Pareto, yang bernama lengkap Vilfredo
Federico Damaso Pareto, adalah seorang sosiolog, ekonom dan filsuf Italia.
Lahir tahun 1848 di Paris dengan nama Fritz Wilfried Pareto dari ayah orang
Italia dan ibu orang Perancis, berganti nama ketika balik ke Italia sepuluh
tahun kemudian. Pareto sendiri sebenarnya mendalami matematika dan literatur di the
Polytechnic Institute di Turin, Italia, bahkan sempat bekerja sebagai insinyur
guna mengaplikasikan kemampuan matematika yang dimilikinya. Tahun 1886, Pareto
menjadi dosen di jurusan ekonomi dan manajemen di the University of
Florence, Italia, sebelum keluar tiga tahun kemudian. Sejak saat itu, Pareto
banyak menulis artikel yang menentang kebijakan ekonomi pemerintah Italia,
sehingga dikenal sebagai kritikus yang aktif. Kegiatan ini seringkali
menempatkannya dalam kesulitan.
Dalam ilmu manajemen kita mengenal
sebuah hukum yang disebut Hukum Pareto. Hukum yang juga dikenal dengan Prinsip
80/20 (the 80/20 Principle) itu mengatakan bahwa 80 persen akibat
berasal dari 20 persen penyebab.
Hukum ini berlaku dalam hampir setiap aspek kehidupan. Contoh:
Hukum ini berlaku dalam hampir setiap aspek kehidupan. Contoh:
- 80% penjualan dihasilkan oleh 20% produk.
- 80% kecelakaan disebabkan oleh 20% pengendara.
- 80% gol dalam Piala Dunia dihasilkan oleh 20% penyerang.
Diagram
Pareto diperkenalkan oleh seorang ahli yaitu Alfredo Pareto. Diagram Pareto ini
merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan
menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu
menemukan permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking
tertinggi) sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan (ranking
terendah). Selain itu, Diagram Pareto juga dapat digunakan untuk membandingkan
kondisi proses, misalnya ketidaksesuaian proses, sebelum dan setelah diambil
tindakan perbaikan terhadap proses
Penyusunan Diagram Pareto meliputi enam langkah, yaitu:
1.
Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian
data, misalnya berdasarkan masalah, penyebab jenis ketidaksesuaian, dan
sebagainya.
2.
Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan
karakteristik‑ karakteristik tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit, dan
sebagainya.
3.
Mengumpulkan data sesuai dengan
interval waktu yang telah ditentukan.
4.
Merangkum data dan membuat
rangking kategori data tersebut dari yaang terbesar hingga yang terkecil.
5.
Menghitung frekuensi kumulatif
atau persentase kumulatif yang digunakan.
6.
Menggambar diagram batang,
menunjukkan tingkat kepentingan relatif masing- masing masalah.
Mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat perhatian.
Fungsi dari Diagram Pareto adalah untuk
dipergunakan mengidentifikasi dan mengevaluasi tipe-tipe/jenis-jenis Non Conformance.
Pareto Chart dikembangkan oleh seorang ahli ekonomi Italia yang bernama Vilredo
Pareto pada abad ke 19. Pareto Diagram digunakan untuk memperbandingkan
berbagai kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya, dari yang paling
besar disebelah kiri ke yang paling kecil disebelah kanan. Susunan tersebut
akan membantu kita untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori
kejadian-kejadian atau sebab-sebab kejadian yang dikaji.
Dengan bantuan Pareto Diagram tersebut
kegiatan akan lebih efektif dengan memusatkan perhatian pada sebab-sebab yang
mempunyai dampak yang paling besar terhadap kejadian daripada meninjau berbagai
sebab suatu waktu. Berbagai Pareto Chart dapat digambarkan dengan menggunakan
data yang sama, tetapi digambarkan secara berlainan. Dengan cara menunjukkan
data menurut frekuensi terjadinya, menurut biaya, menurut waktu terjadinya,
dapat diungkapkan berbagai prioritas penanganannya tergantung pada kebutuhan
spesifik yang ada. Dengan demikian tidak dapat begitu saja ditentukan bar yang
terbesar dalam Pareto Chart sebagai persoalan yang terbesar. Dalam hal ini
harus dikumpulkan terlebih dahulu informasi secukupnya. Dalam mengadakan
Analisis Pareto, yang diatasi adalah sebab kejadian, bukannya gejalanya.
Langkah yang dipergunakan ialah (Eugene L. Grant, 1988):
Langkah yang dipergunakan ialah (Eugene L. Grant, 1988):
a.
Mengidentifikasi tipe-tipe/jenis-jenis yang akan diperbandingkan.
Jika pengkategorian Peta Kontrol sudah dibuat maka untuk membuat identifikasi
ini adalah mudah. Setelah itu merencanakan dan melaksanakan pengumpulan data,
yaitu:
b.
Menentukan
masalah yang akan diteliti.
c.
Menentukan
data apa yang akan diperlukan dan bagaimana
mengklasifikasikan atau mengkategorikan data itu.
d.
Menentukan
metode dan periode pengumpulan data.
e.
Menentukan
frekuensi dari kategori Non Conformance yaituŸ dengan membuat suatu ringkasan daftar atau tabel
yang mencatat frekuensi kejadian dari masalah yang telah diteliti dengan
menggunakan Check Sheet.
f.
Mengurutkan
menurut frekuensinya yaitu dengan membuat daftarŸ masalah secara berurut berdasarkan frekuensi kejadian
dari yang tertinggi sampai yang terendah.
g.
Menghitung
prosentase dari frekuansi tersebut yaitu dengan menghitung frekuensi kumulatif,
prosentase dari total kejadian dan prosentase dari total kejadian secara
kumulatif.
h.
Membuat diagram berdasarkan pada urutan diatas.
i.
Memutuskan
untuk mengambil tindakan peningkatan atas Penyebab Utama dari masalah yang
sedang terjadi tersebut.
Dengan
demikian dapat diketahui frekuensi Non Conformance yang paling tinggi, meskipun
tidak harus yang paling penting. Diagram Pareto untuk analisis dapat dibagi dua
yaitu (Vincent Gaspersz, 2001):
1. Diagram Pareto mengenai Fenomena: Yaitu yang berkaitan dengan hasil-hasil
yang tidak diinginkan dan digunakan untuk mengetahui masalah utama yang ada.
Misalnya:
- Kualitas: kerusakan, kegagalan, keluhan, perbaikan dan lain-lain.
- Biaya: jumlah kerugian, ongkos pengeluaran dan lain-lain.
- Delivery: penundaan delivery, keterlambatan pembayaran dan lain-lain.
- Keamanan: kecelakaan, kesalahan, gangguan dan lain-lain.
2. Diagram Pareto mengenai Penyebab: Yaitu yang berkaitan dengan penyebab dalam proses dan dipergunakan untuk mengetahui apa penyebab utama dari masalah yang ada.
- Kualitas: kerusakan, kegagalan, keluhan, perbaikan dan lain-lain.
- Biaya: jumlah kerugian, ongkos pengeluaran dan lain-lain.
- Delivery: penundaan delivery, keterlambatan pembayaran dan lain-lain.
- Keamanan: kecelakaan, kesalahan, gangguan dan lain-lain.
2. Diagram Pareto mengenai Penyebab: Yaitu yang berkaitan dengan penyebab dalam proses dan dipergunakan untuk mengetahui apa penyebab utama dari masalah yang ada.
Misalnya:
- Operator: umur, pengalaman,
ketrampilan, sifat individual dan lain-lain.
- Mesin: peralatan, istrumen dan
lain-lain.
-Bahan Baku: pembuatan bahan baku,
macamnya dan lain-lain.
- Metode Operasi: kondisi operasi, metode
kerja, sistem pengaturan dan lain-lain.
Jadi kegunaan Pareto Diagram adalah:
• Menunjukkan prioritas sebab-sebab
kejadian atau persoalan yang perlu ditangani. Pareto Chart dapat membantu kita
untuk memusatkan perhatian pada persoalan utama yang harus ditangani dalam
upaya perbaikan.
• Menunjukkan hasil upaya perbaikan. Sesudah dilakukan tindakan korektif berdasarkan prioritas, kita dapat mengadakan pengukuran ulang dan membuat Pareto Chart yang baru. Apabila terdapat perubahan dalam Pareto Chart yang baru itu, maka tindakan korektif tersebut ada dampaknya.
• Menyusun data menjadi informasi yang berguna. Dengan Pareto Chart sejunlah data yang besar dapat disaring menjadi informasi yang signifikan.
• Menunjukkan hasil upaya perbaikan. Sesudah dilakukan tindakan korektif berdasarkan prioritas, kita dapat mengadakan pengukuran ulang dan membuat Pareto Chart yang baru. Apabila terdapat perubahan dalam Pareto Chart yang baru itu, maka tindakan korektif tersebut ada dampaknya.
• Menyusun data menjadi informasi yang berguna. Dengan Pareto Chart sejunlah data yang besar dapat disaring menjadi informasi yang signifikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar