PRAKTIKUM III
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lemak
dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu
senyawa organic yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organic (non polar). Misalnya dietel, kloroform, benzene dan
hidrokarbon lainnya. Lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan
di atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut
tersebut (Ginting dan Kerlina, 2002).
Lemak
dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau triasigliserol yang berarti “tiester
dari gliserol”. Jadi, lemak dan minyak merupakan senyawa eter. Hasil hidrolisis
lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini
juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbaon yang panjang dan
tidak bercabang (Ginting dan Herlina, 2002).
Kadar
lemak dapat ditetapkan dengan menggunakan pelarut organik selain lemak juga
terikut fosfolipida, sterol, asam lemak bebas, karetonoid dan pigmen yang lain.
Karena itu hasil analisisnya disebut lemak kasar. Pada garis besarnya analisi
lemak kasar ada 2 cara, yaitu cara kering (ekstraksi panas) dan cara basah
(ekstraksi dingin). Ekstraksi lemak dari bahan kering dapat dikerjakan secara
terputus-putus (berkesinambungan). Ekstraksi terputus-putus dapat dijalankan
dengan alat soxhlet atau ASTM (Darmasih, 1997).
B. Tujuan Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Memahami cara melakukan
analisis lemak kasar dengan metode ekstraksi soxhlet.
2. Melakukan perhitungan
kadar lemak kasar baik kadar lemak.
3. Mampu menganalisis
kadar-kadar berbagai jenis bahan atau produk pertanian.
II.
METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
Alat
Yang digunakan
Peralatan
yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Alat ekstraksi lemak
lengkap dengan kondensor dan labu lemak.
2. Alat pemanas listrik
atau penangas uap.
3. Oven.
4. Neraca analitik.
Bahan yang digunakan
Adapun bahan yang digunakan pada
praktikum ini adalah :
1. Tapioca
2. Kacang tanah
3. Heksan (sebagai
pereaksi)
B. Metode Kerja
1. Labu lemak diambil yang
ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi soxhlet yang akan digunakan (a)
2. Dikeringkan di dalam
oven dan didinginkan di dalam desikator kemudian ditimbang (a)
3. Hasil (a)
1. Ditimbang 5 gr sampel
dalam bentuk tepung dan kering serta langsung dimasukkan ke dalam kertas saring
yang sesuai ukurannya (b)
2. Kemudian ditutup dengan
kapas yang bebas lemak sebagai alternative sampel dapat dibungkus dengan kertas
saring (b)
3. Timbel atau kertas
saring yang berisi sampel diletakkan di dalam alat ekstraksi soxhlet (b)
4. Kemudian dipasang alat
kondensor di atasnya dan labu lemak di bawahnya (b)
5. Pelarut dietel atau petroleum
eter dituangkan ke dalam labu lemak secukupnya sesuai dengan ukuran soxhlet
yang digunakan (b)
6. Refluks dilakukan selama
minimum 5 jam sampai pelarut yang kembali ke labu berwarna jernih (b)
7. Pelarut yang ada di
dalam labu lemak didestilasi dan pelarutnya ditampung (b)
8. Selanjutnya labu lemak
yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan di dalam oven pada suhu 1050C
(b)
9. Seteleh dikeringkan
sampai berat tetap dan didinginkan dalam desikator, ditimbang labu beserta
lemaknya tersebut dan berat lemak dapat dihitung (b)
10. Hasil (b)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun
hasil yang didapatkan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Berat sampel tapioca (3,02
gr) dan kacang tanah (3,02 gr)
2. Berat labu lemak tapioca
(101,92 gr) dan kacang tanah (118,41 gr)
3. Berat labu lemak + lemak
tapioca (101,93 gr) dan kacang tanah (120,12 gr)
4. Berat lemak tapioca (0,01
gr) dan kacang tanah (1,71 gr)
5. Kadar lemak tapioca (0,33%)
dan kacang tanah (56,62%)
B. Pembahasan
Pada
praktikum yang telah dilaksanakan untuk menentukan atau meneapkan lemak kasar
suatu bahan/produk pertanian dapat dilakukan dengan menggunakan metode Soxhlet.
Metode Soxlhet biasanya digunakan untuk ekstrasi lemak dari bahan yang kering.
Prinsip
dalam menentukan lemak kasr yaitu lemak diekstrak dengan pelarut non polar,
seperti heksan dan dietel eter. Setelah pelarutnya diuapkan, lemaknya dapat
ditimbang dan dihitung persentasenya.
Sampel
yang digunakan 5 gr yang dimasukkan ke dalam kertas saring setelah itu
dimasukkan kapas dan labu dipasang di bawahnya dan pelarut yang digunakan
adalah dietel eter atau petrolom eter. Setelah itu diletakkan di atas penangas
air sampai mendidih kemudian dihitung sampai 2 jam kemudian dimatikan. Kemudian
dilanjutkan selama 2 jam dengan penangas air yang sedang menyala sedangkan 1
jamnya dengan penangas air yang telah dimatikan, dan proses ini disebut
refluks.
Dari
praktikum yang telah dilaksanakan didapat hasil bahwa kacang tanah memiliki kadar
lemak yang paling tinggi dari pada kacang-kacangan karena kacang tanah
mengandung omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh tunggal.
Kacang
tanah memiliki kadar lemak yang tinggi yaitu sebesar 56,62% daripada tapioca yang
hanya mengandung kadar lemak sebesar 0,33%, hal ini diakibatkan karena tapioca lebih
banyak mengandung protein dan pati daripada lemak.
IV.
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang didapatkan dari praktikum ini adalah
1. Lemak kasar dapat
ditentukan dengan metode soxhlet.
2. Analisis kadar lemak
dapat ditentukan dengan cara kering dan basah.
3. Lemak dan minyak adalah
suatu senyawa yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak.
4. Kacang tanah memiliki
kadar lemak yang lebih tinggi dibandingkan dengan tapioca yaitu sebesar 56,62%.
DAFTAR PUSTAKA
Darmasih. 1997. Penetapan Kadar Lemak Kasar
dalam Makanan Ternak Non Ruminansia dengan Metode Kering. http://peternakan.litbang.deptan.go.id
diakses tanggal 14 Oktober 2009 jam 20.00 Wita.
Ginting dan Herlina. 2002. Lemak dan Minyak. Http://library.usu.ac.id diakses tanggal 14
Oktober 2009 jam 20.00 Wita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar