Minggu, 13 Oktober 2013

Pareto



Pareto, yang bernama lengkap Vilfredo Federico Damaso Pareto, adalah seorang sosiolog, ekonom dan filsuf Italia. Lahir tahun 1848 di Paris dengan nama Fritz Wilfried Pareto dari ayah orang Italia dan ibu orang Perancis, berganti nama ketika balik ke Italia sepuluh tahun kemudian. Pareto sendiri sebenarnya mendalami matematika dan literatur di the Polytechnic Institute di Turin, Italia, bahkan sempat bekerja sebagai insinyur guna mengaplikasikan kemampuan matematika yang dimilikinya. Tahun 1886, Pareto menjadi dosen di jurusan ekonomi dan manajemen di the University of Florence, Italia, sebelum keluar tiga tahun kemudian. Sejak saat itu, Pareto banyak menulis artikel yang menentang kebijakan ekonomi pemerintah Italia, sehingga dikenal sebagai kritikus yang aktif. Kegiatan ini seringkali menempatkannya dalam kesulitan.
Dalam ilmu manajemen kita mengenal sebuah hukum yang disebut Hukum Pareto. Hukum yang juga dikenal dengan Prinsip 80/20 (the 80/20 Principle) itu mengatakan bahwa 80 persen akibat berasal dari 20 persen penyebab.
Hukum ini berlaku dalam hampir setiap aspek kehidupan. Contoh:
  • 80% penjualan dihasilkan oleh 20% produk.
  • 80% kecelakaan disebabkan oleh 20% pengendara.
  • 80% gol dalam Piala Dunia dihasilkan oleh 20% penyerang.
Diagram Pareto diperkenalkan oleh seorang ahli yaitu Alfredo Pareto. Diagram Pareto ini merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan (ranking terendah). Selain itu, Diagram Pareto juga dapat digunakan untuk mem­bandingkan kondisi proses, misalnya ketidaksesuaian proses, sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan terhadap proses

          Penyusunan Diagram Pareto meliputi enam langkah, yaitu:
1.      Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya ber­dasarkan masalah, penyebab jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya.
2.      Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan karakteristik‑ karakteristik tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit, dan sebagainya.
3.      Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan.
4.      Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari yaang terbesar hingga yang terkecil.
5.      Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang diguna­kan.
6.      Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan relatif masing- masing masalah. Mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat perhatian.
            Fungsi dari Diagram Pareto adalah untuk dipergunakan mengidentifikasi dan mengevaluasi tipe-tipe/jenis-jenis Non Conformance. Pareto Chart dikembangkan oleh seorang ahli ekonomi Italia yang bernama Vilredo Pareto pada abad ke 19. Pareto Diagram digunakan untuk memperbandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya, dari yang paling besar disebelah kiri ke yang paling kecil disebelah kanan. Susunan tersebut akan membantu kita untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian-kejadian atau sebab-sebab kejadian yang dikaji.
            Dengan bantuan Pareto Diagram tersebut kegiatan akan lebih efektif dengan memusatkan perhatian pada sebab-sebab yang mempunyai dampak yang paling besar terhadap kejadian daripada meninjau berbagai sebab suatu waktu. Berbagai Pareto Chart dapat digambarkan dengan menggunakan data yang sama, tetapi digambarkan secara berlainan. Dengan cara menunjukkan data menurut frekuensi terjadinya, menurut biaya, menurut waktu terjadinya, dapat diungkapkan berbagai prioritas penanganannya tergantung pada kebutuhan spesifik yang ada. Dengan demikian tidak dapat begitu saja ditentukan bar yang terbesar dalam Pareto Chart sebagai persoalan yang terbesar. Dalam hal ini harus dikumpulkan terlebih dahulu informasi secukupnya. Dalam mengadakan Analisis Pareto, yang diatasi adalah sebab kejadian, bukannya gejalanya.
Langkah yang dipergunakan ialah (Eugene L. Grant, 1988):
a.      Mengidentifikasi tipe-tipe/jenis-jenis yang akan diperbandingkan. Jika pengkategorian Peta Kontrol sudah dibuat maka untuk membuat identifikasi ini adalah mudah. Setelah itu merencanakan dan melaksanakan pengumpulan data, yaitu:
b.       Menentukan masalah yang akan diteliti.
c.       Menentukan data apa yang akan diperlukan dan bagaimana mengklasifikasikan atau mengkategorikan data itu.
d.      Menentukan metode dan periode pengumpulan data.
e.       Menentukan frekuensi dari kategori Non Conformance yaituŸ dengan membuat suatu ringkasan daftar atau tabel yang mencatat frekuensi kejadian dari masalah yang telah diteliti dengan menggunakan Check Sheet.
f.        Mengurutkan menurut frekuensinya yaitu dengan membuat daftarŸ masalah secara berurut berdasarkan frekuensi kejadian dari yang tertinggi sampai yang terendah.
g.       Menghitung prosentase dari frekuansi tersebut yaitu dengan menghitung frekuensi kumulatif, prosentase dari total kejadian dan prosentase dari total kejadian secara kumulatif.
h.      Membuat diagram berdasarkan pada urutan diatas.
i.         Memutuskan untuk mengambil tindakan peningkatan atas Penyebab Utama dari masalah yang sedang terjadi tersebut.
Dengan demikian dapat diketahui frekuensi Non Conformance yang paling tinggi, meskipun tidak harus yang paling penting. Diagram Pareto untuk analisis dapat dibagi dua yaitu (Vincent Gaspersz, 2001):
1. Diagram Pareto mengenai Fenomena: Yaitu yang berkaitan dengan hasil-hasil yang tidak diinginkan dan digunakan untuk mengetahui masalah utama yang ada.
Misalnya:
- Kualitas: kerusakan, kegagalan, keluhan, perbaikan dan lain-lain.
- Biaya: jumlah kerugian, ongkos pengeluaran dan lain-lain.
- Delivery: penundaan delivery, keterlambatan pembayaran dan lain-lain.
- Keamanan: kecelakaan, kesalahan, gangguan dan lain-lain.
2. Diagram Pareto mengenai Penyebab:
Yaitu yang berkaitan dengan penyebab dalam proses dan dipergunakan untuk mengetahui apa penyebab utama dari masalah yang ada.
Misalnya:
- Operator: umur, pengalaman, ketrampilan, sifat individual dan lain-lain.
- Mesin: peralatan, istrumen dan lain-lain.
-Bahan Baku: pembuatan bahan baku, macamnya dan lain-lain.
- Metode Operasi: kondisi operasi, metode kerja, sistem pengaturan dan lain-lain.
Jadi kegunaan Pareto Diagram adalah:
• Menunjukkan prioritas sebab-sebab kejadian atau persoalan yang perlu ditangani. Pareto Chart dapat membantu kita untuk memusatkan perhatian pada persoalan utama yang harus ditangani dalam upaya perbaikan.
• Menunjukkan hasil upaya perbaikan. Sesudah dilakukan tindakan korektif berdasarkan prioritas, kita dapat mengadakan pengukuran ulang dan membuat Pareto Chart yang baru. Apabila terdapat perubahan dalam Pareto Chart yang baru itu, maka tindakan korektif tersebut ada dampaknya.
• Menyusun data menjadi informasi yang berguna. Dengan Pareto Chart sejunlah data yang besar dapat disaring menjadi informasi yang signifikan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar