
“Recycle Ban Karet Menjadi Sandal Bandol”
ROSIDAH
E1F10802
PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah Teknologi Pengolahan Karet yang berjudul “Recycle
Ban Karet Menjadi Sandal Bandol”.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah
Teknologi Pengolahan Karet, dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini belum sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat dari
semua pihak agar dalam pembuatan makalah selanjutnya lebih sempurna. Semoga
makalah ini dapat menambah wawasan pembaca.
Banjarbaru, Januari 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karet adalah tanaman perkebunan tahunan berupa pohon batang
lurus. Pohon karet pertama kali hanya tumbuh di Brasil, Amerika Selatan. Pohon
ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara, di mana sekarang ini tanaman ini
banyak dikembangkan sehingga sampai sekarang Asia merupakan sumber karet alami.
Di Indonesia, Malaysia dan Singapura tanaman karet mulai dicoba dibudidayakan
pada tahun 1876. Tanaman karet pertama di Indonesia ditanam di Kebun Raya Bogor
.
Sumber utama karet adalah pohon karet Hevea brasiliensis
(Euphorbiaceae). Untuk mendapatkan karet alam, dilakukan penyadapan
terhadap batang pohon tanaman karet hingga dihasilkan getah kekuning-kuningan
yang disebut dengan lateks. Lateks merupakan cairan atau sitoplasma yang berisi
±30% partikel karet. Pada tanaman karet, lateks dibentuk dan terakumulasi dalam
sel-sel pembuluh lateks yang tersusun pada setiap jaringan bagian tanaman,
seperti pada bagian batang dan daun. Penyadapan lateks dapat dilakukan dengan
mengiris sebagian dari kulit batang. Penyadapan ini harus dilakukan secara
hati-hati karena kesalahan dalam penyadapan dapat membahayakan bahkan mematikan
pohon karet.
Produk dari penggumpalan lateks
selanjutnya diolah untuk menghasilkan lembaran karet (sheet), bongkahan
(kotak), atau karet remah (crumb rubber) yang merupakan bahan baku
industri karet. Ekspor karet dari Indonesia dalam berbagai bentuk, yaitu dalam
bentuk bahan baku industri (sheet, crumb rubber) dan produk turunannya
seperti ban, komponen dan sebagainya. Hasil utama dari pohon karet adalah
lateks yang dapat dijual atau diperdagangkan di masyarakat berupa lateks segar,
slab/koagulasi, ataupun sit asap/sit angin. Selanjutnya produk-produk tersebut
akan digunakan sebagai bahan baku pabrik Crumb Rubber (Karet Remah),
yang menghasilkan berbagai bahan baku untuk berbagai industri hilir seperti
ban, bola, sepatu, karet, sarung tangan, baju renang, karet gelang dan lainnya.
Produk-produk hasil olahan dari karet
seperti ban, bola, sepatu, karet, sarung tangan, baju renang, dan karet gelang
apabila telah dipakai dapat rusak atau tidak bermanfaat lagi. Misalnya pada ban
mobil pada beberapa waktu, mereka akan aus atau menjadi rusak maka ban harus
diganti. Setelah tidak tidak terpakai lagi sebagian besar ban mobil
didiamkan, dibuang ke dalam parit di pinggir jalan atau juga membakar ban
tersebut. Membakar ban, merupakan sebuah tindakan merusak lingkungan karena zat Arsenik,
merkuri, kadmium, timah, berilium, krom dan zat beracun dan karsinogenik dan
dioksin yang terkandung didalam ban mobil dilepaskan ke udara sehingga dapat
menyebabkan penyakit jantung penyakit dan masalah pernapasan yang disebabkan
oleh partikel logam yang dilepaskan dari pembakaran ban.
Penanggulangan
resiko penyakit jantung dan kerusakan lingkungan akibat limbah ban bekas dapat
dilakukan dengan cara mendaur ulang ban bekas menjadi produk yang bermanfaat
dan bernilai tukar misalnya pembuatan keset karet, sandal bandol dari ban mobil
bekas.
B. Perumusan
Masalah
Masalah yang dapat diulas dari
makalah ini adalah tentang limbah ban
bekas yang di recycle ban menjadi produk baru yang bermanfaat dan
memiliki nilai tukar seperti sandal bandol.
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah agar mahasisawa mengetahui arti recycle, produk-produk hasil dari
recycle limbah ban mobil khususnya pembuatan sandal bandol dan
manfaat dari recycle limbah ban mobil.
D. Manfaat
Pembahasan
tentang recycle (daur ulang) produk olahan dari karet khususnya limbah
ban mobil yang dijadikan produk olahan misalnya sandal bandol dapat memberikan manfaat
ilmu pengetahuan yang berguna bagi mahasiswa/pembaca serta mampu menerapakan
ilmu tersebut dimasa yang akan datang.

PEMBAHASAN
Pada
dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet
(atau dikenal dengan istilah latek), maupun produksi manusia (sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh lebih banyak. Sumber utama getah karet adalah pohon karet. Karet telah digunakan sejak lama untuk berbagai macam keperluan antara lain bola karet, penghapus pensil, baju tahan air, dll. Pada waktu pendudukan Jepang di Asia Tenggara dalam perang dunia kedua, persediaan karet alam di negara sekutu menjadi kritis dan diperkirakan akan habis dalam beberapa bulan. Pemerintah
Amerika mendorong penelitian dan produksi untuk menghasilkan karet sintetik untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Usaha besar ini membuahkan hasil dalam waktu singkat dan terus berkembang
sesudah berakhirnya perang dunia kedua, 1/3 karet yang dikonsumsi dunia adalah karet sintetik.
(atau dikenal dengan istilah latek), maupun produksi manusia (sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh lebih banyak. Sumber utama getah karet adalah pohon karet. Karet telah digunakan sejak lama untuk berbagai macam keperluan antara lain bola karet, penghapus pensil, baju tahan air, dll. Pada waktu pendudukan Jepang di Asia Tenggara dalam perang dunia kedua, persediaan karet alam di negara sekutu menjadi kritis dan diperkirakan akan habis dalam beberapa bulan. Pemerintah
Amerika mendorong penelitian dan produksi untuk menghasilkan karet sintetik untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Usaha besar ini membuahkan hasil dalam waktu singkat dan terus berkembang
sesudah berakhirnya perang dunia kedua, 1/3 karet yang dikonsumsi dunia adalah karet sintetik.
Karet
sintetik cukup mendominasi industri karet, tetapi
pemakaian karet alam pun masih sangat penting saat ini antara lain industri
militer dan otomotif. Pada tahun 1983, hampir 4 juta ton karet alam dikonsumsi
oleh dunia, tetapi karet sintetik yang digunakan sudah melebihi 8 juta ton. Karet
sintetik berkembang pesat sejak berakhirnya perang dunia kedua tahun 1945. Saat
ini lebih dari 20 jenis karet sintetik terdapat di pasaran dunia. Sifat-sifat,
spesial karakteristik dan harga karet sangat bervariasi. Pengetahuan tentang
keuntungan dan kekurangan karet sangat membantu dalam pemilihan karet termurah
dan cocok dengan spesifikasi penggunaannya.
Sebelum
perang dunia kedua, hanya karet alam tersedia dalam jumlah besar di pasaran
dunia. Dengan berkembangnya kebutuhan manusia seiiring dengan berkembangnya
pengetahuan, sangat dirasakan keterbatasan dari karet alam, antara lain tidak
tahan pada suhu tinggi. Pengembangan karet sintetik sesudah perang dunia kedua
lebih banyak ditujukan untuk memperoleh karet yang sifat-sifatnya tidak
dimiliki oleh karet alam, antara lain karet tahan minyak, karet tahan panas, dll.
Karet alam dan karet sintetis banyak
digunakan dalam industri-industri barang. Umumnya alat-alat yang dibuat dari
karet alam dan karet sintetis sangat
berguna bagi kehidupan sehari-hari maupun dalam usaha industry seperti
mesin-mesin penggerak. Barang yang dapat dibuat dari karet alam antara lain
aneka ban kendaraan, sepatu karet, sabuk penggerak mesin, pipa karet,kabel,
isolator, dan bahan-bahan pembungkus logam. (Tim Penulis PS, 1992). Ban
adalah peranti
yang menutupi velg
suatu roda.
Ban adalah bagian penting dari kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang
disebabkan ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan kerusakan, serta
memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk meningkatkan percepatan
dan mempermudah pergerakan. Sebagian besar ban yang ada sekarang, terutama yang
digunakan untuk kendaraan bermotor, diproduksi dari karet sintetik, walaupun
dapat juga digunakan dari bahan lain seperti baja.
Produksi ban di Indonesia terus meningkat dari tahun
ke tahun. Seiring dengan itu, maka limbah ban-ban bekas yang tidak terpakai di
lingkungan semakin meningkat dikarenakan ban mobil bekas mengandung
karet, karbon dan unsure kima lainnya yang amat berbahaya bila dibakar begitu
saja. Masalah ini semakin besar dikarenakan ban
bekas tidak dapat terurai dengan mudah apabila hanya dibiarkan begitu saja. Secara
umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan
dan proses produksi maupun barang. Bentuk limbah dapat berupa gas dan debu,
cair atau padat dan di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat
beracun atau berbahaya (Limbah B3). Sejalan
dengan itu, keberadaan ban-ban bekas yang sudah tidak terpakai tentu menjadi
masalah sendiri untuk ditangani. Ban – ban bekas ini akan mencemari lingkungan
sekitarnya dikarenakan ban bekas tidak dapat terurai dengan mudah apabila hanya
dibiarkan begitu saja.. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk mengubah limbah
ban bekas menjadi sesuatu yang lebih berguna, salah satunya menjadi berbagai
kerajinan.
Karet ban bekas
(jenis stel belted ) lebih sulit dipirolisis dibandingkan dengan termoplast
lain jenis nylon , karena struktur ikatan dan ada kawat bajanya. Ban berbahan dasar karet, merupakan salah satu
jenis polimer sintetis (Polystirene). Polystirene tidak dapat dengan mudah
direcycle sehingga pengolahan limbah polystirene harus dilakukan secara benar
agar tidak merugikan lingkungan. Recycle mempunyai
pengertian sebagai proses menjadikan bahan bekas atau sampah menjadi menjadi
bahan baru yang dapat digunakan kembali. Dengan proses daur ulang, sampah dapat
menjadi sesuatu yang berguna sehingga bermanfaat untuk mengurangi penggunaan
bahan baku yang baru. Manfaat lainnya adalah menghemat energi, mengurangi
polusi, mengurangi kerusakan lahan dan emisi gas rumah kaca
dari pada pada proses pembuat barang baru (http://alamendah.wordpress).
Proses perengkahan polystirene merupakan salah satu
cara untuk meminimalisir limbah polystirene tersebut. Kelebihan polystirene
adalah ringan, keras, tahan panas, agak kaku, tidak mudah patah dan tidak
beracun Bahan yang digunakan dalam ber macam2 kerajinan termasuk untuk tali dan
bursak (untuk di dalam kursi ) adalah karet ban bekas (polystirene) yang
diambil dari ban luar mobil/motor dan ban dalam semua kendaraan bermotor
kemudian dipotong kecil-kecil dengan ukuran sesuai kebutuhan. Banyak cara
telah dilakukan untuk mendaur ulang. Seperti di potong-potong kemudian
dijadikan sandal, keranjang samapah, atau keset. Biasanya ini dilakukan di
negara-negara berkembang.
Ban bekas dapat dipotong-potong dan dimanfaatkan
lembaran karetnya untuk berbagai produk. Salah satunya adalah produk sandal
untuk kaki dengan alas dan penjepit dari karet ban. Sandal atau sendal
adalah salah satu model alas kaki yang terbuka pada bagian jari kaki
atau tumit
pemakainya. Bagian alas (sol) dihubungkan dengan tali atau sabuk yang berfungsi
sebagai penjepit (penahan) di bagian jari, punggung kaki, atau pergelangan kaki
agar sandal tidak terlepas dari kaki pemakainya. Sandal dengan penutup di
bagian punggung dan jemari, tetapi terbuka di bagian tumit dan pergelangan kaki
disebut selop. Bagian alas bisa
dibuat dari karet atau ban bekas, Bagian tumit (hak) sandal wanita umumnya
dibuat lebih tinggi daripada bagian depan agar postur tubuh pemakainya terlihat
lebih bagus. Produk sandal yang dihasilkan dari
ban bekas sering dikenal dengan istilah sandal bandol yakni dari singkatan ban
bodol atau ban rusak.
Sandal
terbuat dari ban bodol (ban bekas) alias bandol dapat diproduksi dengan
modifikasi slempang dan alas berbahan karet sintetis berwarna warni. Seperti merah,
hijau pupus gedang, biru laut, pink maupun abu-abu. Kreativitas dalam pembuatan
sandal bandol sangat di perlukan agar sandal lebih menarik dan apabila di
komersilkan memiliki nilai ukar yang lebih tinggi. Misalnya bentuk dan warna
sandal bandol tidak lagi monoton berupa karet hitam yang hanya dihiasi
corak serupa kelir ban mobil, namun dapat
dimodifikasi menjadi brermacam model dan warna sandal sehingga semakin memikat.
Cara
pembuatan sandal bandol yaitu untuk tahap pertama, di iapkan pisau pon untuk
permukaan atas sandal (dengan mata pisau pelubang tali) dengan pola pisau
sesuai design sandal yang anda inginkan, Kemudian di siapkan 1 lembar spon
polos seukuran pola pisau pon yang akan digunakan untuk bagian permukaan atas
sandal (upper sandal) yang akan dilubangi untuk kemudian dipasangkan tali pada
lubang tersebut, lalu di letakkan pisau pon tersebut menghadap lembaran spon.
Di persiapkan mesin Pon untuk melakukan pemotongan, tali dipasangkan pada
bagian upper sandal tersebut, Pada tahap berikutnya, disiapkan pisau pon untuk
bagian bawah/dasar sandal (tanpa mata pisau pelubang tali), berikut 1 lembar
spon motif yang sudah anda siapkan sebelumnya. Kemudian lakukan pemotongan pada
bagian permukaan atas sandal (upper sandal).
Sebagai
alternatif, bila menginginkan bagian bawah/dasar sandal anda tampak lebih
menarik sesuai dengan ciri, selera, atau nama logo produk, maka perlu
menggunakan mesin Emboss Spon + Oven pemanas spon untuk mencetak motif yang
inginkan. Selanjutnya satukan kedua spon tersebut, yakni permukaan atas sandal
yang sudah diberikan tali, dengan bagian bawah/dasar sandal yang bermotif,
dengan menggunakan lem kuning ataupun lem khusus spon/sandal. Pemanfaatan daur
ulang ban bekas menjadi sandal bandol selain dapat mencegah pencemaran
lingkungan dan mengurangi resiko polusi udara dari pembakaran ban bekas juga
dapat meningkatkan nilai tukar dari ban bekas tersebut. Gambar sandal Bandol
dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.




BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karet
merupakan bahan baku untuk membuat produk seperti ban, sandal, balon, sarung
tangan, dan lain-lain. Ban adalah peranti
yang menutupi velg
suatu roda
yang merupakan bagian penting dari kendaraan
darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan ketidakteraturan
permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan kerusakan.
ban yang terus menerus di pakai akan mengalami aus dan tidak bisa dimanfaatkan
lagi untuk dipakai sebagai roda kendaraan, sehingga ban yang tidak terpakai
dibuang begitu. Limbah dari ban bekas tersebut dapat merusak lingkungan karena
penumpukkan limbah ban yang sembarangan dapat merusak pemandangan. Selain itu
pembakaran terhadap ban bekas dapat menimbulkan polusi udara yang sangat
mencemarkan lingkungan. Penanggulangan pencemaran lingkungan akibat ban bekas
dilakukan dengan cara daur ulang atau recycle ban bekas menjadi produk
yang dapat bermanfaat dan bernilai tukar misalnya produk kerajinan tangan
seperti sandal. Sandal dari ban bekas biasanya disebut sandal bandol. Sandal
ini dapat dibuat seunik mungkin sesuai dengan keahlian pembuatnya. Manfat yang
dapat dirasakan dari recycle ban
bekas emnjadi sandal bandol selain dapat mencegah kerusakan lingkungan juga
dapat meningkatkan nilai ekonomi bagi pembuatnya karena dapat memberikan
nilaitukar terhadap ban bekas yang tidak termanfaatkan.
B. Saran
Diperlukan
adanya peningkatan kreativitas yang unik dan menarik serta peningkatan nilai
tukar yang lebih tinggi dalam pemanfaatan limbah ban bekas karena pemanfaatan limbah
ban bekas tidak hanya dapat dibuat sandal bandol saja namun masih bisa
dimanfaatkan untuk dijadikan produk lain,

Alamendah.
2012. Ban Bekas. http://alamendah.wordpress. Di akses
tanggal 13 Januari 2012.
Berita
Iptek. Sewa Mobil. http://blog.sewamobilsurabaya.com. Di akses
tanggal 13 Januari 2012.
Kamus
ilmiah. 2010. Ban bekas. http://www.kamusilmiah.com. Di akses
tanggal 13 Januari 2012.
Tim Penulis PS. 1992. Karet. Universitas
Sulawesi
Ahmad.
2011. Daur Ulang Ban Mobil Bekas. http://repository.usu.ac.id. Di akses
tanggal 13 Januari 2012.
Wikipedia. 2012. Limbah.
http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar