Pantun adalah salah satu bentuk puisi lama Indonesia yang
awalnya merupakan tradisi lisan. Namun, pada perkembangannya banyak pula
terdapat dalam bentuk tulis. Tiap baitnya terdiri atas empat baris bersajak
a-b-a-b. baris pertama dan bari skedua berupa sampiran, sedangkan baris ketiga
dan keempat berupa isi. Berikut bentuk-bentuk lain dari pantun.
1.
Karmina (pantun kilat)
Disebut pantun kilat karena hanya terdiri atas 2 baris bersajak a-a;
baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua merupakan isi.
Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci
2.
Gurindam
Puisi ini berisi nasihat yang bersajak a-a, b-b dan seterusnya. Baris pertama
berupa masalah, baris berikutnya berupa jawaban atau akibat dari masalah
tersebut.
kurang pikir kurang siasat (a)
tentu dirimu akan tersesat (a)
barang siapa tinggalkan sembahyang (b)
bagai rumah tiada bertiang (b)
jika suami tidak berhati lurus(c)
istri pun kelak menjadi kurus(c)
3.
Talibun
Pantun ini terdiri atas lebih dari empat baris, mulai dari enam, delapan,
bahkan dua puluh baris-selalu genap. Sajaknya abc-abc, abcd-abcd dan
seterusnya.
Permata jatuh ke rumput (a)
Jatuh ke rumput gilang-gilang (b)
Ditempuh dilanda jangan (c)
Rumput sarat sela-bersela (d)
Di mata sungguhpun luput (a)
Di hati tidak kunjung hilang (b)
Siang menjadi angan-angan (c)
Malam menjadi impian pula (d)
4.
Seloka (pantun berkait)
Pantun yang terdiri atas beberapa bait ini sambung menyambung-jika
dilisankan, bersahut-sahutan. Keterkaitannya terletak pada kalimat tertentu
yang diulang dari bait-bait sebelumnya.
Ditangkap dengan ujung kain (a)
Tertangkap anak teri (b)
Jika tuan berniat kawin (a)
Kami bersedia menjadi istri (b)
Tertangkap anak teri (a)
Dijual orang ke kota tua (b)
Kami bersedia menjadi istri (a)
Hidup mati kita berdua(b)
Ramai orang di kota tua (a)
Orang cina berdagang kain (b)
Hidup mati kita berdua (a)
Asal jangan cari yang lain (b)
Adapun contoh-contoh pantun yang dibagi berdasarkan isi,
1.
Pantun Anak-anak
Berbuai anak berbuai
Berbuai picingkan mata
Kalau dapat teman sesuai
Jangan lupa teman yang lama
Mata merah terkena debu
Debu terbang hingga di batu
Hati senang melihat ibu
Membawakan sekotak susu (Rosidah Albana)
2.
Pantun Orang Muda
Buah manga rasanya manis
Dirujak campur papaya
Apa kabar adik yang manis
Maukah berkenalan dengan saya?
Anak ayam disambar elang
Mati satu timbullah dendam
Wahai kanda lekaslah pulang
Dinda tunggu sampai larut malam (Rosidah Albana)
3.
Pantun Orang Tua
Anak ayam turun sepuluh
Mati seekor tinggal Sembilan
Bangun pagi sembahyang subuh
Minta ampun kepada Tuhan
Hari ini hari selasa
Besok hari rabu
Hari ini kita bahagia
Besok siapa yang tau (Rosidah Albana)
Batu pualam di pinggir kali
Batu diasah menjadi cincin
Hidup ini Cuma sekali
Gunakan waktu sebaik mungkin (Rosidah Albana)
Bulan Ramadhan selalu dinanti
Buah kurma pembuka saji
Barang siapa suka mencuri
Api neraka siap menanti (Rosidah Albana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar