PENDAHULUAN
Pendekatan grounded teori (Grounded Theory Approach) adalah
metode penelitian kualitatif yang menggunakan sejumlah prosedur sistematis guna
mengembangkan teori dari kancah. Pendekatan ini pertama kali disusun oleh dua
orang sosiolog; Barney Glaser dan Anselm Strauss. Untuk maksud ini
keduanya telah menulis 4 (empat) buah buku, yaitu; “The Discovery of
Grounded Theory” (1967), Theoritical Sensitivity (1978), Qualitative Analysis
for Social Scientists (1987), dan Basics of Qualitative Research: Grounded
Theory Procedures and Techniques (1990). Menurut kedua ilmuwan ini,
pendekatan Grounded Theory merupakan metode ilmiah, karena prosedur kerjanya
yang dirancang secara cermat sehingga memenuhi keriteria metode ilmiah.
Keriteria dimaksud adalah adanya signikansi, kesesuaian antara teori dan
observasi, dapat digeneralisasikan, dapat diteliti ulang, adanya ketepatan dan
ketelitian, serta bisa dibuktikan.
Sesuai dengan nama yang disandangnya, tujuan dari Grounded
Theory Approach adalah teoritisasi data. Teoritisasi adalah sebuah metode
penyusunan teori yang berorientasi tindakan/interaksi, karena itu cocok
digunakan untuk penelitian terhadap perilaku. Penelitian ini tidak bertolak
dari suatu teori atau untuk menguji teori (seperti paradigma penelitian
kuantitatif), melainkan bertolak dari data menuju suatu teori. Untuk maksud
itu, yang diperlukan dalam proses menuju teori itu adalah prosedur yang
terencana dan teratur (sistematis). Selanjutnya, metode analisis yang ditawarkan
Grounded Theory Approach adalah teoritisasi data (Grounded Theory).
Pada dasarnya Grounded Theory dapat diterapkan pada berbagai
disiplin ilmu-ilmu sosial, namun demikian seorang peneliti tidak perlu ahli
dalam bidang ilmu yang sedang ditelitinya. Hal yang lebih penting adalah bahwa
dari awal peneliti telah memiliki pengetahuan dasar dalam bidang ilmu yang
ditelitinya, supaya ia paham jenis dan format data yang dikumpulkannya.......... Selengkapnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar