Jumat, 19 Oktober 2018

CERITA RAKYAT PROVINSI SULAWESI UTARA SIGARLAKI DAN LIMBAT



Dahulu, di daerah Tondano, hiduplah seseorang pemburu perkasa yang bernama Sigarlaki. Ia terkenal memiliki keterampilan menombak. Sesulit apa pun sasarannya, dapat ia tombak dengan tepat. Sigarlaki memiliki pelayan yang sangat setia, bernama Limbat. Jika Sigarlaki menyuruhnya melakukan sesuatu, pasti dapat ia kerjakan dengan baik. Pendek kata, ia menjadi orang kepercayaan Sigarlaki.
Pada suatu hari, mereka berburu ke hutan. Namun hasil penangkapan kali ini tidak seperti biasanya. Sudah lama mereka berburu, tidak ada seekor binatang pun yang tampak. Ia begitu kesal dengan kenyatan itu. Kekesalannya semakin memuncak tatkala Limbat melaporkan bahwa daging persedian mereka di rumah hilang dicuri orang.
Alih-alih mencoba melakukan penyelidikan, singgarlaki malah menuduh Limbat sebagai pencurinya. Dituduh sebagai pencuri Limbat pun merasa sakit hati.
Limbat sebagai tertuduh harus membuktikan bahwa ia tidak bersalah. Singarlaki membuat aturan main sendiri. Ia akan menamcapkan tombaknya ke dasar kolam, kemudian ia menyuruh Limbat menyelam ke dasar kolam itu. Kalau tombak itu lebih cepat muncul ke permukaan, artinya Limbat tidak mencuri. Namun bila Limbat yang duluan keluar dari kolam berarti ia pencurinya. Timbul rasa takut dalam diri Limbat mendengar aturan yang aneh itu. Namun ia harus menjaga kehormatan diri. Lalu ia menyelam secepat tombak Sigarlaki menghujam dasar kolam.
Namun ada kejadian aneh. Belum lama Sigarlaki menancapkan tombak seekor babi hutan minum di kolam. Ditariknya kembali tombak dan diarahkan kea rah babi hutan itu. Sayang tombak itu tidak mengenai sasaran. Sesuai aturan Sigarlaki, seharusnya Limbat bebas dari segala tuduhan. Namun Sigarlaki meminta pembuktian ulang.
Limbat sebenarnya keberatan dengan hal tersebut, tapi apalah daya, ia hanya seorang pelayan. Ketika Sigarlaki menancapkan tombaknya ke kolam, seekor kepiting besar menggigit kakinya. Ia berteriak kesakitan dan dengan sepontan tombak diangkatnya. Akhirnya Limbat bebas dari segala tuduhan. Sigarlaki tidak dapat mengulanginya lagi. Kakinya terlukan digigit kepiting besar. Itulah balsan bagi orang yang mudah menuduh orang lain melakukan kejahatan.          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar