Jumat, 19 Oktober 2018

CERITA RAKYAT PROVINSI SULAWESI TENGGARA KERA DAN AYAM


Pada zaman dahulu, ada dongeng menarik tentang persahabatan antara kera dan ayam. Nampaknya mereka selalu rukun dan damai. Tapi, kenyataannya tidaklah demikian. Setelah sekian lama mereka bersahabat, barulah kelihatan kelakuan buruk si kera.
“Hai, Ayam, sahabatku,” panggil kera. “Sore-sore begini enaknya kita jalan-jalan. Maukah kau pergi bersamaku?”
“Memang kita mau pergi kemana?” tanya ayam.
“Aku akan mengajakmu ke hutan, tempat aku biasa bermain.  Di sana tempatnya indah. Pasti kamu suka!” ujar si kera seraya membujuk.
Ayam tertarik dengan ajakan si kera. Tanpa rasa curiga, Ia mengikuti kera untuk berjalan – jalan di hutan. Hari semakin gelap, perut kera mulai meronta-ronta minta diisi. Saat itulah timbul niat busuk kera untuk mencelakai ayam.
“Hehehe … untuk apa aku susah-susah mencari makanan. Di depanku saja sudah ada makanan yang lezat,” pikir kera.
Dilihatnya ayam Nampak kebingungan masuk ke dalam hutan. Ayam itu tampak besar dan segar. Kera berpikir, jika ayam hendak dimakannya, lebih baik jika tanpa bulu. Oleh karena itu, ia hendak mencabuti bulu ayam terlebih dahulu.
Ayam dan kera semakin jauh masuk ke dalam h utan. Saat itu hari makin gelap, kera pun melaksanakan niatnya. Ia segera menangkap ayam. Ayam tampak terkejut melihat kelakuan kera. Kera yang jahat itu kemudian mencabuti bulu-bulu si ayam. dengan sekuat tenaga, ayam meronta-ronta. Ayam mencoba lari dari cengkeraman si kera. Setelah berusaha keras tanoa mengenai lelah, ayam melarikan diri berhasil. Ayam berlari sekencang-kencangnya keluar dari hutan.
Setelah sekian lama Ayam berlari, tibalah ia di rumah sahabatnya yang lain. Ayam tiba di rumah kepiting. Kepiting yang melihat ayam tampak kelelahan membuatnya penasaran. Ia pun bertanya, “Wahai Ayam, apa gerangnan yang terjadi denganmu? Mengapa napasmu terengah-engah? Bulu-bulumu rontok semua?” tanya kepiting.
“Oh Kepiting, aku dicelakai oleh sahabatku sendiri si kera. Ia masih hendak memakanku,” jawab ayam dengan napasnya yang masih tengah-engah.
“Kurang ajar! Betapa teganya kera berbuat seperti ini kepadamu,” ucap kepiting tidak percaya.
“Memang kurang ajar tega-teganya dia punya niat jahat seperti itu!” sahut Ayam.
“Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kera harus kita beri pelajaran! ucap kepiting dengan geram. Ayam dan kepiting kemudian mengatur siasat untuk memberi pelajaran kepada si kera. Beberapa bulan kemudian setelah bulu-bulu ditubuh ayam telah, kepiting dan ayam menemui keras. Ayam masih tampak ketakutan melihat si kera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar