Sabtu, 17 Agustus 2013

“Recycle Ban Karet Menjadi Sandal Bandol”



MAKALAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN KARET

Recycle Ban Karet Menjadi Sandal Bandol



ROSIDAH
E1F10802







PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
 UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2012


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Teknologi Pengolahan Karet yang berjudul “Recycle Ban Karet Menjadi Sandal Bandol”.
            Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Teknologi Pengolahan Karet, dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat dari semua pihak agar dalam pembuatan makalah selanjutnya lebih sempurna. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca.

                                                                                                         Banjarbaru, Januari 2012 


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Karet adalah tanaman perkebunan tahunan berupa pohon batang lurus. Pohon karet pertama kali hanya tumbuh di Brasil, Amerika Selatan. Pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara, di mana sekarang ini tanaman ini banyak dikembangkan sehingga sampai sekarang Asia merupakan sumber karet alami. Di Indonesia, Malaysia dan Singapura tanaman karet mulai dicoba dibudidayakan pada tahun 1876. Tanaman karet pertama di Indonesia ditanam di Kebun Raya Bogor .
Sumber utama karet adalah pohon karet Hevea brasiliensis (Euphorbiaceae). Untuk mendapatkan karet alam, dilakukan penyadapan terhadap batang pohon tanaman karet hingga dihasilkan getah kekuning-kuningan yang disebut dengan lateks. Lateks merupakan cairan atau sitoplasma yang berisi ±30% partikel karet. Pada tanaman karet, lateks dibentuk dan terakumulasi dalam sel-sel pembuluh lateks yang tersusun pada setiap jaringan bagian tanaman, seperti pada bagian batang dan daun. Penyadapan lateks dapat dilakukan dengan mengiris sebagian dari kulit batang. Penyadapan ini harus dilakukan secara hati-hati karena kesalahan dalam penyadapan dapat membahayakan bahkan mematikan pohon karet.
Produk dari penggumpalan lateks selanjutnya diolah untuk menghasilkan lembaran karet (sheet), bongkahan (kotak), atau karet remah (crumb rubber) yang merupakan bahan baku industri karet. Ekspor karet dari Indonesia dalam berbagai bentuk, yaitu dalam bentuk bahan baku industri (sheet, crumb rubber) dan produk turunannya seperti ban, komponen dan sebagainya. Hasil utama dari pohon karet adalah lateks yang dapat dijual atau diperdagangkan di masyarakat berupa lateks segar, slab/koagulasi, ataupun sit asap/sit angin. Selanjutnya produk-produk tersebut akan digunakan sebagai bahan baku pabrik Crumb Rubber (Karet Remah), yang menghasilkan berbagai bahan baku untuk berbagai industri hilir seperti ban, bola, sepatu, karet, sarung tangan, baju renang, karet gelang dan lainnya.
Produk-produk hasil olahan dari karet seperti ban, bola, sepatu, karet, sarung tangan, baju renang, dan karet gelang apabila telah dipakai dapat rusak atau tidak bermanfaat lagi. Misalnya pada ban mobil pada beberapa waktu, mereka akan aus atau menjadi rusak maka ban harus diganti.  Setelah tidak tidak terpakai lagi sebagian besar ban mobil didiamkan, dibuang ke dalam parit di pinggir jalan atau juga membakar ban tersebut. Membakar ban, merupakan sebuah tindakan merusak lingkungan karena zat Arsenik, merkuri, kadmium, timah, berilium, krom dan zat beracun dan karsinogenik dan dioksin yang terkandung didalam ban mobil dilepaskan ke udara sehingga dapat menyebabkan penyakit jantung penyakit dan masalah pernapasan yang disebabkan oleh partikel logam yang dilepaskan dari pembakaran ban.
Penanggulangan resiko penyakit jantung dan kerusakan lingkungan akibat limbah ban bekas dapat dilakukan dengan cara mendaur ulang ban bekas menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai tukar misalnya pembuatan keset karet, sandal bandol dari ban mobil bekas.
B.     Perumusan Masalah
Masalah yang dapat diulas dari makalah ini adalah  tentang limbah ban bekas yang di recycle ban menjadi produk baru yang bermanfaat dan memiliki nilai tukar seperti sandal bandol.

C.    Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasisawa mengetahui arti recycle, produk-produk hasil dari recycle limbah ban mobil khususnya pembuatan sandal bandol dan manfaat dari recycle limbah ban mobil.

D.    Manfaat
Pembahasan tentang recycle (daur ulang) produk olahan dari karet khususnya limbah ban mobil yang dijadikan produk olahan misalnya sandal bandol dapat memberikan manfaat ilmu pengetahuan yang berguna bagi mahasiswa/pembaca serta mampu menerapakan ilmu tersebut dimasa yang akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet
(atau dikenal dengan istilah latek), maupun produksi manusia (sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh lebih banyak. Sumber utama getah karet adalah pohon karet. Karet telah digunakan sejak lama untuk berbagai macam keperluan antara lain bola karet, penghapus pensil, baju tahan air, dll. Pada waktu pendudukan Jepang di Asia Tenggara dalam perang dunia kedua, persediaan karet alam di negara sekutu menjadi kritis dan diperkirakan akan habis dalam beberapa bulan. Pemerintah
Amerika mendorong penelitian dan produksi untuk menghasilkan karet sintetik untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Usaha besar ini membuahkan hasil dalam waktu singkat dan terus berkembang
sesudah berakhirnya perang dunia kedua, 1/3 karet yang dikonsumsi dunia adalah karet sintetik.
Karet sintetik cukup mendominasi industri karet, tetapi pemakaian karet alam pun masih sangat penting saat ini antara lain industri militer dan otomotif. Pada tahun 1983, hampir 4 juta ton karet alam dikonsumsi oleh dunia, tetapi karet sintetik yang digunakan sudah melebihi 8 juta ton. Karet sintetik berkembang pesat sejak berakhirnya perang dunia kedua tahun 1945. Saat ini lebih dari 20 jenis karet sintetik terdapat di pasaran dunia. Sifat-sifat, spesial karakteristik dan harga karet sangat bervariasi. Pengetahuan tentang keuntungan dan kekurangan karet sangat membantu dalam pemilihan karet termurah dan cocok dengan spesifikasi penggunaannya.
Sebelum perang dunia kedua, hanya karet alam tersedia dalam jumlah besar di pasaran dunia. Dengan berkembangnya kebutuhan manusia seiiring dengan berkembangnya pengetahuan, sangat dirasakan keterbatasan dari karet alam, antara lain tidak tahan pada suhu tinggi. Pengembangan karet sintetik sesudah perang dunia kedua lebih banyak ditujukan untuk memperoleh karet yang sifat-sifatnya tidak dimiliki oleh karet alam, antara lain karet tahan minyak, karet tahan panas, dll.
Karet alam dan karet sintetis banyak digunakan dalam industri-industri barang. Umumnya alat-alat yang dibuat dari karet alam dan karet sintetis  sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari maupun dalam usaha industry seperti mesin-mesin penggerak. Barang yang dapat dibuat dari karet alam antara lain aneka ban kendaraan, sepatu karet, sabuk penggerak mesin, pipa karet,kabel, isolator, dan bahan-bahan pembungkus logam. (Tim Penulis PS, 1992). Ban adalah peranti yang menutupi velg suatu roda. Ban adalah bagian penting dari kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan kerusakan, serta memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk meningkatkan percepatan dan mempermudah pergerakan. Sebagian besar ban yang ada sekarang, terutama yang digunakan untuk kendaraan bermotor, diproduksi dari karet sintetik, walaupun dapat juga digunakan dari bahan lain seperti baja.
Produksi ban di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Seiring dengan itu, maka limbah ban-ban bekas yang tidak terpakai di lingkungan semakin meningkat dikarenakan ban mobil bekas mengandung karet, karbon dan unsure kima lainnya yang amat berbahaya bila dibakar begitu saja. Masalah ini semakin besar dikarenakan ban bekas tidak dapat terurai dengan mudah apabila hanya dibiarkan begitu saja. Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi maupun barang. Bentuk limbah dapat berupa gas dan debu, cair atau padat dan di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya (Limbah B3). Sejalan dengan itu, keberadaan ban-ban bekas yang sudah tidak terpakai tentu menjadi masalah sendiri untuk ditangani. Ban – ban bekas ini akan mencemari lingkungan sekitarnya dikarenakan ban bekas tidak dapat terurai dengan mudah apabila hanya dibiarkan begitu saja.. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk mengubah limbah ban bekas menjadi sesuatu yang lebih berguna, salah satunya menjadi berbagai kerajinan.
Karet ban bekas (jenis stel belted ) lebih sulit dipirolisis dibandingkan dengan termoplast lain jenis nylon , karena struktur ikatan dan ada kawat bajanya.  Ban berbahan dasar karet, merupakan salah satu jenis polimer sintetis (Polystirene). Polystirene tidak dapat dengan mudah direcycle sehingga pengolahan limbah polystirene harus dilakukan secara benar agar tidak merugikan lingkungan. Recycle mempunyai pengertian sebagai proses menjadikan bahan bekas atau sampah menjadi menjadi bahan baru yang dapat digunakan kembali. Dengan proses daur ulang, sampah dapat menjadi sesuatu yang berguna sehingga bermanfaat untuk mengurangi penggunaan bahan baku yang baru. Manfaat lainnya adalah menghemat energi, mengurangi polusi, mengurangi kerusakan lahan dan emisi gas rumah kaca dari pada pada proses pembuat barang baru (http://alamendah.wordpress).
Proses perengkahan polystirene merupakan salah satu cara untuk meminimalisir limbah polystirene tersebut. Kelebihan polystirene adalah ringan, keras, tahan panas, agak kaku, tidak mudah patah dan tidak beracun Bahan yang digunakan dalam ber macam2 kerajinan termasuk untuk tali dan bursak (untuk di dalam kursi ) adalah karet ban bekas (polystirene) yang diambil dari ban luar mobil/motor dan ban dalam semua kendaraan bermotor kemudian dipotong kecil-kecil dengan ukuran sesuai kebutuhan. Banyak cara telah dilakukan untuk mendaur ulang. Seperti di potong-potong kemudian dijadikan sandal, keranjang samapah, atau keset. Biasanya ini dilakukan di negara-negara berkembang. 
Ban bekas dapat dipotong-potong dan dimanfaatkan lembaran karetnya untuk berbagai produk. Salah satunya adalah produk sandal untuk kaki dengan alas dan penjepit dari karet ban. Sandal atau sendal adalah salah satu model alas kaki yang terbuka pada bagian jari kaki atau tumit pemakainya. Bagian alas (sol) dihubungkan dengan tali atau sabuk yang berfungsi sebagai penjepit (penahan) di bagian jari, punggung kaki, atau pergelangan kaki agar sandal tidak terlepas dari kaki pemakainya. Sandal dengan penutup di bagian punggung dan jemari, tetapi terbuka di bagian tumit dan pergelangan kaki disebut selop. Bagian alas bisa dibuat dari karet atau ban bekas, Bagian tumit (hak) sandal wanita umumnya dibuat lebih tinggi daripada bagian depan agar postur tubuh pemakainya terlihat lebih bagus. Produk sandal yang dihasilkan dari ban bekas sering dikenal dengan istilah sandal bandol yakni dari singkatan ban bodol atau ban rusak.
Sandal terbuat dari ban bodol (ban bekas) alias bandol dapat diproduksi dengan modifikasi slempang dan alas berbahan karet sintetis berwarna warni. Seperti merah, hijau pupus gedang, biru laut, pink maupun abu-abu. Kreativitas dalam pembuatan sandal bandol sangat di perlukan agar sandal lebih menarik dan apabila di komersilkan memiliki nilai ukar yang lebih tinggi. Misalnya bentuk dan warna sandal bandol tidak lagi monoton berupa karet hitam yang  hanya dihiasi corak serupa kelir ban mobil, namun  dapat dimodifikasi menjadi brermacam model dan warna sandal sehingga semakin memikat.
Cara pembuatan sandal bandol yaitu untuk tahap pertama, di iapkan pisau pon untuk permukaan atas sandal (dengan mata pisau pelubang tali) dengan pola pisau sesuai design sandal yang anda inginkan, Kemudian di siapkan 1 lembar spon polos seukuran pola pisau pon yang akan digunakan untuk bagian permukaan atas sandal (upper sandal) yang akan dilubangi untuk kemudian dipasangkan tali pada lubang tersebut, lalu di letakkan pisau pon tersebut menghadap lembaran spon. Di persiapkan mesin Pon untuk melakukan pemotongan, tali dipasangkan pada bagian upper sandal tersebut, Pada tahap berikutnya, disiapkan pisau pon untuk bagian bawah/dasar sandal (tanpa mata pisau pelubang tali), berikut 1 lembar spon motif yang sudah anda siapkan sebelumnya. Kemudian lakukan pemotongan pada bagian permukaan atas sandal (upper sandal).
Sebagai alternatif, bila menginginkan bagian bawah/dasar sandal anda tampak lebih menarik sesuai dengan ciri, selera, atau nama logo produk, maka perlu menggunakan mesin Emboss Spon + Oven pemanas spon untuk mencetak motif yang inginkan. Selanjutnya satukan kedua spon tersebut, yakni permukaan atas sandal yang sudah diberikan tali, dengan bagian bawah/dasar sandal yang bermotif, dengan menggunakan lem kuning ataupun lem khusus spon/sandal. Pemanfaatan daur ulang ban bekas menjadi sandal bandol selain dapat mencegah pencemaran lingkungan dan mengurangi resiko polusi udara dari pembakaran ban bekas juga dapat meningkatkan nilai tukar dari ban bekas tersebut. Gambar sandal Bandol dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.




 


 

 






 



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Karet merupakan bahan baku untuk membuat produk seperti ban, sandal, balon, sarung tangan, dan lain-lain. Ban adalah peranti yang menutupi velg suatu roda yang merupakan bagian penting dari kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan kerusakan. ban yang terus menerus di pakai akan mengalami aus dan tidak bisa dimanfaatkan lagi untuk dipakai sebagai roda kendaraan, sehingga ban yang tidak terpakai dibuang begitu. Limbah dari ban bekas tersebut dapat merusak lingkungan karena penumpukkan limbah ban yang sembarangan dapat merusak pemandangan. Selain itu pembakaran terhadap ban bekas dapat menimbulkan polusi udara yang sangat mencemarkan lingkungan. Penanggulangan pencemaran lingkungan akibat ban bekas dilakukan dengan cara daur ulang atau recycle ban bekas menjadi produk yang dapat bermanfaat dan bernilai tukar misalnya produk kerajinan tangan seperti sandal. Sandal dari ban bekas biasanya disebut sandal bandol. Sandal ini dapat dibuat seunik mungkin sesuai dengan keahlian pembuatnya. Manfat yang dapat dirasakan dari recycle  ban bekas emnjadi sandal bandol selain dapat mencegah kerusakan lingkungan juga dapat meningkatkan nilai ekonomi bagi pembuatnya karena dapat memberikan nilaitukar terhadap ban bekas yang tidak termanfaatkan.

B.   Saran
Diperlukan adanya peningkatan kreativitas yang unik dan menarik serta peningkatan nilai tukar yang lebih tinggi dalam pemanfaatan limbah ban bekas karena pemanfaatan limbah ban bekas tidak hanya dapat dibuat sandal bandol saja namun masih bisa dimanfaatkan untuk dijadikan produk lain,


DAFTAR PUSTAKA

Alamendah. 2012. Ban Bekas. http://alamendah.wordpress. Di akses tanggal 13 Januari 2012.
Berita Iptek. Sewa Mobil. http://blog.sewamobilsurabaya.com. Di akses tanggal 13 Januari 2012.
Kamus ilmiah. 2010. Ban bekas. http://www.kamusilmiah.com. Di akses tanggal 13 Januari 2012.
Tim Penulis PS. 1992. Karet. Universitas Sulawesi
Ahmad. 2011. Daur Ulang Ban Mobil Bekas. http://repository.usu.ac.id. Di akses tanggal 13 Januari 2012.
      Wikipedia. 2012. Limbah. http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah


 
 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar