PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Karya sastra merupakan sebuah cipta yang dihasilkan oleh
manusia yang memiliki nilai keindahan (nilai estetika) yang bisa berbentuk
tulisan ataupun lisan. Secara umum Sastra diambil dari kata serapan bahasa
sansekerta yang berarti teks yang mengandung instruksi, pedoman ataupun
perintah. Menurut Mursal Esten,
Kesustraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai
manifestasi kehidupan manusia.
Berdasarkan pembagiannya, sastra terbagi kepada dua
bagian yaitu sastra lama dan sastra modern. Sastra
lama merupakan karya sastra
yang berbentuk lisan atau ucapan, sering juga disebut sebagai sastra melayu
yang proses terjadinya berasal dari ucapan serta cerita orang orang zaman dulu.
Sastra lama biasanya berbentuk pantun, seloka, gurindam, syair, mantra serta
talibun.
Dari beberapa
bentuk sastra lama tersebut di atas, syair merupakan bentuk sastra klasik
melayu yang sudah mendekati kepunahan akibat tergerus zaman. Pada zaman modern
seperti sekarang ini jarang sekali kita temukan pelaksanaan upacara adat yang masih
menggunakan syair sebagai lantunan yang mengiri upacara-upacara adat yang ada
di Indonesia. Sehingga dengan adanya hal demikian penulis mengambil tema syair
untuk dijadikan pembahasan dalam pembuatan makalah ini.
B. Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan
makalah ini yaitu :
1.
Apakah yang dimaksud dengan syair?
2.
Apa perbedaan dari syair, gurindam dan pantun?
3.
Apa saja jenis syair dan bagaimana
contohnya?
C. Tujuan
Pembuatan Makalah
Tujuan pembuatan makalah yang
diharapkan penulis dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pengertian dari syair.
2.
Dapat menentukan perbedaan syair, pantun
dan gurindam.
3.
Untuk mengetahui jenis dan contoh syair.
D. Manfaat
Penulisan Makalah
Manfaat yang diharapakan penulis
dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan serta ilmu pengetahuan
tentang seluk beluk syair, jenis beserta contohnya yang ada di Indonesia.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Syair
Syair
adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia, dan dibawa
masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau
istilah Syair berasal dari bahasa arab yaitu Syi'ir atau Syu'ur yang
berarti perasaan yang menyadari, kemudian kata Syu'ur berkembang
menjadi Syi'ru yang berarti puisi dalam pengetahuan
umum. Dalam kamus bahasa Indonesia, syair adalah puisi lama yang
tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang
sama; sajak; puisi.[1]
5
|
Dengan demikian, ada yang mendefinisikan syair sebagai
tembang yang penuh curahan perasaan. Meskipun demikian, bentuknya bukan puisi
arab. Syair terdapat tiga macam yakni syair yang berisi cerita, syair yang
mengisahkan kejadian dan syair yang berisi ajaran agama. Selain itu syair
merupakan rangkaian kata-kata yang diciptakan pengarangnya dan wujud
ekspresinya yang dikontemplasikan dengan alat-alat musik khasnya yaitu rabana.
Dalam perkembangannya syair tersebut
mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi
mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Ikatan syair terjadi dari empat baris yang
bersajak kadang-kadang terdapat juga syair yang bersajak dua-dua baris.
Tiap-tiap baris panjangnya biasanya empat kata seperti pantun tetapi
perbedaannya ialah empat baris pantun biasanya menyimpulkan sesuatu pikiran,
perasaan, dan lain-lain sedangkan syair hampir selalu memakai lipatan empat.
Kebanyakan syair ialah lukisan yang panjang-panjang misalnya lukisan suatu
cerita, suatu nasehat, suatu ilmu dan lain-lain.
B. Perbedaan
Syair, Gurindam dan Pantun
Gurindam berasal dari bahasa Tamil
(India) yaitu kirindam yang berarti mula-mula amsal, perumpamaan. Gurindam
adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan
irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama
berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan
jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.[3]
Syair adalah puisi lama yang
terdiri atas 4 (empat) baris yang berakhir dengan bunyi yang sama (berirama
aaaa). Puisi lama yang berasal dari Arab, yang memiliki ciri-ciri setiap bait
terdiri dari 4 baris dan semua baris merupakan isi, jadi tidak memiliki
sampiran, setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata yang biasanya berisi
nasehat, dongeng ataupun cerita.[4]
Sedangkan Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar
dan membudaya dalam kehidupan masyarakat. Berdasarkan isinya pantun dibedakan
menjadi beberapa macam, yaitu pantun anak muda, pantun jenaka, pantun
teka-teki, pantun nasihat, dan pantun anak-anak. Banyak
hal yang tidak dapat dikemukakan dengan kalimat-kalimat yang sederhana, dapat
digantikan dengan penyampaian pantun.
Adapun perbedaan antara syair,
gurindam dan pantun dapat dilihat dirinci sebagai berikut :
1.
Perbedaan antara syair dengan gurindam
1)
Gurindam
terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, sedangkan syair
terdiri atas empat baris dengan irama akhir sama.
2)
Baris
pertama berisikan semacam soal dan baris kedua berisikan jawabannya, sedangkan
syair semua baris merupakan
isi, jadi tidak memiliki sampiran.
2.
Perbedaan antara syair dengan pantun :
1)
Pantun baris pertama dan kedua disebut
sampiran( pembayang ) dan baris ketiga dan keempat disebut isi ( maksud
sampiran ), sedangkan syair keempat baris adalah arti/maksud si pengarang.
2)
Pantun terdiri sampiran dan isi, sedangkan
syair tidak terdapat sampiran dan isi.
3)
Pantun berirama a-b-a-b/ a-a-a-a, sedangkan
syair berirama a-a-a-a.
4)
Pantun bahasanya boleh campur-campur,
sedangkan syair bahasanya harus sama.
C. Ciri
Syair
Setiap karya sastra khususnya
puisi terdapat perbedaan dan ciri khas masing-masing. Adapun ciri dari syair
adalah sebagai berikut :
1.
Setiap bait terdiri dari empat baris.
2.
Setiap baris terdiri atas empat kata
(antara 8-14 suku kata).
3.
Bersajak a-a-a-a.
4.
Semua baris adalah isi.
5.
Bahasanya biasanya kiasan.
6.
Isinya : cerita, hikayat, nasehat, petuah,
atau tentang ilmu.
7.
Tidak dapat selesai dalam satu bait.
D. Hakekat
Syair
Hakikat syair adalah hal-hal
yang diungkapkan penyair dalam syair. Hakikat syair terdiri atas tema, rasa,
nada, dan amanat ataupesan. Hakikat syair disebut juga isi syair. Hakikat syair
lama sangatlah jelas karena tersurat.
E. Fungsi
Syair
Fungsi syair antara lain :
1.
Berfungsi
dalam kegiatan kesenian dan kebudayaan masyarakat.
2.
Syair
dijadikan sebagai hiburan. Ia sering dilagukan dalam majlis-majlis tertentu.
Contohnya : pesta dan keramaian, dipertandingkan atau dalam upacara-upacara
adat.
3.
Selain itu,
ia juga digunakan dalam adat perkahwinan.
4.
Syair juga
dilagukan atau dinyanyikan sebagai mengiringi tarian-tarian tertentu.
Contohnya: dalam dabus atau boria.
5.
Di samping
itu, kemerduan suara atau kelembutan nada syair berupaya mengusik perasaan dan
seterusnya meninggalkan kesan yang mendalam.
6.
Syair juga
digunakan untuk menyampaikan pengajaran melalui cerita dan lagu tersebut.
Contohnya: dalam hal-hal yang menyentuh aspek pengajaran.
F.
Struktur Bentuk Syair
Pada pembicaraan syair, unsur dalam sebuah syair dapat berupa
unsur-unsur struktural karya seni (syair). Struktur pembangun makna ditinjau
dari struktur fisik (kebahasaan) dan unsur batin. Struktur fisik berupa diksi,
pengimajian, dan persajakan sedangkan struktur batinnya berupa tema, perasaan,
nada dan suasana serta amanat. Oleh karena itu, pembicaraan tentang struktur
syair tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan tentang hubungan antara
unsur-unsur pembangunnya. Hubungan antara unsur tersebut dapat berupa hubungan
antara unsur di dalam syair maupun hubungan unsur di luar syair.
G. Jenis
Syair
Menurut
isinya, syair dapat dibagi menjadi lima golongan, antara lain sebagai
berikut :
1)
Syair Panji
Syair Panji
menceritakan tentang keaadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang
yang berasal dari isana. Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang
menceritakan tentang seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan
persembahan kepada Sang Ratu Kauripan.
2)
Syair
Romantis
Syair
Romantis berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita alipur
laram hikayat, maupun cerita rakyat. Contoh syair romantis yakni Syair Bidasari
yang menceritakan tentang seorang putri raja yang telah dibuang ibunya. Setelah
beberapa lama ia dicari Putra Bangsawan (saudaranya) untuk bertemu dengan
ibunya, Pertemuan pun terjadi dan akhirnya Bidasari memaafkan ibunya, yang
telah membuang dirinya.
3)
Syair Kiasan
Syair Kiasan
berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buah-buahan. Percintaan
tersebut merupakan kiasan atau sindiran terhadap peristiwa tertentu. Contoh
syair kiasan adalah Syair Burung Pungguk yang isinya menceritakan tentang
percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat, atau seperti perumpamaan “seperti
pungguk merindukan bulan”.
4)
Syair
Sejarah
Syair
Sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah. Sebagian besar syair
sejarah berisi tentang peperangan. Contoh syair sejarah adalah Syair Perang
Mangkasar (dahulu bernama Syair Sipelman), berisi tentang perang antara
orang-orang Makassar dengan Belanda.
5)
Syair Agama
Syair Agama
merupakan syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu :
a)
Syair Sufi
b)
Syair
tentang ajaran Islam
c)
Syair
Riwayat Cerita Nabi
d)
Syair
Nasihat.[5]
H. Contoh-Contoh
Syair
1.
Contoh Syair Nasihat
Wahai
Ananda dengarlah pesan
Pakai
olehmu sifat anak jantan
Bertanggung
jawab dalam perbuatan
Beban
dipikul pantang dielakkan
Wahai
Ananda intan pilihan
Sifat
tanggung jawab engkau amalkan
Berani
mencencang terpotong tangan
Berani
berhutang tumbuhlah beban
Wahai
Ananda permata hikmat
Tanggung
jawabmu hendaklah ingat
Berani
menanggung sebab akibat
Berani
berbuat tangan dikebat
Wahai
Ananda intan terserlah
Bertanggung
jawab dalam bertingkah
Berani
menanggung sakit dan susah
Berani
mati mempertahankan lidah
Wahai
Ananda Bunda berpesan
Tanggung
jawabmu jangan tinggalkan
Sakit
dan perih engkau tahankan
Aib
dan malu engkau tampungkan
2.
Contoh Syair Pendidikan
Bangunan
ini sudah tua
Namun
jangan dikira renta
Kemarilah
untuk bermimpi dan berharap
Tentang
gelora masa muda
Jika
memang punya mimpi
Datanglah
belajar di sini
Sebagai
bekal untuk diri
Kelak
berguna masa nanti
Bangunan
tua ini sekolahmu
Sekolah
untuk menimba ilmu
Belajar
tekun bersama Guru
Untuk
ilmu yang baru
3.
Contoh Syair Cinta Romantis
Dengan
bismillah permulaan warkat
Diambil
kertas kalam diangkat
Pena
dan tinta jadi serikat
Menyampaikan
hakikat dengan hasrat
Pena
menyelam dawat menyambut
Terbentang
kertas putih umbut
Kalam
menari kata disebut
Jejak
terbentang sebagai rambut
Awal
mulanya surat direka
Kenangan
menyerang tidak berjangka
Siang
malam segenap ketika
Wajah
Adinda rasa di muka
Surat
inilah pengganti diri
Datang
menjelang muda bestari
Duduk
berbincang berperi-peri
Melepas
rindu hati sanubari
4.
Syair Kiasan
Paksi Simbangan konon namanya
Cantik dan manis sekalian lakunya
Matanya intan cemerlang cahayanya
Paruhnya gemala tiada taranya
Terbangnya Simbangan berperi-peri
Lintas di Kampung Bayan Johari
Terlihatlah kepada putrinya Nuri
Mukanya cemerlang manis berseri
Simbangan mengerling ke atas geta
Samalah sama berjumpa mata
Berkobaran arwah leburlah cinta
Letih dan lesu rasa anggauta
5.
Syair Agama
Janganlah engkau berbuat maksiat
Janganlah engkau berbuat jahat
Segeralah engkau bertaubat
Agar selamat dunia akhirat
Apabila engkau kesulitan
Dan menerima segala cobaan
Memohonlah kepada Tuhan
Pasti Tuhan mengabulkan
Jangan lupa kepadanya
Patuhilah perintahnya
Bertaubatlah kepadanya
Pasti Tuhan menerimanya
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat dirangkum dalam penulisan makalah ini yaitu
bahwa karya sastra sudah ada
sejak zaman dahulu, semakin hari terus mengalami perkembangan seiring dengan
semakin banyaknya penemuan yang membuat dunia menjadi lebih modern. Sastra
merupakan sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu, bisa
berbentuk tulisan atau pun ucapan (lisan).
Syair adalah puisi
lama yang terdiri atas 4 (empat) baris yang berakhir dengan bunyi yang sama
(berirama aaaa). yang berasal dari bahasa Arab, yang memiliki ciri-ciri setiap
bait terdiri dari 4 baris dan semua baris merupakan isi, jadi tidak memiliki
sampiran, setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata yang biasanya berisi
nasehat, dongeng ataupun cerita.
Adapun perbedaan antara syair,
gurindam dan pantun yaitu Gurindam
terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, sedangkan syair
terdiri atas empat baris dengan irama akhir sama dan Pantun berirama a-b-a-b/ a-a-a-a. Baris pertama
Gurindam berisikan semacam soal dan baris kedua berisikan jawabannya, dan syair
semua baris merupakan isi,
sedangkan pantun pada baris pertama dan kedua disebut sampiran dan baris ketiga
serta keempat disebut isi .
Hakikat syair terdiri atas tema,
rasa, nada, dan amanat atau pesan. Syair berfungsi sebagai hiburan dan dilagukan dalam majlis-majlis
tertentu. Selain itu juga digunakan dalam adat perkawinan. Struktur fisik syair dapat berupa diksi, pengimajian, dan
persajakan sedangkan struktur batinnya berupa tema, perasaan, nada dan suasana
serta amanat.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy Tenas, Pemakaian
Ungkapan dalam Upacara Perkawinan orang Melayu, Balai Kajian dan
Pengembangan Budaya Melayu bekerja sama dengan AdiCita, Yogyakarta 2004
Esten, Mursal. 1978. Kesusasteraan
: Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung : Angkasa
Haji Ali Raja, Gurindam dua
belas dan sejumlah sajak Lain, Yayasan Pusaka Riau, Pekanbaru Riau, 2002
Suryanto, Alex dan Agus
Haryanto.2007. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA dan MA
Kelas X. Tangerang: ESIS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar