkari



Saat raga mulai lelah, nutrisi otak kian melemah. Aksara puitis pun tiada bergema, hanya larik-larik tanpa makna yang tergores di selembar kertas kusam. Ya, mungkin malam ini pikiranku sedang berkecamuk. Lelah, ngantuk dan malas menjadi boomerang tersendiri dalam menghadirkan ide. Tak banyak kata yang dapat kutuangkan malam ini. Mungkin hanya celotehan jiwa yang ingin kuungkap, kuutarakan dalam goresan tiada bermakna.

Siang tadi, seperti biasa kuayunkan langkah kaki menuju sebuah sekolah menengah pertama di kotaku. Di bawah sinar matahari yang kian menyengat, aku berdiri dengan sabar menanti angkot berwarna hijau berhenti di hadapanku. Lima menit menunggu, tak satu pun angkot melintas. Baru pada menit ke sepuluh, sebuah angkot melintas dan menghampiri setelah kulambaikan tanganku.

"Pak, muter sampe gerbang pasar?" tanyaku pada sang supir.

"Iya, sampe," balas sang supir.

Aku pun bergegas menaiki angkot itu dan duduk di bangku di samping pintu. Ya, itu adalah tempat favoritku. Selain lebih mudah untuk keluar, ventilasi angin yang masuk jauh lebih besar dari pada area tempar duduk yang lain. Tak berseling lama, beberapa orang penumpang masuk. Mereka terdiri atas 3 orang dewasa dan 2 orang anak-anak yang masih berusia sekitar 7 tahun. Mereka semua mengenakan pakaian santai dan bedak dingin yang menutupi seluruh permukaan wajah mereka. Entah mereka hendak ke mana dengan tujuan apa, aku tak tau. Mereka hanya menyebut kota S sebagai tempat tujuan pemberhentian mereka, yang mana berbeda jalur dengan tujuan yang hendak kudatangi.

Sopir itu mulai menaikkan laju angkotnya setelah memasukkan 5 orang penumpang ke dalam angkot. Padahal, saat aku hanya sendiri di dalam angkot, laju angkot itu sangat pelan sekali. Sampai saat ini aku tidak memilki masalah apapun. Namun, saat di arah belokan di dekat taman, tiba-tiba sopir itu membelokkan arah angkotnya, dan hal itu membuatku bertanya.

"Pak, saat turunnya di gerbang pasar," ungkapku pada sang sopir.

"Iya," ujar sopir itu membalas. "Ini, kan, sudah dekat dengan pasar. Kamu tinggal jalan aja. Tuh, dekat," ujarnya menunjuk halaman taman kota yang jaraknya lumayan jauh dari gerbang pasar.

"Tapi, kan, saya mintanya diturunin di depan gerbang, pak. Kok, jadi di sini, sih. Kan saya jauh kalau mesti jalan kaki lagi."

"Deket, kok. Tuh, pasarnya udah keliatan," balas pak sopir tanpa perasaan bersalah sedikitpun. "Lagian saya sudah muter, enggak bisa balik lagi."

Akhirnya dengan muka yang masam, akupun turun dari angkot. Tak ingin memperpanjang masalah, akupun segera pergi dan berjalan meninggalkan sang supir angkot. Sumpah, saat itu aku kesal sekali. Bukannya Pak Sopir dari awal sudah berjanji untuk mengantarkanku di depan gerbang pasar, kok pas udah nyampe malah diantar di taman kota. Demi rezeki yang tak seberapa, pak sopir berani mengingkari janjinya kepada penumpang sepertiku, dan lebih memprioritaskan 5 orang penumpang lainnya. Miris memang, seandainya pak sopir tak berjanji, mungkin aku tidak akan naik angkotnya. Dan seandainya tak ada 5 orang penumpang tersebut, apakah pak sopir juga akan mengingkari janjinya kepadaku?

Dengan hati kesal aku terus berjalan di tengah terik matahari. Jarak yang lumayan jauh, membuat kondisiku semakin letih apalagi saat itu kondisiku juga sedang tidak fit. Kalau memang tidak mampu menolong orang lain, maka janganlah mempersulit hidup orang lain. Karena doa orang yang tersakiti lebih cepat diterima Allah. Semoga si pak sopir ke depannya bisa menjadi orang yang amanah.

#Day(13)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Kamis, 16 Mei 2019

Perempuan Paling Mulia



Masih ingat tanggal 11 ramadhan bertepatan dengan hari apa? Yup! Benar sekali. Tanggal 11 Ramadhan ialah tanggal wafatnya Sayyidah Khadijah Al Kubra, isteri pertama Rasulullah SAW.  Pada hari itu, khususnya di daerah tempat tinggal saya, Martapura Kalimantan Selatan. Setiap tahun memperingati hari meninggalnya wanita yang paling mulia di muka bumi ini. Acara yang digelar tidak serempak, ada yang mengadakan di rumah pribadi, mushola atau pun majelis-majelis pengajian yang ada di daerah Martapura. Rangkaian acaranya biasanya meliputi pembacaan doa haul, manakib atau istilah sekarang biografi dan pembacaan doa.

Mungkin ada sebagian pendapat yang berbeda mengenai acara peringatan hari haul. Mungkin ada yang bilang bid'ah, syirik atau apapun, menurut saya itu sah saja karena di dalam agama islam sendiri memiliki 4 mazhab atau imam yang berbeda. Jadi tidak ada larangan bagi orang lain untuk mengikuti atau meninggalkannya, sebab hal ini tergantung dari kepercayaan diri kita masing-masing kemana kita mengikut imam. Jadi bagi saya hal ini tidak perlu dipersoalkan panjang lebar, apalagi dengan kedangkalan ilmu yang saya miliki.

Lantas mengapa saya harus mengambil tema ini? Jawabannya cukup simple. Karena kemaren tanggal 11 ramadhan jadi enggak ada salahnya kalau kita mengingat kembali siapa Sayyidah Khadijah Al Kubra dan bagaimana keistimewaan beliau. Dengan mengingat kembali tingkah laku beliau yang begitu mulia, mudah-mudahan hati kita tergerak untuk mengikuti jejak langkah beliau, khususnya dalam membangum rumah tangga dan agama.

Sayyidah Khadijah Al Kubra merupakan putri dari Khuwaylid bin Asad bin Abdul 'Uzza bin Qushay Al Asadiyyah yang dilahirkan 15 tahun lebih dahulu daripada Rasululluh SAW. Gelar Al Kubra yang beliau sandang bukan tanpa alasan, sebab beliau merupakan perempuan yang memiliki ilmu dan budi pekerti sempurna. Selain kecantikan dan kekayaan yang beliau miliki, beliau juga terkenal sebagai perempuan yang arif dan bijaksana sehinga gelar Al Kubra itu benar-benar pantas untuk beliau.

Sebenarnya masih banyak keutamaan-keutamaan akhlak dan perangai beliau yang apabila saya jabarkan tak cukup waktu seharian. Perlu waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk dapat menceritakan bagaimana istimewanya beliau. Namun yang masih saya ingat, di  saat rasulullah mulai menyepi di gua hiro dan tidak pulang selama 2 sampai 3 hari bahkan seminggu untuk beribadah kepada Allah, Sayyidah Khadijah tidak marah. Beliau malah mendukung dan menyemangati rasulullah dan selalu mengantarkan makanan beberapa hari sekali ke gua hiro. Berbeda sekali dengan kita, suami baru telat pulang 2 sampai 3 jam, pulang-pulang suami langsung kita berondong dengan pertanyaan ini dan itu. Malah-malah perasaan cemburu timbul di hati dan keraguan acap kali memanasi. Itu lah kita, manusia yang tidak sempurna dan wajar adanya. Namun alangkah bagusnya kita mampu meniru sikap dan tingkah laku Sayyidah Khadijah dan bersikap dan berprilaku.

#Day(12)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Selasa, 14 Mei 2019

Beberapa Kebiasaan di Bulan Ramadhan



Tidak terasa sudah memasuki 10 hari bulan ramadhan. Tinggal menghitung hari sebelum berpisah dengan ramadhan. Kebiasaan dan budaya selama bulan ramadhan akan kita tinggalkan seperti sholat tarawih berjamaah, bangunin orang sahur, ngabuburit, tadarus Alquran dan banyak lagi kebiasaan-kebiasaan bulan ramadhan yang tidak dapat ditemui di bulan-bulan lainnya.

Masih teringat dengan jelas tiap bubar sholat tarawih, saya dan kawan-kawan bergegas menghadang imam tarawih untuk meminta tanda tangan. Padahal sebagian dari kami sholat tarawihnya enggak full alis bolong-bolong. Kalau capek, istirahat sebentar atau makan camilan-camilan yang di beli di warung di dekat musholla. Sungguh momen manis yang tidak bisa dilupakan sampai sekarang.

Kebiasaan-kebiasaan seperti ini kadang bikin kangen dan tidak bisa terulang lagi. Belum lagi tiap 17 ramadhan. Pada malam itu diadakan malam tanglong untuk memperingati turunnya Alquran. Biasanya acara malam tanglong berisi pawai arak-arakan dengan menggunakan kostum yang bermacam-macam dilanjutkan dengan acara bangunin sahur. Sungguh menggembirakan bila dapat menyaksikannya. Nah, kira-kira kebiasaan seperti apa yang ada di tempat kalian?

#Day(10)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Senin, 13 Mei 2019

LANGKAH MEMBUAT RESENSI BUKU




Langkah/Tahap Cara Membuat Resensi Buku dan Unsur/Kerangka Resensi Buku.

Kali ini penulis akan mencoba membahas tentang langkah meresensi buku. Jadi buat yang belum mengetahui apa saja itu langkah-langkah bagaimana cara meresensi buku

Jenis Buku
Jenis/bentuk buku itu apakah roman, novel, biografi, atau yang lain. Selain itu seorang resentator menyebutkan juga buku termasuk buku fiksi atau nonfiksi.

Keaslian Ide
Buku itu apakah benar-benar merupakan karya asli dari pengarangnya atau merupakan jiplakan dari buku lain yang pernah terbit.

Bentuk
Bagaimana mengenai bentuk atau format dari buku itu. Apakah bentuknya, kertas, ilustrasi cover, jenis huruf yang dipakai, dan sebagainya.

Isi dan Bahasa
Dilihat dari segi isi, resentator perlu memperhatikan unsur-unsur intrinsiknya, yaitu tentang tema, alur, perwatakan, sudut pandang dan sebagainya.
Bahasa dalam buku itu dapat ditinjau dari segi struktur kalimat, gaya bahasa/style, ungkapan dan lain-lain. Apakah bahasa yang digunakan memakai bahasa sehari-hari yang segar tidak menjemukan, mudah dimengerti oleh pembaca, dan sebagainya. Mudah dipahami atau sukar diterima pembaca. Pengujian materi mendapat perhatian juga dari resentator.

Simpulan
Akhirnya seorang penulis resensi harus dapat menyimpulkan, apakah buku itu baik dan perlu dibaca atau tidak.

Menulis data buku yang dibaca,

Menulis ikhtisar isi buku,

Mendaftar butir-butir yang merupakan kelebihan dan kekurangan buku,

Menuliskan pendapat pribadi sebagai tanggapan atau isi buku, dan

Memadukan ikhtisar dan tanggapan pribadi ke dalam tulisan yang utuh.
Sebuah resensi harus memuat hal-hal sebagai berikut :

Data buku atau identitas buku

Judul buku
Jika buku yang akan kamu resensi adalah buku terjemahan, akanlebih baik jika kamu menuliskan judul asli buku tersebut.

Penulis atau pengarang
Jika buku yang diresensi adalah buku terjemahan, kamu harus menyebutkan penulis buku asli dan penerjemah.

Nama penerbit

Cetakan dan tahun terbit

Tebal buku dan jumlah halaman

Judul Resensi
Judul resensi boleh sama dengan judul buku, tetapi tetap dalam konteks buku itu.

Ikhtisar Isi Buku
Dalam meresensi buku, seorang peresensi harus menulis buku yang hendak diresensi. Ikhtisar adalah bentuk singkat dari suatu karangan atau rangkuman. Ikhtisar merupakan bentuk singkat karangan yang tidak mempertahankan urutan karangan atau buku asli, sedangkan ringkasan harus sesuai dengan urutan karangan atau buku aslinya. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat ikhtisar isi buku adalah sebagai berikut.

Membaca naskah/buku asli
Penulis ikhtisar harus membaca buku asli secara keseluruhan untuk
mengetahui gambaran umum, maksud, dan sudut pandang pengarang.
Mencatat gagasan pokok dan isi pokok setiap bab
Membuat reproduksi atau menulis kembali gagasan yang dianggap
penting ke dalam karangan singkat yang mempunyai satu kesatuan yang padu.

Kelebihan dan Kekurangan Buku
Penulis resensi harus memberikan penilaian mengenai kelebihan dan kelemahan buku yang disertai dengan ulasan secara objektif.

Kesimpulan
Penulis resensi harus mengemukakan apa yang diperolehnya dari buku yang diresensi dan imbauan kepada pembaca. Jangan lupa cantumkan nama kamu selaku peresensi.


#Day(9)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Minggu, 12 Mei 2019

Pertanyaan Tanpa Akhir




Zaman serba rempong gini memang sering bikin hati panas kalau didengerin. Banyak omongan-omongan yang unfaedah yang mengusik ketentraman hati. Selalu saja ada yang dikomentari ini lah itu lah seperti petasan yang meletup tanpa jeda. Seperti gambar di atas, bisa kita lihat dilihat, apapun yang dilakukan selalu salah di mata orang lain. Ibarat kata maju kena mundur kena, selalu serba salah. Mendengarkan komentar orang lain bakal bikin kuping panas, solusi terbaiknya adalah berpura-pura tuli dengan komentar unfaedah mereka.

Saat ada yang bilang, "Kok, kamu jelek?" jawab saja dengan santai, "Untung aku jelek, jadi enggak banyak cowok yang mendekatiku. Coba bayangkan kalau wajahku cantik, tentu banyak mata cowok nakal yang memandangiku. Selain itu mereka akan membuatku repot karena harus menolak satu persatu cowok yang menyatakan cinta. Enggak mungkin, kan, semua cowok itu dipilih jadi kekasih atau pasangan hidup. Bisa-bisa bakal terjadi perang dunia ketiga.

Kalau ada yang bilang," Kok belum nikah juga. Betah lama-lama ngejomblo, ya?" jawabnya santai aja, ya.Enggak perlu ngegas. Bilang aja Allah lagi mempersiapkan insan terbaik buat kita. Lagian dengan ngejomblo kita enggak perlu repot-repot mikirin besok mau masak apa ya buat suami.  Atau cukup enggak sih uang segini untuk beli keperluan selama sebulan? Mungkin masih banyak lagi hal yang menyenangkan menjadi seorang jomblo. Kita masih bebas melalukan apapun seorang diri, termasuk menekuni hoby yang menyenangkan.

Nah, ini terkadang pertanyaan yang bikin bete, "Capek-capek jadi sarjana, kok, malah jadi ibu rumah tangga?" Memangnya seorang sarjana enggak boleh jadi ibu rumah tangga? Aturan dari mana, tuh. Bukannya semakin tinggi pendidikan seorang ibu, maka semakin bagus agar kelak dapat mendidik anak-anaknya. Bukankah ibu adalah madrasah pertama buat anak-anaknya.  So enggak ada salahnya seorang sarjana memilih mengabdi untuk rumah tangganya dari pada mengabdi untuk perusahaan.

Mungkin masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan unfaedah yang bila kita layani bisa kuping pekak, yang apabila dibahas satu-satu bakal memakan ruang dan waktu yang teramat panjang. Intinya, apapun kondisi kita saat ini, selalu ada hal yang patut disyukuri, apapun itu.

#Day(8)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Sabtu, 11 Mei 2019

Mengapa Perempuan yang Haid Dilarang Puasa?




Pada tulisan terdahulu, "Hindari 8 Hal yang Dapat Membatalkan Puasa" telah penulis paparkan bahwa hal yang dapat membatalkan puasa, salah satunya ialah haid. Haid menurut bahasa artinya "aliran", sedangkan menurut syariat adalah darah kotor yang keluar dari pangkal rahim perempuan pada masa baligh pada waktu sehat dan tanpa sebab. Dari kedua arti tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa haid ialah darah kotor yang mengalir pada rahim perempuan yang telah balig pada waktu sehat. Jadi yang bisa digaris bawahi di sini bahwa haid adalah darah kotor pada perempuan yang telah baligh. Perempuan yang belum mencapai masa baligh, tetapi mengeluarkan darah dari kemaluan atau rahim tidak bisa disebut darah haid.

Masa baligh perempuan ditandai dengan umur dan keluar darah pada kemaluan. Perempuan yang telah keluar darah dari kemaluan pada saat belum berumur 9 tahun tidak termasuk darah haid. Seorang perempuan keluar darah haid minimal berumur 9 tahun dan tidak ada maksimal umur untuk keluarnya darah haid, meskipun ada yang mengatakan maksimal pada usia 50 tahun. Apabila perempuan telah mencapai usia 20 tahun namun belum keluar darah haid, maka dia termasuk baligh secara umur dan wajib untuk sholat dan berpuasa.
Darah haid bisa dikenali dari warna serta baunya. Hal ini sesuai dengan penuturan Abu Daud, Nasa'i. Hakim yang mana sebuah hadist menyebutkan, "Darah haid adalah darah hitam yanh sudah dikenali." Artinya salah satu ciri warna darah haid adalah berwarna hitam. Menurut mazhab Syafi'i, warna darah ada 5 macam yaitu merah, pirang, kuning dan keruh (antara kuning dan putih). Sedangkan menurut mazhab Hanafi, warnanya ada 6 macam yaitu hitam, merah, kuning, keruh, hijau dan abu-abu.

Nabi saw mensifati darah haid ada 5 macam yaitu tsakhin (kental), mutahadim (panas), yakhruj bi rifq (keluar pelan-pelan), berbau tidak sedap dan kaunuhu ladza'an (keadaannya yang hangus) yang ditandai warna hitam dan merah tua. Apabila seorang perempuan berusia minimal 9 tahun dan mengeluarkan darah dengan ciri-ciri di atas, maka sudah dipastikan itu adalah adalah darah haid.
Bagi perempuan yang sedang haid diharamkan untuk berpuasa, akan tetapi ia wajib mengqadhanya (membayar) apabila telah selesai masa haid (masa suci). Iman Nawawi berkata,"perihal 'puasa' tidak sah bagi orang haid', adalah sesuatu yang tidak diketahui sebabnya, karena bersuci tidak menjadi syarat berpuasa." Meskipun demikian menahan diri dari hal yang dapat membatalkan puasa adalah merupakan salah satu rukun puasa. Jadi apabila rukun puasa tidak dipenuhi maka sudah tentu puasa itu menkadi tidak sah.

Secara logis kita dapat berpikir, bahwa haid dapat melemahkan tubuh seseorang, dan berpuasa juga dapat melemahkan tubuh seseorang. Lantas bagaimana jadinya jika Allah mewajibkan seorang perempuan yang haid untuk berpuasa? Tentu hal tersebut akan terasa berat dilakukan dan inilah salah satu hikmah mengapa puasa tidak wajib bagi perempuan yang haid. Allah maha pemurah, Dia tidak akan memberatkan suatu kaum dalam urusan agamaNya.

Sumber Bacaan :
Nurudin, Marbu. 2011. Fiqih Darah Perempuan. Intermedia : Solo.

#Day(7)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

Jumat, 10 Mei 2019

Fabel Ramadhan "Tupai yang Bakhil"






Alkisah, hiduplah seekor Tupai dan Kelinci yang bersahabat. Mereka telah lama tinggal di dalam hutan belantara yang jauh dari kawanan binatang-binatang lainnya. Setiap hari mereka pergi menelusuri hutan belantara untuk mencari makan. Sesampainya di dalam hutan, mereka menemukan dua anak pepaya yang masih kecil, seukuran lutut orang dewasa, yang tumbuh tak sengaja di dalam hutan.

"Hai Kelinci! Lihatlah apa yang aku temukan." teriak Tupai kepada Kelinci sahabatnya.

"Apa yang engkau temukan?" tanya Kelinci masih dengan jalannya yang pelan menuju keberadaan si Tupai.

"Lihat, teman. Ini anak pepaya. Bagaimana kalau kita bawa pulang dan kita tanam. Buahnya

bisa kita jadikan simpanan ketika dia berbuah nanti."
"Bagus sekali usulmu Tupai. Kita tidak perlu lagi mencari makanan ke dalam hutan, cukup buah pepaya ini saja."

"Ya, betul sekali perkataanmu wahai Kelinci."

Tupai dan Kelinci kemudian menggali tanah yang menutupi akar pohon anak pepaya. Bersama-sama mereka mencoba mencabut anak pohon pepaya dari tanah hingga tubuh mereka terpental dan membentur tanah. Walaupun demikian, mereka tidak berputus asa. Mereka terus menggali dan mencabut anak pohon pepaya secara bergantian, sampai akhirnya kedua anak pohon pepaya tersebut roboh dan terlepas dari tanah."Akhirnya perjuangan kita tidak sia-sia." kata Tupai menyeka dahinya dengan tangan yang berlumur tanah.

"Iya, akhirnya kita bisa mendapatkan anak pohon pepaya itu. Ayo kita pulang. Sebentar lagi matahari akan tenggelam." usul kelinci.

Mereka pun akhirnya pulang ke rumah dengan membawa dua anak pohon pepaya yang di pegang oleh si Tupai. Sesampainya di rumah, mereka langsung menanam anak pohon pepaya tersebut.

"Ini anak pohon pepayamu." kata Tupai menunjuk anak pohon pepaya yang di arah kiri.

"Yang ini adalah punyaku." Tupai kembali menunjuk pada anak pohon pepaya yang di arah kanan, yang baru saja ia tanam.

"Baiklah. Terima kasih kau telah membantuku menanam anak pepayaini. Semoga nanti menghasilkan buah yang banyak." harap Kelinci.

Setiap hari Tupai dan Kelinci merawat anak pohon pepaya mereka dengan telaten. Setelah merawatnya, mereka akan pergi ke dalam hutan untuk mencari makanan, selama anak pohon pepaya tersebut belum berbuah. Dalam beberapa kurun waktu, pohon pepaya mereka mulai berbuah. Pohon pepaya kepunyaan Tupai mulai menguning. Buahnya tampak besar dan segar serta banyak. Berbeda dengan kepunyaan Kelinci, buahnya sedikit dan masih berwarna hijau. Setiap hari Tupai memetik buah miliknya dan memakannya seorang diri. Dia tidak ingin berbagi kepada sahabatnya. Sampai suatu hari buah pepaya milik Kelinci masak dan menguning sebagian.

"Tupai, dapatkah kamu membantuku mengambilkan buah pepaya itu." pinta Kelinci. Sebenarnya Kelinci tidak pemalas, hanya saja tubuhnya yang kecil serta kakinya yang juga kecil, membuat Kelinci tidak mampu memanjat pohon pepaya tersebut. Berkali-kali ia mencoba menaikinya tetapi langsung meluncur dan terjatuh ke tanah. Akhirnya Kelinci pun meminta pertolongan Tupai.

"Baiklah, aku akan menolong mengambilkan pepaya itu. Tetapi ada syaratnya, kau harus memberiku beberapa buah pepaya itu sebagai upah." kata Tupai, padahal buah miliknya masih tersisa lebih banyak dari pada milik Kelinci yang baru masak.

"Baiklah." kata Kelinci menyetujui.

Tupai pun dengan sigap menaiki pohon pepaya tersebut. Dalam waktu singkat dia telah berada di atas pohon dan memetik buah-buah yang telah menguning. Sedangkan buah yang masih hijau, ia tinggalkan tetap di atas sana.

"Ini punyamu." Tupai menyerahkan seluruh buah pepaya kepada Kelinci, lalu mengambil jatah bagiannya."

"Terima kasih wahai Tupai." kata Kelinci.

Beberapa hari kemudian Tupai menemani Kelinci pergi ke tengah hutan. Mereka mencari persediaan makanan Kelinci yang telah habis. Sedangkan persediaan makanan Tupai masih sangat banyak. Buah pepaya milik Tupai semakin hari semakin lebat. Akan tetapi Tupai tidak mau berbagi dengan Kelinci, alhasil Tupai menemani Kelinci ke tengah hutan. Alangkah terkejutnya Tupai saat kembali pulang, buah pepaya miliknya tidak tersisa satu pun di atas pohon. Semuanya lenyap, tidak ada yang tersisa. Buah pepayanya baru saja dicuri oleh Tupai yang lain. Si Tupai pun menangis. Ia menyesal karena telah meninggalkan buah pepayanya sendirian tanpa dijaga. Seandainya dia bersedia memberikan sedikit buah pepaya kepada Kelinci Dia tidak perlu pergi ke tengah hutan dan mungkin buah pepayanya masih utuh di atas sana.


#Day(6)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah